Palangka Raya (ANTARA) - Legislator Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah Jhony Arianto Satria Putra mengapresiasi kinerja pemerintah kota (pemkot) setempat yang selalu berkolaborasi dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di wilayah itu.
"Kami mengapresiasi upaya yang dilakukan oleh pemkot dan OPD setempat, sebab dari hasil kolaborasi berjalan dengan baik. Kami sendiri merasakan bahwa ada kesamaan harga-harga di pasaran khususnya barang konsumsi itu tidak jauh beda dijual para pedagang," katanya di Palangka Raya, Selasa.
Menurut Anggota DPRD Palangka Raya dari Komisi B itu, pihak-pihak terkait yang tergabung dalam tim pengendali inflasi daerah itu terus berupaya agar kenaikan harga barang di tengah masyarakat tidak terjadi lonjakan yang sangat besar.
Apalagi pemkot juga dinilai mampu mendorong program-program yang menahan lajunya inflasi yang terjadi dalam beberapa minggu lalu, seperti mengarahkan masyarakat pada kegiatan pasar murah baik itu paket sembako yang sudah disubsidi pemerintah maupun gas elpiji 3 kilogram yang dijual dengan harga Harga Eceran Tertinggi (HET).
"Skema subsidi sembako yang diberikan pemkot saya rasa sudah tepat sasaran, sehingga tidak terjadi kenaikan yang parah. Hanya saja pada gas elpiji 3 kg yang harus diperhatikan lagi," pintanya.
Selain itu, Jhony Arianto Satria Putra memberikan saran, pemkot setempat selain mengadakan kegiatan operasi pasar murah, pihaknya juga harus memiliki program jangka panjang.
Hal itu tentunya untuk menghindari terjadinya kenaikan harga bahan pokok yang hampir terjadi secara rutin setiap bulannya dalam satu tahun.
"Program jangka panjang terkait hal itu seperti yang sudah dilakukan harus dipatenkan, ini bertujuan untuk menekan laju inflasi yang selama ini terjadi di daerah kita," ungkap Johny Arianto Satria Saputra.
Berdasarkan pantauan di lapangan, saat ini sejumlah harga barang-barang seiring naiknya harga jual Bahan Bakar Minyak (BBM) juga ikut naik.
Efek dari kenaikan BBM bersubsidi jenis pertalite pada beberapa waktu lalu, tidak hanya harga bahan pokok saja mengalami kenaikan, melainkan ongkos angkutan bahan pangan serta lain sebagainya juga ikut mengalami hal yang serupa.
"Kami mengapresiasi upaya yang dilakukan oleh pemkot dan OPD setempat, sebab dari hasil kolaborasi berjalan dengan baik. Kami sendiri merasakan bahwa ada kesamaan harga-harga di pasaran khususnya barang konsumsi itu tidak jauh beda dijual para pedagang," katanya di Palangka Raya, Selasa.
Menurut Anggota DPRD Palangka Raya dari Komisi B itu, pihak-pihak terkait yang tergabung dalam tim pengendali inflasi daerah itu terus berupaya agar kenaikan harga barang di tengah masyarakat tidak terjadi lonjakan yang sangat besar.
Apalagi pemkot juga dinilai mampu mendorong program-program yang menahan lajunya inflasi yang terjadi dalam beberapa minggu lalu, seperti mengarahkan masyarakat pada kegiatan pasar murah baik itu paket sembako yang sudah disubsidi pemerintah maupun gas elpiji 3 kilogram yang dijual dengan harga Harga Eceran Tertinggi (HET).
"Skema subsidi sembako yang diberikan pemkot saya rasa sudah tepat sasaran, sehingga tidak terjadi kenaikan yang parah. Hanya saja pada gas elpiji 3 kg yang harus diperhatikan lagi," pintanya.
Selain itu, Jhony Arianto Satria Putra memberikan saran, pemkot setempat selain mengadakan kegiatan operasi pasar murah, pihaknya juga harus memiliki program jangka panjang.
Hal itu tentunya untuk menghindari terjadinya kenaikan harga bahan pokok yang hampir terjadi secara rutin setiap bulannya dalam satu tahun.
"Program jangka panjang terkait hal itu seperti yang sudah dilakukan harus dipatenkan, ini bertujuan untuk menekan laju inflasi yang selama ini terjadi di daerah kita," ungkap Johny Arianto Satria Saputra.
Berdasarkan pantauan di lapangan, saat ini sejumlah harga barang-barang seiring naiknya harga jual Bahan Bakar Minyak (BBM) juga ikut naik.
Efek dari kenaikan BBM bersubsidi jenis pertalite pada beberapa waktu lalu, tidak hanya harga bahan pokok saja mengalami kenaikan, melainkan ongkos angkutan bahan pangan serta lain sebagainya juga ikut mengalami hal yang serupa.