Makassar (ANTARA) - Pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan terkait insiden ambruknya kubah Masjid Ittifaqul Jamaah di Jalan Barukang II, Kecamatan Ujung Tanah, Makassar, Sulawesi Selatan.
"Kami terus berkoordinasi dengan Dinas Prasarana Umum (PU) dalam hal penyelidikan terkait soal ini," kata Kapolsek Ujung Tanah, Kompol Andriyani Lilikai, di lokasi masjid setempat, Senin.
Sejauh ini, pihak kepolisian masih menunggu hasil investigasi Dinas PU Makassar terkait pemeriksaan konstruksi bangunan, apakah itu masih layak digunakan atau tidak digunakan beribadah.
Kendati demikian, sejauh ini kondisi bangunan lain masjid, selain kubah masih terlihat kuat, bahkan sejumlah warga berjibaku membersihkan puing-puing yang masih tersisa di bagian atas kubah bangunan masjid tersebut
"Dari awal kejadian kami sudah siapkan anggota untuk pengamanan di area masjid bersama-sama satuan Koramil. Tadi, ada peninjauan Dinas PU untuk melaksanakan investigasi," paparnya.
Saat ditanyakan berapa orang korban dalam peristiwa itu, Kompol Andri memastikan ada 12 orang yang terdampak dari kejadian tersebut pada Minggu (26/3) malam.
"Korban semuanya ada 12 orang. Alhamdulillah, kondisi mereka sampai saat ini mengalami kemajuan. Tadi malam, saya di Rumah Sakit TNI Angkatan Laut Lantamal (Jala Ammari) sampai jam 03.00 Wita guna memastikan korban tertangani dengan baik," katanya.
Warga berjibaku membersihkan reruntuhan kubah masjid Ittifaqul Jamaah usai amruk hingga mengenai jamaah
di Jalan Barukang II, Kecamatan Ujung Tanah, Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (27/3/2023). ANTARA/Darwin Fatir.
Para korban tersebut dirawat di Rumah Sakit Angkatan Laut Jala Ammari, Rumah Sakit Umum Akademis dan Puskesmas Pattingalloang.
"Kami melakukan penyelidikan, termasuk malam tadi, sudah dibuat laporan polisi model A, memasang garis polisi dan mengambil sampel dari reruntuhan bangunan masjid," papar dia.
Meski demikian, pihak kepolisian belum bisa memastikan penyebab kejadian walaupun usia kubah masjid tersebut tergolong tua berumur 20 tahunan.
"Kami belum bisa berspekulasi dan menyimpulkan. Ini masih melakukan penyelidikan. Untuk pelaksanaan tarawih di masjid ini, menggunakan halaman masjid untuk sementara waktu," kata Andri menambahkan.
Di tempat terpisah, Kepala Puskesmas Pattingaloang Dr Aminah Darwis menyatakan, seorang korban atas nama Fikri usia 19 tahun telah diizinkan pulang setelah dirawat intensif setelah kejadian. Korban mengalami luka pada bagian kepala samping kanan.
"Jumlah jahitan ada 18 dan kini dalam keadaan sadar. Alhamdulillah, hari ini ia boleh pulang, dan diberi obat. Sekarang sudah rawat jalan. Kondisinya kita pantau terus dan sampai ganti perban. Untuk biaya pengobatan gratis," tutur dia.
Sebelumnya, kubah masjid Masjid Ittifaqul Jamaah di Jalan Barukang II, Kecamatan Ujung Tanah, Makassar secara tiba-tiba ambruk dan mengenai jamaah yang sedang mendengarkan ceramah jelang Salat Tarawih sekitar pukul 20.15 Wita. Para korban yang tertimpa reruntuhan akhirnya dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat pertolongan.
Sebelumnya, Sebanyak 35 jiwa dari tujuh kepala keluarga yang tinggal di Jalan Kalimantan Gang Kenanga Kelurahan Pahandut, Kecamatan Pahandut Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah terdampak dari ablasi Sungai Kahayan kehilangan tempat tinggal.
