Palangka Raya (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah terus meningkatkan langkah kolaborasi bersama para pemangku kepentingan dalam upaya pengendalian harga barang kebutuhan pokok maupun inflasi, khususnya menghadapi Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2023.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kalteng Riza Rahmadi di Palangka Raya, Sabtu, mengatakan, pihaknya bersama pemerintah kabupaten dan kota terus melaksanakan kegiatan-kegiatan di lapangan yang bertujuan mengintervensi harga barang kebutuhan pokok.
"Seperti pasar murah maupun pasar penyeimbang akan tetap kami lakukan di berbagai kabupaten dan kota. Mudah-mudahan menghadapi Nataru ini harga-harga bisa kita kendalikan," terangnya.
Melalui pasar murah maupun pasar penyeimbang, diharapkan dapat membantu masyarakat kurang mampu dalam memenuhi kebutuhan pokok, serta memberi dampak psikologis terhadap pasar sehingga mencegah terjadinya 'permainan harga'.
Selain itu, pihaknya juga telah menjalin komunikasi dengan para pedagang pasar di Palangka Raya, untuk rencana pemberian subsidi yang di antaranya berupa subsidi angkutan barang.
Lebih lanjut, pihaknya juga terus memperkuat koordinasi antar lintas sektor dalam upaya pengendalian tersebut, termasuk bersama Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Palangka Raya, serta lainnya.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Palangka Raya Amos Residul mendukung agar pemerintah daerah, terus mengoptimalkan langkah-langkah kolaborasi di lapangan dalam upaya pengendalian harga hingga inflasi.
Baca juga: Pemprov Kalteng-KKP gelar lomba fotografi promosikan wisata bahari
Menurutnya berdasarkan pengalaman di setiap tahunnya, pada November-Desember tren yang terjadi cenderung inflasi naik. Oleh karenanya, tinggal bagaimana antisipasi pemerintah daerah dalam mencegah maupun meminimalisirnya.
"Kalau pun inflasi, bagaimana menjaga agar tidak terlalu tinggi atau masih dalam batasan normal, syukur kalau bisa deflasi," ucapnya.
Dia mengatakan, langkah kolaboratif yang sudah berjalan harus terus dilakukan, sebab pengendalian harga tidak bisa hanya dilakukan satu institusi.
Adapun berdasarkan data yang dirilis BPS inflasi pada Oktober 2022 di Palangka Raya yakni 7,39 persen (yoy). Komoditi utama terhadap inflasi, meliputi beras, bensin, mi, nasi dengan lauk, daging ayam ras, ikan gabus, ikan baung, ikan goreng, sawi hijau dan solar.
Baca juga: Infrastruktur Food Estate Kalteng untuk percepatan pertumbuhan multisektor
Baca juga: Pemprov Kalteng luncurkan Program 'Kredit Melawan Rentenir Betang Berkah'
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kalteng Riza Rahmadi di Palangka Raya, Sabtu, mengatakan, pihaknya bersama pemerintah kabupaten dan kota terus melaksanakan kegiatan-kegiatan di lapangan yang bertujuan mengintervensi harga barang kebutuhan pokok.
"Seperti pasar murah maupun pasar penyeimbang akan tetap kami lakukan di berbagai kabupaten dan kota. Mudah-mudahan menghadapi Nataru ini harga-harga bisa kita kendalikan," terangnya.
Melalui pasar murah maupun pasar penyeimbang, diharapkan dapat membantu masyarakat kurang mampu dalam memenuhi kebutuhan pokok, serta memberi dampak psikologis terhadap pasar sehingga mencegah terjadinya 'permainan harga'.
Selain itu, pihaknya juga telah menjalin komunikasi dengan para pedagang pasar di Palangka Raya, untuk rencana pemberian subsidi yang di antaranya berupa subsidi angkutan barang.
Lebih lanjut, pihaknya juga terus memperkuat koordinasi antar lintas sektor dalam upaya pengendalian tersebut, termasuk bersama Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Palangka Raya, serta lainnya.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Palangka Raya Amos Residul mendukung agar pemerintah daerah, terus mengoptimalkan langkah-langkah kolaborasi di lapangan dalam upaya pengendalian harga hingga inflasi.
Baca juga: Pemprov Kalteng-KKP gelar lomba fotografi promosikan wisata bahari
Menurutnya berdasarkan pengalaman di setiap tahunnya, pada November-Desember tren yang terjadi cenderung inflasi naik. Oleh karenanya, tinggal bagaimana antisipasi pemerintah daerah dalam mencegah maupun meminimalisirnya.
"Kalau pun inflasi, bagaimana menjaga agar tidak terlalu tinggi atau masih dalam batasan normal, syukur kalau bisa deflasi," ucapnya.
Dia mengatakan, langkah kolaboratif yang sudah berjalan harus terus dilakukan, sebab pengendalian harga tidak bisa hanya dilakukan satu institusi.
Adapun berdasarkan data yang dirilis BPS inflasi pada Oktober 2022 di Palangka Raya yakni 7,39 persen (yoy). Komoditi utama terhadap inflasi, meliputi beras, bensin, mi, nasi dengan lauk, daging ayam ras, ikan gabus, ikan baung, ikan goreng, sawi hijau dan solar.
Baca juga: Infrastruktur Food Estate Kalteng untuk percepatan pertumbuhan multisektor
Baca juga: Pemprov Kalteng luncurkan Program 'Kredit Melawan Rentenir Betang Berkah'