Palangka Raya (ANTARA) - Wakil Ketua III DPRD Kalimantan Tengah Faridawaty Darland Atjeh menyatakan bahwa stigma negatif terhadap perempuan bila terlibat dalam politik maupun pembangunan daerah, sudah mulai terkikis seiring perkembangan zaman dan meningkatnya wawasan masyarakat secara umum.
Sekarang ini sebagian besar masyarakat sudah menganggap keberadaan dan peran laki-laki maupun perempuan sama dalam mengisi kemajuan pembangunan di wilayahnya masing-masing, kata Faridawaty di Palangka Raya, kemarin.
"Jadi, saya tak bosan-bosannya mengajak para kaum perempuan di manapun berada, terkhusus di Kalteng, jangan takut berkarir dan terlibat aktif dalam membangun daerah ini," tambahnya.
Menurut Ketua DPW Nasdem Kalteng itu, seiring berjalannya waktu, perempuan mulai bangkit dan berhasil membuktikan bahwasanya keberadaan mereka layak untuk diperhitungkan. Kecerdasan serta kepiawaian perempuan-perempuan Indonesia, khususnya di Kalteng, tidak bisa lagi dianggap remeh karena telah turut berkontribusi terhadap pembangunan.
Meski begitu, Faridawaty tetap mengingatkan bahwa keberhasilan sejumlah perempuan tersebut jangan langsung puas, namun harus menjadi motivasi bagi perempuan-perempuan lain di provinsi ini, untuk lebih meningkatkan kemampuan dan keterampilan berpolitik serta mengisi pembangunan.
Baca juga: Legislator Kalteng minta pemprov sediakan fasilitas praktik di SMK Maritim Kapuas
"Apalagi sampai saat ini masih ada kuota perempuan sebanyak 30 persen dari calon wakil rakyat yang diusung partai politik dalam pemilu. Ini harus benar-benar dimanfaatkan oleh perempuan-perempuan yang ada di Kalteng," ucapnya.
Wakil rakyat Kalteng dari daerah pemilihan I meliputi Kota Palangka Raya, Kabupaten Katingan dan Gunung Mas itu juga tak lupa mengajak seluruh pihak, bahwa masih perlu bahu-membahu membuka ruang seluas-luasnya. Bukan hanya kesempatan bagi perempuan untuk terlibat, namun juga memperoleh pengetahuan, memperluas pemahaman, dan meningkatkan keterampilan politiknya.
"Jadi, kelak ketika perempuan duduk di kursi-kursi kekuasaan, akan lahir kebijakan-kebijakan yang lebih responsif, inklusif dan humanis dari sekarang ini," demikian Faridawaty.
Baca juga: Persulit kendaraan, pengerjaan jalan Buntok-Kalahien perlu dievaluasi
Baca juga: Optimalkan keterlibatan semua pihak menggalakkan sektor pertanian di Kalteng
Baca juga: Kembali marak, DPRD Kalteng ingatkan masyarakat hati-hati ikut arisan online
Sekarang ini sebagian besar masyarakat sudah menganggap keberadaan dan peran laki-laki maupun perempuan sama dalam mengisi kemajuan pembangunan di wilayahnya masing-masing, kata Faridawaty di Palangka Raya, kemarin.
"Jadi, saya tak bosan-bosannya mengajak para kaum perempuan di manapun berada, terkhusus di Kalteng, jangan takut berkarir dan terlibat aktif dalam membangun daerah ini," tambahnya.
Menurut Ketua DPW Nasdem Kalteng itu, seiring berjalannya waktu, perempuan mulai bangkit dan berhasil membuktikan bahwasanya keberadaan mereka layak untuk diperhitungkan. Kecerdasan serta kepiawaian perempuan-perempuan Indonesia, khususnya di Kalteng, tidak bisa lagi dianggap remeh karena telah turut berkontribusi terhadap pembangunan.
Meski begitu, Faridawaty tetap mengingatkan bahwa keberhasilan sejumlah perempuan tersebut jangan langsung puas, namun harus menjadi motivasi bagi perempuan-perempuan lain di provinsi ini, untuk lebih meningkatkan kemampuan dan keterampilan berpolitik serta mengisi pembangunan.
Baca juga: Legislator Kalteng minta pemprov sediakan fasilitas praktik di SMK Maritim Kapuas
"Apalagi sampai saat ini masih ada kuota perempuan sebanyak 30 persen dari calon wakil rakyat yang diusung partai politik dalam pemilu. Ini harus benar-benar dimanfaatkan oleh perempuan-perempuan yang ada di Kalteng," ucapnya.
Wakil rakyat Kalteng dari daerah pemilihan I meliputi Kota Palangka Raya, Kabupaten Katingan dan Gunung Mas itu juga tak lupa mengajak seluruh pihak, bahwa masih perlu bahu-membahu membuka ruang seluas-luasnya. Bukan hanya kesempatan bagi perempuan untuk terlibat, namun juga memperoleh pengetahuan, memperluas pemahaman, dan meningkatkan keterampilan politiknya.
"Jadi, kelak ketika perempuan duduk di kursi-kursi kekuasaan, akan lahir kebijakan-kebijakan yang lebih responsif, inklusif dan humanis dari sekarang ini," demikian Faridawaty.
Baca juga: Persulit kendaraan, pengerjaan jalan Buntok-Kalahien perlu dievaluasi
Baca juga: Optimalkan keterlibatan semua pihak menggalakkan sektor pertanian di Kalteng
Baca juga: Kembali marak, DPRD Kalteng ingatkan masyarakat hati-hati ikut arisan online