Sukamara (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah memperluas jangkauan pendistribusian beras subsidi hingga Kabupaten Sukamara, sebagai salah satu langkah efektif dalam mengendalikan inflasi.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpang) Kalteng, Riza Rahmadi di Sukamara, Jumat, mengatakan, jika sebelumnya pendistribusian beras subsidi difokuskan di Palangka Raya dan Sampit, maka saat ini sudah mulai diperluas, yakni hingga Kapuas maupun Sukamara.
"Kita ketahui tingkat inflasi di wilayah Kalteng cukup tinggi pada akhir tahun lalu. Maka saat ini, dengan pengoptimalan pendistribusian beras bersubsidi cukup membantu dan mampu menurunkan persentase angka inflasi," kata Riza.
Menurutnya, perluasan pendistribusian beras bersubsidi akan terus dilakukan khususnya pada empat wilayah sesuai sampel pada data inflasi 2023. Tujuannya agar dapat mengendalikan inflasi di Kalimantan Tengah.
Riza menyampaikan, berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) setempat, tingkat inflasi dari waktu ke waktu terus mengalami penurunan. Terbaru inflasi Kalteng pada Januari 5,81 persen (year on year), turun dibanding inflasi pada Desember yakni 6,32 persen.
"Adapun komoditas beras menjadi salah satu fokus pemerintah provinsi, karena selama ini beras menjadi salah satu yang paling berpengaruh terhadap tingkat inflasi di daerah," ucapnya.
Baca juga: Pemprov Kalteng komit dukung dan sukseskan Gemapatas 2023
Hal itu dia sampaikan saat memantau langsung kegiatan pasar murah dan pasar penyeimbang berasama Pimpinan Perum Bulog Kanwil Kalimantan Tengah, Sony Supriyadi didampingi Kepala Cabang Bulog Sub Divisi Regional Pangkalan Bun, Joko Prasetyo Afrizal Sukamara.
Dia memaparkan, untuk Sukamara pihaknya mengalokasikan beras bersubsidi sebanyak sembilan ton dengan jenis pera atau karau. Diharapkan dapat membantu menjaga stabilisasi harga serta daya beli masyarakat.
“Harga beras yang telah disubsidi oleh Gubernur Kalteng kepada masyarakat yakni per lima kilogram, menjadi Rp50 ribu. Lebih murah dari harga pasar,” tambahnya.
Sementara itu, Pimpinan Perum Bulog Kanwil Kalimantan Tengah, Sony Supriyadi mengatakan, selain melalui penyaluran beras bersubsidi, upaya lain dalam pengendalian inflasi adalah pendistribusian beras Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dengan kualitas medium.
“Untuk wilayah Kalteng sendiri kita sudah memasok sekitar 1.200 ton lebih dengan harga Rp9.500 per kilogram. Harapannya ini dapat terdistribusikan kepada seluruh masyarakat di Kalimantan Tengah, hingga harga beras di pasaran normal kembali,” demikian.
Baca juga: Kalteng tanam bibit durian lokal dukung gerakan penghijauan
Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpang) Kalteng, Riza Rahmadi di Sukamara, Jumat, mengatakan, jika sebelumnya pendistribusian beras subsidi difokuskan di Palangka Raya dan Sampit, maka saat ini sudah mulai diperluas, yakni hingga Kapuas maupun Sukamara.
"Kita ketahui tingkat inflasi di wilayah Kalteng cukup tinggi pada akhir tahun lalu. Maka saat ini, dengan pengoptimalan pendistribusian beras bersubsidi cukup membantu dan mampu menurunkan persentase angka inflasi," kata Riza.
Menurutnya, perluasan pendistribusian beras bersubsidi akan terus dilakukan khususnya pada empat wilayah sesuai sampel pada data inflasi 2023. Tujuannya agar dapat mengendalikan inflasi di Kalimantan Tengah.
Riza menyampaikan, berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) setempat, tingkat inflasi dari waktu ke waktu terus mengalami penurunan. Terbaru inflasi Kalteng pada Januari 5,81 persen (year on year), turun dibanding inflasi pada Desember yakni 6,32 persen.
"Adapun komoditas beras menjadi salah satu fokus pemerintah provinsi, karena selama ini beras menjadi salah satu yang paling berpengaruh terhadap tingkat inflasi di daerah," ucapnya.
Baca juga: Pemprov Kalteng komit dukung dan sukseskan Gemapatas 2023
Hal itu dia sampaikan saat memantau langsung kegiatan pasar murah dan pasar penyeimbang berasama Pimpinan Perum Bulog Kanwil Kalimantan Tengah, Sony Supriyadi didampingi Kepala Cabang Bulog Sub Divisi Regional Pangkalan Bun, Joko Prasetyo Afrizal Sukamara.
Dia memaparkan, untuk Sukamara pihaknya mengalokasikan beras bersubsidi sebanyak sembilan ton dengan jenis pera atau karau. Diharapkan dapat membantu menjaga stabilisasi harga serta daya beli masyarakat.
“Harga beras yang telah disubsidi oleh Gubernur Kalteng kepada masyarakat yakni per lima kilogram, menjadi Rp50 ribu. Lebih murah dari harga pasar,” tambahnya.
Sementara itu, Pimpinan Perum Bulog Kanwil Kalimantan Tengah, Sony Supriyadi mengatakan, selain melalui penyaluran beras bersubsidi, upaya lain dalam pengendalian inflasi adalah pendistribusian beras Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dengan kualitas medium.
“Untuk wilayah Kalteng sendiri kita sudah memasok sekitar 1.200 ton lebih dengan harga Rp9.500 per kilogram. Harapannya ini dapat terdistribusikan kepada seluruh masyarakat di Kalimantan Tengah, hingga harga beras di pasaran normal kembali,” demikian.
Baca juga: Kalteng tanam bibit durian lokal dukung gerakan penghijauan