Pangkalan Bun, Kobar (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, berencana melakukan pengerukan muara sungai sebagai upaya mengantisipasi terjadinya banjir seperti yang terjadi di tahun 2022.
"Terjadinya pendangkalan di muara sungai merupakan salah satu penyebab banjir parah dan bertahan lebih lama di tahun 2022," kata Asisten satu Setda Pemkab Kobar Tengku Ali Syahbana di Pangkalan Bun, Senin.
Dikatakan, banjir besar yang terjadi di tahun 2022, menjadi salah satu pembahasan penting pada rapat evaluasi yang dilaksanakan Pemkab Kobar beberapa waktu lalu. Selain faktor cuaca, ternyata pendangkalan muara sungai jadi salah satu faktor lambatnya air turun.
"Jadi pada tahun 2023 ini Pemkab Kobar berencana akan melakukan pengerukan muara sungai, terutama di muara pertemuan Sungai Arut dan Sungai Lamandau," ucapnya.
Selain melakukan pengerukan muara sungai, lanjut dia, Pemkab Kobar juga akan melakukan penanganan pengerukan sungai-sungai kecil dan pembuatan embung untuk resapan air.
"Nanti kita akan berkoordinasi dengan Dinas PUPR untuk pengerjaan dan penanganan ini," ujarnya.
Dirinya pun berharap, dengan adanya pengerukan muara sungai, pada musim hujan air bisa mengalir dengan lancar dari hulu ke hilir, sehingga bisa mengurangi potensi terjadinya banjir.
"Untuk pelaksanaan normalisasi muara sungai ini harus benar-benar di lakukan kajian, agar benar-benar mengurangi dampak banjir," kata Ali.
Baca juga: Harga ikan hias pedalaman Kalteng fantastis
Sebelumnya, Anggota DPR RI Dapil Kalimantan Tengah, Bambang Purwanto menghimbau agar perusahaan-perusahaan, khususnya perusahaan perkebunan untuk ikut berperan dalam mengantisipasi banjir di Kotawaringin Barat.
"Kita berharap setiap perusahaan memiliki kolam resapan air atau penampungan air, agar saat hujan terjadi air tidak langsung mengalir ke sungai tapi tertampung dulu di kolam penampungan tersebut," ujar pria yang biasa disapa Pak De tersebut.
Diketahui, tahun 2022 tepatnya di bulan Oktober-November lebih dari 20rb warga dan ribuan rumah di lima kecamatan di Kobar terdampak banjir, dan daerah terparah yakni di Kecamatan Arut Selatan dan Kotawaringin Lama khususnya di daerah bantaran daerah aliran sungai Arut dan Lamandau.
Baca juga: Karhutla di Kobar sudah hanguskan 27 hektare
Baca juga: Jelang malam pergantian tahun, harga jagung manis mengalami kenaikan
Baca juga: BKSDA Kalteng lepas liarkan seribu lebih anak penyu ke alam
"Terjadinya pendangkalan di muara sungai merupakan salah satu penyebab banjir parah dan bertahan lebih lama di tahun 2022," kata Asisten satu Setda Pemkab Kobar Tengku Ali Syahbana di Pangkalan Bun, Senin.
Dikatakan, banjir besar yang terjadi di tahun 2022, menjadi salah satu pembahasan penting pada rapat evaluasi yang dilaksanakan Pemkab Kobar beberapa waktu lalu. Selain faktor cuaca, ternyata pendangkalan muara sungai jadi salah satu faktor lambatnya air turun.
"Jadi pada tahun 2023 ini Pemkab Kobar berencana akan melakukan pengerukan muara sungai, terutama di muara pertemuan Sungai Arut dan Sungai Lamandau," ucapnya.
Selain melakukan pengerukan muara sungai, lanjut dia, Pemkab Kobar juga akan melakukan penanganan pengerukan sungai-sungai kecil dan pembuatan embung untuk resapan air.
"Nanti kita akan berkoordinasi dengan Dinas PUPR untuk pengerjaan dan penanganan ini," ujarnya.
Dirinya pun berharap, dengan adanya pengerukan muara sungai, pada musim hujan air bisa mengalir dengan lancar dari hulu ke hilir, sehingga bisa mengurangi potensi terjadinya banjir.
"Untuk pelaksanaan normalisasi muara sungai ini harus benar-benar di lakukan kajian, agar benar-benar mengurangi dampak banjir," kata Ali.
Baca juga: Harga ikan hias pedalaman Kalteng fantastis
Sebelumnya, Anggota DPR RI Dapil Kalimantan Tengah, Bambang Purwanto menghimbau agar perusahaan-perusahaan, khususnya perusahaan perkebunan untuk ikut berperan dalam mengantisipasi banjir di Kotawaringin Barat.
"Kita berharap setiap perusahaan memiliki kolam resapan air atau penampungan air, agar saat hujan terjadi air tidak langsung mengalir ke sungai tapi tertampung dulu di kolam penampungan tersebut," ujar pria yang biasa disapa Pak De tersebut.
Diketahui, tahun 2022 tepatnya di bulan Oktober-November lebih dari 20rb warga dan ribuan rumah di lima kecamatan di Kobar terdampak banjir, dan daerah terparah yakni di Kecamatan Arut Selatan dan Kotawaringin Lama khususnya di daerah bantaran daerah aliran sungai Arut dan Lamandau.
Baca juga: Karhutla di Kobar sudah hanguskan 27 hektare
Baca juga: Jelang malam pergantian tahun, harga jagung manis mengalami kenaikan
Baca juga: BKSDA Kalteng lepas liarkan seribu lebih anak penyu ke alam