Muara Teweh (ANTARA) - Maskapai Smart Aviation melayani penerbangan perintis pada 2023 dengan rute Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah menuju Palangka Raya pulang dan pergi.
"Penerbangan yang mendapat subsidi dari Kementerian Perhubungan ini telah dibuka pada Kamis (19/1)," kata Kepala Bandara Haji Muhammad Sidik Endang Setiawan di Muara Teweh, Jumat.
Dia mengatakan penerbangan menggunakan pesawat jenis Cessna berpenumpang 12 orang dengan frekuensi dua kali sepekan, yakni setiap Selasa dan Kamis yakni Muara Teweh - Palangka Raya dengan harga tiket Rp447.910 sedangkan sebaliknya Palangka Raya-Muara Teweh Rp477.910.
Penerbangan Smart Aviation ini merupakan maskapai pengganti Susi Air yang melayani penerbangan dari dan ke Muara Teweh dan sejumlah kota di Kalteng
"Alhamdulillah tahun ini kita masih dapat frekuensi penerbangan bersubsidi sebanyak dua kali sepekan," katanya.
Baca juga: Bupati Barut serahkan bantuan alsintan ke poktan enam kecamatan
Baca juga: Wings layani Muara Teweh-Banjarmasin setiap hari mulai Januari 2023
Penerbangan dari Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya berangkat sekitar pukul 07.20 WIB sedangkan dari Bandara Haji Muhammad Sidik Muara Teweh pada pukul 11.20 WIB.
Menurut Endang, maskapai Smart Aviation rencananya pada Februari 2023 akan melayani penerbangan komersil rute Muara Teweh - Balikpapan pulang pergi setiap Selasa dan Kamis.
"Untuk harga tiket pada rute tersebut kami masih belum mendapat informasi, kalau sudah ada nanti akan kita kabarkan," kata dia.
Bandara Haji Muhammad Sidik Muara Teweh, kini selain melayani penerbangan perintis juga penerbangan komersil yakni maskapai Wings Air dengan rute Muara Teweh - Banjarmasin setiap hari.
Seorang warga Muara Teweh, Nema mengatakan dibukanya penerbangan perintis dan komersil ke daerah itu membantu warga karena selama ini transportasi udara merupakan jasa angkutan alternatif yang cepat, terutama di Kabupaten Barito Utara yang letaknya di pedalaman Kalteng.
"Kalau kami menggunakan angkutan darat, jarak tempuh ke Banjarmasin paling cepat sembilan jam, sedangkan Palangka Raya sekitar tujuh jam," katanya.
Baca juga: Pemkab Barut lanjutkan pembangunan Jembatan Lemo dan Tumpung Laung
"Penerbangan yang mendapat subsidi dari Kementerian Perhubungan ini telah dibuka pada Kamis (19/1)," kata Kepala Bandara Haji Muhammad Sidik Endang Setiawan di Muara Teweh, Jumat.
Dia mengatakan penerbangan menggunakan pesawat jenis Cessna berpenumpang 12 orang dengan frekuensi dua kali sepekan, yakni setiap Selasa dan Kamis yakni Muara Teweh - Palangka Raya dengan harga tiket Rp447.910 sedangkan sebaliknya Palangka Raya-Muara Teweh Rp477.910.
Penerbangan Smart Aviation ini merupakan maskapai pengganti Susi Air yang melayani penerbangan dari dan ke Muara Teweh dan sejumlah kota di Kalteng
"Alhamdulillah tahun ini kita masih dapat frekuensi penerbangan bersubsidi sebanyak dua kali sepekan," katanya.
Baca juga: Bupati Barut serahkan bantuan alsintan ke poktan enam kecamatan
Baca juga: Wings layani Muara Teweh-Banjarmasin setiap hari mulai Januari 2023
Penerbangan dari Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya berangkat sekitar pukul 07.20 WIB sedangkan dari Bandara Haji Muhammad Sidik Muara Teweh pada pukul 11.20 WIB.
Menurut Endang, maskapai Smart Aviation rencananya pada Februari 2023 akan melayani penerbangan komersil rute Muara Teweh - Balikpapan pulang pergi setiap Selasa dan Kamis.
"Untuk harga tiket pada rute tersebut kami masih belum mendapat informasi, kalau sudah ada nanti akan kita kabarkan," kata dia.
Bandara Haji Muhammad Sidik Muara Teweh, kini selain melayani penerbangan perintis juga penerbangan komersil yakni maskapai Wings Air dengan rute Muara Teweh - Banjarmasin setiap hari.
Seorang warga Muara Teweh, Nema mengatakan dibukanya penerbangan perintis dan komersil ke daerah itu membantu warga karena selama ini transportasi udara merupakan jasa angkutan alternatif yang cepat, terutama di Kabupaten Barito Utara yang letaknya di pedalaman Kalteng.
"Kalau kami menggunakan angkutan darat, jarak tempuh ke Banjarmasin paling cepat sembilan jam, sedangkan Palangka Raya sekitar tujuh jam," katanya.
Baca juga: Pemkab Barut lanjutkan pembangunan Jembatan Lemo dan Tumpung Laung