Jakarta (ANTARA) - Jackie Chan mengatakan sedang dalam proses pembahasan untuk produksi film "Rush Hour 4" saat menghadiri Red Sea Film Festival, Arab Saudi, Kamis (8/12) waktu setempat.
"Kami sedang berbicara tentang bagian 4 sekarang," kata Chan dilansir Deadline, Jumat.
Chan juga mengatakan akan segera bertemu dengan sutradara filmnya untuk membahas soal naskah. Namun, Chan tidak menyebutkan siapa yang akan menjadi sutradara para seri keempat.
Pada tiga versi "Rush Hour" sebelumnya disutradarai oleh Brett Ratner. Sampai saat ini belum diketahui apakah Ratner akan melanjutkanya lagi.
Ratner sendiri belum menyutradarai film sejak 2014. Pada November 2017, tujuh wanita, termasuk aktris Olivia Munn dan Natasha Henstridge, menuduh pembuat film tersebut melakukan pelecehan dan pelanggaran seksual.
Chan membintangi tiga film "Rush Hour" antara tahun 1998 dan 2007 bersama komedian dan aktor Chris Tucker. Waralaba tersebut mengikuti seorang inspektur Hong Kong yang bekerja sama dengan petugas LAPD untuk menyelesaikan serangkaian kejahatan internasional.
"Rush Hour" asli meraup 244 juta dolar di seluruh dunia untuk New Line Cinema dan mengukuhkan Chan sebagai bintang laga berbahasa Inggris.
Namun, Chan mengatakan bahwa dia mengharapkan film itu meledak di box office, dan dia telah berencana untuk keluar dari Hollywood untuk selamanya karena kurangnya peran menarik yang dia terima.
"Saya mencoba berkali-kali untuk pergi ke Hollywood, tetapi setelah itu, saya mengatakan tidak ada lagi Hollywood karena bahasa Inggris saya tidak bagus, mereka bukan budaya saya, mereka tidak menyukai aksi semacam ini," ujarnya.
Chan berkata bahwa dia hanya menerima naskah tentang detektif Asia Timur di Amerika. Namun, dia sangat ingin mengembangkan usaha kreatifnya saat mendapat tawaran tersebut.
"Manajer saya bilang lihat, ada skrip, dan itu disebut 'Rush Hour'. Saya bilang tidak, polisi Hong Kong? Saya tidak akan melakukannya. Dia berkata Jackie, kenapa kamu tidak mencoba terakhir kali. Saya bilang oke, ini yang terakhir kali," kata Chan.
Setelah film pertama dirilis, Chan mengatakan dia menerima telepon dari Ratner dan Tucker, yang berkata, "Bung, kami sukses besar. Kami dapat 70 juta di akhir pekan pertama."
"Bagi saya, saya tidak menghitung berapa 70 juta itu. Saya tidak tahu box office. Saya hanya tahu itu pasti sukses. Kemudian mereka membuat bagian 2 dan 3," lanjutnya.
Sementara itu, Chan berbicara tentang perjalanan karier filmnya yang dimulai sebagai stuntman untuk Bruce Lee. Menurut Chan, Bruce Lee menyukainya di set "Fist of Fury sehingga sering mendapat lembur agar bisa mendapat bayaran tambahan.
Chan juga memberi tahu penonton bahwa tahun 2022 menandai hari jadinya yang ke-60 dalam industri film.
Namun, terlepas dari karirnya yang panjang dan sukses sebagai bintang aksi, Chan mengatakan berencana untuk membuat lebih sedikit kisah aksi dan lebih banyak kisah cinta di masa depan.
Dia juga saat ini sedang mempersiapkan sebuah proyek yang digambarkan sebagai film drama untuk wanita.
"Saya harap bisa segera dirilis di sini. Ini film drama. Dan itu dibuat untuk wanita. Saya harap suatu hari Anda bisa melihatnya," ujar Chan.
"Kami sedang berbicara tentang bagian 4 sekarang," kata Chan dilansir Deadline, Jumat.
Chan juga mengatakan akan segera bertemu dengan sutradara filmnya untuk membahas soal naskah. Namun, Chan tidak menyebutkan siapa yang akan menjadi sutradara para seri keempat.
Pada tiga versi "Rush Hour" sebelumnya disutradarai oleh Brett Ratner. Sampai saat ini belum diketahui apakah Ratner akan melanjutkanya lagi.
Ratner sendiri belum menyutradarai film sejak 2014. Pada November 2017, tujuh wanita, termasuk aktris Olivia Munn dan Natasha Henstridge, menuduh pembuat film tersebut melakukan pelecehan dan pelanggaran seksual.
Chan membintangi tiga film "Rush Hour" antara tahun 1998 dan 2007 bersama komedian dan aktor Chris Tucker. Waralaba tersebut mengikuti seorang inspektur Hong Kong yang bekerja sama dengan petugas LAPD untuk menyelesaikan serangkaian kejahatan internasional.
"Rush Hour" asli meraup 244 juta dolar di seluruh dunia untuk New Line Cinema dan mengukuhkan Chan sebagai bintang laga berbahasa Inggris.
Namun, Chan mengatakan bahwa dia mengharapkan film itu meledak di box office, dan dia telah berencana untuk keluar dari Hollywood untuk selamanya karena kurangnya peran menarik yang dia terima.
"Saya mencoba berkali-kali untuk pergi ke Hollywood, tetapi setelah itu, saya mengatakan tidak ada lagi Hollywood karena bahasa Inggris saya tidak bagus, mereka bukan budaya saya, mereka tidak menyukai aksi semacam ini," ujarnya.
Chan berkata bahwa dia hanya menerima naskah tentang detektif Asia Timur di Amerika. Namun, dia sangat ingin mengembangkan usaha kreatifnya saat mendapat tawaran tersebut.
"Manajer saya bilang lihat, ada skrip, dan itu disebut 'Rush Hour'. Saya bilang tidak, polisi Hong Kong? Saya tidak akan melakukannya. Dia berkata Jackie, kenapa kamu tidak mencoba terakhir kali. Saya bilang oke, ini yang terakhir kali," kata Chan.
Setelah film pertama dirilis, Chan mengatakan dia menerima telepon dari Ratner dan Tucker, yang berkata, "Bung, kami sukses besar. Kami dapat 70 juta di akhir pekan pertama."
"Bagi saya, saya tidak menghitung berapa 70 juta itu. Saya tidak tahu box office. Saya hanya tahu itu pasti sukses. Kemudian mereka membuat bagian 2 dan 3," lanjutnya.
Sementara itu, Chan berbicara tentang perjalanan karier filmnya yang dimulai sebagai stuntman untuk Bruce Lee. Menurut Chan, Bruce Lee menyukainya di set "Fist of Fury sehingga sering mendapat lembur agar bisa mendapat bayaran tambahan.
Chan juga memberi tahu penonton bahwa tahun 2022 menandai hari jadinya yang ke-60 dalam industri film.
Namun, terlepas dari karirnya yang panjang dan sukses sebagai bintang aksi, Chan mengatakan berencana untuk membuat lebih sedikit kisah aksi dan lebih banyak kisah cinta di masa depan.
Dia juga saat ini sedang mempersiapkan sebuah proyek yang digambarkan sebagai film drama untuk wanita.
"Saya harap bisa segera dirilis di sini. Ini film drama. Dan itu dibuat untuk wanita. Saya harap suatu hari Anda bisa melihatnya," ujar Chan.