Sampit (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah meminta santri di daerah ini meningkatkan peran membantu masyarakat dan pembangunan daerah ini.
"Di pondok pesantren itu tidak melulu pendidikan agama, tetapi juga ada pendidikan umum dan lainnya. Lebih-lebih dalam hal kepedulian kemanfaatan bagi umat. Selama ini memang kita sudah bekerjasama dengan santri atau pondok-pondok pesantren yang ada," kata Bupati Halikinnor saat memimpin upacara peringatan Hari Santri Nasional di Sampit, Sabtu.
Ratusan santri dari sejumlah pondok pesantren di Sampit hadir. Upacara ini merupakan puncak rangkaian acara yang digelar dalam merayakan Hari Santri Nasional tahun ini.
Menurut Halikinnor, Hari Santri Nasional diperingati sebagai bentuk perhatian pemerintah terhadap peran pondok pesantren dan santri terhadap bangsa dan daerah. Ini juga bentuk apresiasi pemerintah terhadap pendidikan keagamaan tersebut.
Tema peringatan Hari Santri Nasional tahun ini yaitu Berdaya Menjaga Martabat Kemanusiaan. Maksud tema ini adalah bahwa santri dalam sejarahnya selalu terlibat aktif dalam setiap fase perjalanan Indonesia.
Ketika Indonesia memanggil, santri tidak pernah mengatakan tidak. Santri dengan berbagai latar belakangnya siap sedia mendarmabaktikan hidupnya untuk bangsa dan negara.
Baca juga: Masyarakat Kotim diedukasi tentang pentingnya pengendalian kelahiran
Dulu ketika Indonesia masih dijajah, para santri turun ke medan laga berperang melawan penjajah menggunakan senjata bambu runcing yang terlebih dahulu didoakan kyai agar mereka tidak gentar melawan musuh.
Hingga kini santri juga terus menunjukkan kontribusinya terhadap negara ini. Peran santri juga dirasakan di daerah dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat.
Menurut Halikinnor, keberadaan santri diharapkan tidak hanya menjaga agama, tetapi juga menjaga kemaslahatan umat dan menjaga kemanusiaan.
Artinya, pondok pesantren tidak hanya asik dengan kehidupan keagamaan atau belajar agama tidak tetapi juga punya kepedulian sosial dan empati, khususnya terhadap masyarakat yang terkena musibah.
Pemerintah daerah juga terus berupaya membantu pondok pesantren agar terus berkembang. Meski tidak secara langsung, namun bantuan diberikan dalam wujud fasilitas dan sarana prasarana pendukung.
"Kita lagi mencari dasar hukum. Tetapi kita sudah membantu misalnya pembangunan fasilitas gedung, pengaspalan jalan dalam lingkungan pondok pesantren. Tetap kita bantu, tetapi tentu tetap mengacu pada aturan," demikian Halikinnor.
Baca juga: Korban banjir di Kotim semakin banyak yang mengungsi
"Di pondok pesantren itu tidak melulu pendidikan agama, tetapi juga ada pendidikan umum dan lainnya. Lebih-lebih dalam hal kepedulian kemanfaatan bagi umat. Selama ini memang kita sudah bekerjasama dengan santri atau pondok-pondok pesantren yang ada," kata Bupati Halikinnor saat memimpin upacara peringatan Hari Santri Nasional di Sampit, Sabtu.
Ratusan santri dari sejumlah pondok pesantren di Sampit hadir. Upacara ini merupakan puncak rangkaian acara yang digelar dalam merayakan Hari Santri Nasional tahun ini.
Menurut Halikinnor, Hari Santri Nasional diperingati sebagai bentuk perhatian pemerintah terhadap peran pondok pesantren dan santri terhadap bangsa dan daerah. Ini juga bentuk apresiasi pemerintah terhadap pendidikan keagamaan tersebut.
Tema peringatan Hari Santri Nasional tahun ini yaitu Berdaya Menjaga Martabat Kemanusiaan. Maksud tema ini adalah bahwa santri dalam sejarahnya selalu terlibat aktif dalam setiap fase perjalanan Indonesia.
Ketika Indonesia memanggil, santri tidak pernah mengatakan tidak. Santri dengan berbagai latar belakangnya siap sedia mendarmabaktikan hidupnya untuk bangsa dan negara.
Baca juga: Masyarakat Kotim diedukasi tentang pentingnya pengendalian kelahiran
Dulu ketika Indonesia masih dijajah, para santri turun ke medan laga berperang melawan penjajah menggunakan senjata bambu runcing yang terlebih dahulu didoakan kyai agar mereka tidak gentar melawan musuh.
Hingga kini santri juga terus menunjukkan kontribusinya terhadap negara ini. Peran santri juga dirasakan di daerah dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat.
Menurut Halikinnor, keberadaan santri diharapkan tidak hanya menjaga agama, tetapi juga menjaga kemaslahatan umat dan menjaga kemanusiaan.
Artinya, pondok pesantren tidak hanya asik dengan kehidupan keagamaan atau belajar agama tidak tetapi juga punya kepedulian sosial dan empati, khususnya terhadap masyarakat yang terkena musibah.
Pemerintah daerah juga terus berupaya membantu pondok pesantren agar terus berkembang. Meski tidak secara langsung, namun bantuan diberikan dalam wujud fasilitas dan sarana prasarana pendukung.
"Kita lagi mencari dasar hukum. Tetapi kita sudah membantu misalnya pembangunan fasilitas gedung, pengaspalan jalan dalam lingkungan pondok pesantren. Tetap kita bantu, tetapi tentu tetap mengacu pada aturan," demikian Halikinnor.
Baca juga: Korban banjir di Kotim semakin banyak yang mengungsi