Pangkalan Bun (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi kelas III Iskandar Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, memberikan peringatan potensi terjadinya banjir rob di wilayah pesisir daerah setempat.
"Kemungkinan akan terjadi banjir wilayah pesisir atau rob di wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat, khususnya di wilayah Kecamatan Kumai pada tanggal 27-28 Desember dari jam 21.00 WIB hingga 03.00 WIB," ujar Kepala Stasiun Meteorologi kelas III Pangkalan Bun Aqil Ihsan di Pangkalan Bun, Selasa.
Menurut Aqil, terjadinya banjir rob dikarenakan adanya aktivitas kenaikan muka air laut yang disebabkan dinamika di wilayah pesisir dan untuk wilayah Kalimantan Tengah, terjadi di wilayah Barat yakni pesisir Kotawaringin Barat.
"Kita berharap tidak terjadi hujan lebat di laut agar ketinggian air laut tidak bertambah," ujar Aqil.
Aqil mengatakan, banjir rob terjadi dikarenakan beberapa faktor, diantaranya angin kencang dan hujan lebat di laut. Namun potensi terjadinya banjir rob malam ini dikarenakan pasang maksimum air laut.
"Dengan tidak adanya hujan lebat dan angin di tengah laut, tentu bisa meminimalisir banjir rob yang lebih besar," ujarnya.
Dia menjelaskan, bahwa ia terus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait, dalam menghadapi potensi banjir rob di wilayah pesisir, misal dengan BPBD, PMI, Polri, TNI, dan masyarakat sekitar pesisir.
"Kita terus memberikan imbauan dan informasi terbaru tentang cuaca misal melalui media sosial dan grup whatsapp," terang Aqil.
Baca juga: BMKG minta waspadai potensi hujan lebat disertai angin-petir di Kalteng
Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG Eko Prasetyo, fenomena bulan baru dan perigee ini berpotensi meningkatkan ketinggian pasang air laut secara maksimum di sejumlah daerah pesisir Indonesia dari tanggal 20-30 Desember.
Berdasarkan pantauan data water level dan prediksi pasang surut, banjir rob berpotensi terjadi di 20 wilayah pesisir Indonesia, dan untuk Kalimantan Tengah terjadi di Kabupaten Kotawaringin Barat.
"Secara umum banjir rob akan berdampak pada kegiatan masyarakat di sekitar pelabuhan dan pesisir, seperti aktivitas bongkar muat di pelabuhan, kegiatan warga di pemukiman pesisir, serta aktivitas tambak garam dan perikanan darat," kata Eko.
Baca juga: Berpotensi gelombang tinggi, Perusahaan pelayaran di Kobar batalkan keberangkatan
Baca juga: Kapal pesiar bawa 120 turis tunda sandar di Kumai akibat cuaca
"Kemungkinan akan terjadi banjir wilayah pesisir atau rob di wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat, khususnya di wilayah Kecamatan Kumai pada tanggal 27-28 Desember dari jam 21.00 WIB hingga 03.00 WIB," ujar Kepala Stasiun Meteorologi kelas III Pangkalan Bun Aqil Ihsan di Pangkalan Bun, Selasa.
Menurut Aqil, terjadinya banjir rob dikarenakan adanya aktivitas kenaikan muka air laut yang disebabkan dinamika di wilayah pesisir dan untuk wilayah Kalimantan Tengah, terjadi di wilayah Barat yakni pesisir Kotawaringin Barat.
"Kita berharap tidak terjadi hujan lebat di laut agar ketinggian air laut tidak bertambah," ujar Aqil.
Aqil mengatakan, banjir rob terjadi dikarenakan beberapa faktor, diantaranya angin kencang dan hujan lebat di laut. Namun potensi terjadinya banjir rob malam ini dikarenakan pasang maksimum air laut.
"Dengan tidak adanya hujan lebat dan angin di tengah laut, tentu bisa meminimalisir banjir rob yang lebih besar," ujarnya.
Dia menjelaskan, bahwa ia terus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait, dalam menghadapi potensi banjir rob di wilayah pesisir, misal dengan BPBD, PMI, Polri, TNI, dan masyarakat sekitar pesisir.
"Kita terus memberikan imbauan dan informasi terbaru tentang cuaca misal melalui media sosial dan grup whatsapp," terang Aqil.
Baca juga: BMKG minta waspadai potensi hujan lebat disertai angin-petir di Kalteng
Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG Eko Prasetyo, fenomena bulan baru dan perigee ini berpotensi meningkatkan ketinggian pasang air laut secara maksimum di sejumlah daerah pesisir Indonesia dari tanggal 20-30 Desember.
Berdasarkan pantauan data water level dan prediksi pasang surut, banjir rob berpotensi terjadi di 20 wilayah pesisir Indonesia, dan untuk Kalimantan Tengah terjadi di Kabupaten Kotawaringin Barat.
"Secara umum banjir rob akan berdampak pada kegiatan masyarakat di sekitar pelabuhan dan pesisir, seperti aktivitas bongkar muat di pelabuhan, kegiatan warga di pemukiman pesisir, serta aktivitas tambak garam dan perikanan darat," kata Eko.
Baca juga: Berpotensi gelombang tinggi, Perusahaan pelayaran di Kobar batalkan keberangkatan
Baca juga: Kapal pesiar bawa 120 turis tunda sandar di Kumai akibat cuaca