Palangka Raya (ANTARA) -
Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran mengatakan, hingga saat ini upaya penanganan inflasi masih terus digencarkan melalui berbagai upaya di lapangan, baik pasar murah, pasar penyeimbang dan lainnya.
Setiap hari selalu dipantau perkembangan di lapangan, khususnya lokasi sampel seperti Kota Palangka Raya dan Kabupaten Kotawaringin Timur, kata Sugianto di Palangka Raya, Jumat.
"Saya meminta bupati dan wali kota jangan ada yang keluar dari Kalteng, khususnya Wali Kota Palangka Raya dan Bupati Kotawaringin Timur, kalau tidak perlu, bertahan saja di tempat dan tangani inflasi secara serius," tegasnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat inflasi tahun kalender (September 2022 terhadap Desember 2021) untuk Kota Palangka Raya sebesar 6,13 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (September 2022 terhadap September 2021) tercatat 7,69 persen.
Peningkatan nilai inflasi di Palangka Raya pada tahun ini dibandingkan tahun lalu, di antaranya disebabkan kelangkaan dan kenaikan harga minyak goreng beberapa bulan lalu, penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) seiring kenaikan harga minyak mentah dunia yang berpengaruh terhadap biaya angkutan.
Selain itu, kenaikan harga bahan bakar rumah tangga, kenaikan tarif angkutan antar kota, serta cuaca yang tidak menentu yang mengganggu suplai dan distribusi barang.
Baca juga: BNI gandeng Pemprov Sulut bantu penataan Kawasan Wisata Bunaken
Baca juga: BNI gandeng Pemprov Sulut bantu penataan Kawasan Wisata Bunaken
Sedangkan tingkat inflasi tahun kalender (September 2022 terhadap Desember 2021) untuk Kota Sampit sebesar 5,62 persen dengan tingkat inflasi tahun ke tahun (September 2022 terhadap September 2021) sebesar 8,85 persen.
Peningkatan nilai inflasi di Sampit pada tahun ini dibandingkan tahun lalu antara lain juga disebabkan kelangkaan dan kenaikan harga minyak goreng beberapa bulan lalu.
Selanjutnya karena adanya penyesuaian harga BBM seiring kenaikan harga minyak mentah dunia yang berpengaruh terhadap biaya angkutan, kenaikan harga bahan bakar rumah tangga, serta cuaca yang tidak menentu yang mengganggu suplai dan distribusi barang.
Sugianto mengaku, dari upaya penanggulangan inflasi hingga saat ini, hasilnya masih belum optimal dan jauh dari harapan yang diinginkan, yakni capaian Kalteng secara nasional masih memerlukan pembenahan.
Adapun dalam paparan pada rapat penanganan dan pengendalian inflasi, ranking inflasi provinsi September (yoy), Kalteng berada pada urutan kedua dengan inflasi sebesar 8,12 persen.
"Saya minta kepada jajaran kepala perangkat daerah untuk bergerak cepat, melanjutkan berbagai upaya penanggulangan inflasi serta meningkatkannya," tuturnya.
Baca juga: Optimalkan penegakan hukum, Pemprov Kalteng bantu bangun kantor Kejati
Baca juga: Pemprov tingkatkan kemampuan fotografi ASN tunjang pengembangan ekraf
Baca juga: Pemprov Kalteng bantu pelaku usaha transportasi tekan inflasi
Baca juga: Optimalkan penegakan hukum, Pemprov Kalteng bantu bangun kantor Kejati
Baca juga: Pemprov tingkatkan kemampuan fotografi ASN tunjang pengembangan ekraf
Baca juga: Pemprov Kalteng bantu pelaku usaha transportasi tekan inflasi