Palangka Raya (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah menggelar Lomba Bakesah sebagai salah satu sarana untuk mendukung pelestarian sekaligus revitalisasi bahasa daerah.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kalimantan Tengah Adiah Chandra, sebagaimana disampaikan Pamong Budaya Ahli Muda Gauri Vidya Dhaneswara di Palangka Raya, Sabtu, mengatakan, Lomba Bakesah merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam Festival Tambun Bungai 2023.
"Dalam lomba ini ada upaya kita dalam revitalisasi bahasa daerah, karena kita harus mengakui sekarang itu generasi muda cenderung mulai meninggalkan bahasa daerah," katanya.
Untuk itu melalui gelaran agenda kebudayaan dan pariwisata seperti ini, pemerintah provinsi berupaya memacu kembali semangat masyarakat termasuk generasi muda untuk memperbanyak dan mengkaji kembali literasi tentang bahasa daerah.
"Ini secara tidak langsung mengasah kemampuan bahasa daerah mereka, sekaligus bagian upaya kita merevitalisasi, mengenalkan kembali bahasa ibu (daerah) yang dimiliki," terangnya.
Baca juga: Fashion Show Benang Bintik semarakkan Festival Tambun Bungai 2023
Adapun tema bakesah atau bercerita yang dapat ditampilkan ialah seputar kepahlawanan dan kearifan lokal di Kalimantan Tengah, termasuk legenda dan cerita rakyat yang umum dikenal masyarakat.
Setiap peserta diberi waktu maksimal 10 menit untuk bakesah atau bercerita. Peserta juga dipersilakan membawa atau melengkapi diri dengan alat atau peranti yang dapat mendukung penampilannya dalam membawakan cerita tersebut.
Bahasa yang digunakan oleh para peserta saat tampil, ialah bahasa Indonesia dan bisa dipadukan dengan bahasa daerah masing-masing yang juga selaras dengan tema atau cerita yang disampaikan. Para peserta menggunakan kostum daerah atau baju daerah sesuai tema cerita yang ingin disampaikan.
Lomba Bakesah Festival Tambun Bungai 2023 diikuti sebanyak 18 orang dengan kategori usia 15-40 tahun. Dewan Juri lomba Bakesah adalah Ketua Guntur Talajan dan anggota Rensi Sisilda dan Kambang.
Kategori penilaian meliputi aspek penampilan, kemampuan bercerita, penguasaan materi dan teknik bercerita meliputi volume suara, artikulasi, intonasi, hingga tempo.
Baca juga: Tari Nyai Balau turut ramaikan Festival Tambun Bungai 2023
Baca juga: Bank Kalteng fasilitasi 41 UMKM di Festival Tambun Bungai 2023
Baca juga: Festival Tambun Bungai dukung pengembangan dan kemajuan sektor budpar
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kalimantan Tengah Adiah Chandra, sebagaimana disampaikan Pamong Budaya Ahli Muda Gauri Vidya Dhaneswara di Palangka Raya, Sabtu, mengatakan, Lomba Bakesah merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam Festival Tambun Bungai 2023.
"Dalam lomba ini ada upaya kita dalam revitalisasi bahasa daerah, karena kita harus mengakui sekarang itu generasi muda cenderung mulai meninggalkan bahasa daerah," katanya.
Untuk itu melalui gelaran agenda kebudayaan dan pariwisata seperti ini, pemerintah provinsi berupaya memacu kembali semangat masyarakat termasuk generasi muda untuk memperbanyak dan mengkaji kembali literasi tentang bahasa daerah.
"Ini secara tidak langsung mengasah kemampuan bahasa daerah mereka, sekaligus bagian upaya kita merevitalisasi, mengenalkan kembali bahasa ibu (daerah) yang dimiliki," terangnya.
Baca juga: Fashion Show Benang Bintik semarakkan Festival Tambun Bungai 2023
Adapun tema bakesah atau bercerita yang dapat ditampilkan ialah seputar kepahlawanan dan kearifan lokal di Kalimantan Tengah, termasuk legenda dan cerita rakyat yang umum dikenal masyarakat.
Setiap peserta diberi waktu maksimal 10 menit untuk bakesah atau bercerita. Peserta juga dipersilakan membawa atau melengkapi diri dengan alat atau peranti yang dapat mendukung penampilannya dalam membawakan cerita tersebut.
Bahasa yang digunakan oleh para peserta saat tampil, ialah bahasa Indonesia dan bisa dipadukan dengan bahasa daerah masing-masing yang juga selaras dengan tema atau cerita yang disampaikan. Para peserta menggunakan kostum daerah atau baju daerah sesuai tema cerita yang ingin disampaikan.
Lomba Bakesah Festival Tambun Bungai 2023 diikuti sebanyak 18 orang dengan kategori usia 15-40 tahun. Dewan Juri lomba Bakesah adalah Ketua Guntur Talajan dan anggota Rensi Sisilda dan Kambang.
Kategori penilaian meliputi aspek penampilan, kemampuan bercerita, penguasaan materi dan teknik bercerita meliputi volume suara, artikulasi, intonasi, hingga tempo.
Baca juga: Tari Nyai Balau turut ramaikan Festival Tambun Bungai 2023
Baca juga: Bank Kalteng fasilitasi 41 UMKM di Festival Tambun Bungai 2023
Baca juga: Festival Tambun Bungai dukung pengembangan dan kemajuan sektor budpar