Pangkalan Bun (ANTARA) - Cuaca buruk di perairan Kumai, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah membuat Kapal Pesiar MV Coral Geographer yang membawa sekitar 120 turis asing menunda sandar di Pelabuhan Panglima Utar Kumai.
Rencana Kapal Pesiar MV Coral Geographer sandar di pelabuhan Kumai, dan kami sudah siap untuk melakukan penyambutan, namun karena cuaca buruk, kapal tidak bisa masuk ke muara Kumai dan sandar di Pelabuhan Kumai, ujar Kepala Bidang Pemasaran dan promosi dinas Pariwisata Kobar Bambang Sigit Purnomo di Pangkalan Bun, Jumat.
"Awalnya kami mendapat info kapal rencananya sandar pada Jumat sore, namun karena cuaca buruk dan gelombang besar di perairan Kumai, kapal terpaksa menunda untuk sandar di Pelabuhan Kumai," ujarnya.
Dijelaskan Sigit, Kapal MV Coral Geographer yang berasal dari Australia tersebut membawa sekitar 120 wisatawan asing. Mereka berencana berwisata ke Taman Nasional Tanjung Puting untuk melihat langsung habitat orang utan.
"Semoga besok sudah bisa sandar di Pelabuhan Kumai, dan wisatawan yang berkunjung ke TNTP bisa menikmati dan nyaman saat di sini," ujarnya.
Diketahui, TN Tanjung Puting merupakan rumah atau habitat bagi ratusan primata individu orang utan atau Pongo Pygmaeus. TN Tanjung Puting sendiri berada di dua Kabupaten yakni Kabupaten Kotawaringin Barat dan Kabupaten Seruyan.
Baca juga: Sebuah tugboat terjebak gelombang tinggi di dekat perairan Kumai
"Pasca pandemi COVID-19 kunjungan pariwisata ke TN Tanjung Puting terus meningkat, tercatat hingga bulan November sebanyak 20 ribu lebih wisatawan yang berwisata ke TN Tanjung Puting," ujarnya.
Dikatakannya, untuk wisatawan asing sendiri, hampir 80 persen wisatawan yang datang berasal dari Eropa, dan kebanyakan dari Negeri Matador atau Spanyol.
"Puncaknya kunjungan wisatawan asing pada bulan Mei hingga Agustus, dan kebanyakan wisatawan asing dari Eropa, mungkin pada bulan itu, di Eropa lagi musim dingin dan libur," terang Sigit.
Sementara itu, Kepala Stasiun Meteorologi kelas III Pangkalan Bun Aqil Ihsan mengatakan, saat ini kondisi cuaca buruk dan gelombang besar di wilayah Perairan Kumai.
"Saat ini di Perairan Kumai gelombang besar mencapai 2,5 sampai 4 meter dan sangat berbahaya bagi kapal feri dan apalagi kapal berbadan kecil," demikian Aqil.
Baca juga: Jumlah penumpang di Pelabuhan Kumai melonjak jelang Natal dan Tahun Baru
Baca juga: Polres Kobar musnahkan barang bukti sabu senilai Rp1 miliar lebih
Baca juga: Perumda Tirta Arut Pangkalan Bun siap luncurkan AMDK