Sampit (ANTARA) - Banjir yang merendam puluhan desa di Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah sudah sangat mengganggu aktivitas masyarakat, bahkan musyawarah perencanaan pembangunan di Desa Hanjalipan Kecamatan Kota Besi harus diikuti peserta di atas perahu karena hampir seluruh wilayah desa itu terendam banjir.
"Situasinya seperti ini, jadi tadi musrenbang desa kami laksanakan seperti ini, di atas perahu. Ini banjir terus bertambah tinggi," kata Kepala Desa Hanjalipan, Sapransyah dihubungi dari Sampit, Selasa.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotawaringin Timur, ada 27 desa di delapan kecamatan yang saat ini dilanda banjir. Masyarakat diingatkan meningkatkan kewaspadaan karena banjir berpotensi bertambah parah.
Hanjalipan termasuk desa yang paling parah dilanda banjir. Desa yang berada di pinggir sungai ini merupakan desa paling lama dilanda banjir pada musim banjir kali ini.
Banjir membuat musyawarah perencanaan pembangunan Desa Hanjalipan terpaksa digelar di tengah suasana banjir. Hadir dalam kegiatan ini Camat Kota Besi Gusti Mukafi dan perwakilan dari pemerintah kabupaten.
Musyawarah digelar di teras rumah kepala desa yang sedang terendam banjir, sementara peserta yang hadir mengikuti kegiatan dari atas perahu ces masing-masing. Meski begitu, kegiatan yang bertujuan menyerap aspirasi masyarakat serta mengusulkan rencana pembangunan itu tetap berjalan dengan baik.
"Banjir di desa kami ini terjadi sejak 5 September sampai sekarang dan air terus bertambah tinggi. Saat ini ketinggian air di atas jalan berkisar 150 sampai 230 centimeter. Rumah yang terendam hampir semuanya, dari 314 buah rumah di desa ini," jelas Sapransyah.
Warga Desa Hanjalipan Kecamatan Kota Besi mengikuti musrenbang desa dari atas perahu karena hampir seluruh bangunan di desa itu terendam banjir, Selasa (18/10/2022). ANTARA/HO-Pemdes Hanjalipan
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotawaringin Timur, Rihel menyampaikan bahwa banjir saat ini terus meluas. Banjir yang sebelumnya melanda 24 desa di enam kecamatan, kini meluas menjadi 27 desa yang tersebar di delapan kecamatan.
"Ketinggian air rata-rata 60 sampai satu meter lebih. Untuk banjir di Kecamatan Telawang dan Muara Ubar itu ada pengaruh hujan dan air pasang laut naik," kata Rihel.
Banjir di Kecamatan Mentaya Hulu ada sembilan desa yakni meliputi Desa Tangkarobah, Pendadurian, Pahirangan, Baampah, Kawan Batu, Tangar, Kelurahan Kuala Kuayan, Tanjung Jariangau dan Bawan.
Banjir di Kecamatan Parenggean melanda Kelurahan Parenggean dan Bejarau. Banjir di Kecamatan Telaga Antang melanda delapan desa yaitu Tumbang Boloi, Tumbang Bajanei, Luwuk Kowan, Rantau Tampang, Mangkup, Rantau Katang, Tumbang Sangai dan Tukang Langit.
Banjir di Kecamatan Tualan Hulu melanda Desa Sebungsu. Banjir di Kecamatan Kota Besi melanda Desa Hanjalipan dan banjir di Kecamatan Bukit Santuai melanda Desa Tumbang Penyahuan.
Sementara itu banjir di Kecamatan Telawang melanda empat desa yaitu Biru Maju, Tanah Putih, Kenyala dan Sebabi. Banjir di Kecamatan Cempaga Hulu melanda Desa Sungai Ubar Mandiri.
"Banjir di Kecamatan Tualan Hulu tinggal yang terendam rumah di Desa Sebungsu. Biasanya tunggu satu atau dua hari banjirnya akan turun ke Desa Bejarau wilayah Parenggean. Untuk itu kami meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan," demikian Rihel.
Baca juga: Pemuda Kotim ungkapkan keprihatinan melalui lomba pidato
Baca juga: BMKG ingatkan waspadai potensi banjir pada dua puncak musim hujan
Baca juga: KPU Kotim verifikasi faktual sembilan parpol nonparlemen
"Situasinya seperti ini, jadi tadi musrenbang desa kami laksanakan seperti ini, di atas perahu. Ini banjir terus bertambah tinggi," kata Kepala Desa Hanjalipan, Sapransyah dihubungi dari Sampit, Selasa.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotawaringin Timur, ada 27 desa di delapan kecamatan yang saat ini dilanda banjir. Masyarakat diingatkan meningkatkan kewaspadaan karena banjir berpotensi bertambah parah.
Hanjalipan termasuk desa yang paling parah dilanda banjir. Desa yang berada di pinggir sungai ini merupakan desa paling lama dilanda banjir pada musim banjir kali ini.
Banjir membuat musyawarah perencanaan pembangunan Desa Hanjalipan terpaksa digelar di tengah suasana banjir. Hadir dalam kegiatan ini Camat Kota Besi Gusti Mukafi dan perwakilan dari pemerintah kabupaten.
Musyawarah digelar di teras rumah kepala desa yang sedang terendam banjir, sementara peserta yang hadir mengikuti kegiatan dari atas perahu ces masing-masing. Meski begitu, kegiatan yang bertujuan menyerap aspirasi masyarakat serta mengusulkan rencana pembangunan itu tetap berjalan dengan baik.
"Banjir di desa kami ini terjadi sejak 5 September sampai sekarang dan air terus bertambah tinggi. Saat ini ketinggian air di atas jalan berkisar 150 sampai 230 centimeter. Rumah yang terendam hampir semuanya, dari 314 buah rumah di desa ini," jelas Sapransyah.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotawaringin Timur, Rihel menyampaikan bahwa banjir saat ini terus meluas. Banjir yang sebelumnya melanda 24 desa di enam kecamatan, kini meluas menjadi 27 desa yang tersebar di delapan kecamatan.
"Ketinggian air rata-rata 60 sampai satu meter lebih. Untuk banjir di Kecamatan Telawang dan Muara Ubar itu ada pengaruh hujan dan air pasang laut naik," kata Rihel.
Banjir di Kecamatan Mentaya Hulu ada sembilan desa yakni meliputi Desa Tangkarobah, Pendadurian, Pahirangan, Baampah, Kawan Batu, Tangar, Kelurahan Kuala Kuayan, Tanjung Jariangau dan Bawan.
Banjir di Kecamatan Parenggean melanda Kelurahan Parenggean dan Bejarau. Banjir di Kecamatan Telaga Antang melanda delapan desa yaitu Tumbang Boloi, Tumbang Bajanei, Luwuk Kowan, Rantau Tampang, Mangkup, Rantau Katang, Tumbang Sangai dan Tukang Langit.
Banjir di Kecamatan Tualan Hulu melanda Desa Sebungsu. Banjir di Kecamatan Kota Besi melanda Desa Hanjalipan dan banjir di Kecamatan Bukit Santuai melanda Desa Tumbang Penyahuan.
Sementara itu banjir di Kecamatan Telawang melanda empat desa yaitu Biru Maju, Tanah Putih, Kenyala dan Sebabi. Banjir di Kecamatan Cempaga Hulu melanda Desa Sungai Ubar Mandiri.
"Banjir di Kecamatan Tualan Hulu tinggal yang terendam rumah di Desa Sebungsu. Biasanya tunggu satu atau dua hari banjirnya akan turun ke Desa Bejarau wilayah Parenggean. Untuk itu kami meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan," demikian Rihel.
Baca juga: Pemuda Kotim ungkapkan keprihatinan melalui lomba pidato
Baca juga: BMKG ingatkan waspadai potensi banjir pada dua puncak musim hujan
Baca juga: KPU Kotim verifikasi faktual sembilan parpol nonparlemen