Camat Pahandut Berlianto di Palangka Raya, Selasa, membenarkan kejadian tersebut yang menimpa warganya yang tinggal tepat di pinggiran Sungai Kahayan.
"Untuk bangunan yang terdampak ada lima unit, kemudian untuk jiwanya total dari tujuh kepala keluarga 35 jiwa. Kami juga sudah melakukan pemantauan dan melihat secara langsung di lokasi kejadian," katanya.
Dia menjelaskan, terkait penanganan awal saat untuk ini yaitu menempatkan warga yang terdampak abrasi sungai tersebut ke Balai Basara Bajenta serta akan menyediakan dapur umum.
Bantuan awal untuk warga yang terdampak ablasi tersebut, yakni membangun dapur umum dengan makan dan minum mereka selama beberapa hari ini dapat diperhatikan.
"Sesuai arahan bapak Wali Kota Palangka Raya kemarin, semua yang ada di bantaran sungai harus diperhatikan, karena posisinya waspada semua, sebab terjadi ablasi di semua pinggiran-pinggiran Sungai Kahayan," ujarnya.
Di lokasi yang berbeda, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangka Raya Emi Abriyani menjelaskan, bahwa Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kota setempat sudah bergerak ke lokasi kejadian untuk melakukan evakuasi serta untuk sementara warga yang terdampak dari peristiwa itu, ditampung di aula Basara bahkan ada juga yang menumpang di tempat keluarganya.
"Kami sudah bergerak dan peninjauan bencana akibat abrasi bersama tim gabungan. Kami mengimbau kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, semoga persoalan ini segera terselesaikan," bebernya.
Emi menambahkan, terkait persoalan tersebut jalan satu-satunya agar masyarakat aman dan tidak terdampak abrasi yakni, harus direlokasi, sehingga meminimalisir terulang kembali peristiwa tersebut.
"Pemerintah serius melakukan penanganan tersebut. Ingat jalur hijau itu di Bantaran Sungai. Semoga tidak terulang kembali," kata Emi Abriyani.
Sekedar diketahui, kasus serupa juga menimpa warga yang berada di Kelurahan Langkai, Kecamatan Pahandut Kota Palangka Raya. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, sedangkan empat bangunan rumah berkonstruksi kayu itu ambruk akibat ablasi Sungai Kahayan.
"Kami terus berkoordinasi dengan Dinas Prasarana Umum (PU) dalam hal penyelidikan terkait soal ini," kata Kapolsek Ujung Tanah, Kompol Andriyani Lilikai, di lokasi masjid setempat, Senin.
Sejauh ini, pihak kepolisian masih menunggu hasil investigasi Dinas PU Makassar terkait pemeriksaan konstruksi bangunan, apakah itu masih layak digunakan atau tidak digunakan beribadah.
Kendati demikian, sejauh ini kondisi bangunan lain masjid, selain kubah masih terlihat kuat, bahkan sejumlah warga berjibaku membersihkan puing-puing yang masih tersisa di bagian atas kubah bangunan masjid tersebut
"Dari awal kejadian kami sudah siapkan anggota untuk pengamanan di area masjid bersama-sama satuan Koramil. Tadi, ada peninjauan Dinas PU untuk melaksanakan investigasi," paparnya.
Saat ditanyakan berapa orang korban dalam peristiwa itu, Kompol Andri memastikan ada 12 orang yang terdampak dari kejadian tersebut pada Minggu (26/3) malam.
"Korban semuanya ada 12 orang. Alhamdulillah, kondisi mereka sampai saat ini mengalami kemajuan. Tadi malam, saya di Rumah Sakit TNI Angkatan Laut Lantamal (Jala Ammari) sampai jam 03.00 Wita guna memastikan korban tertangani dengan baik," katanya.
di Jalan Barukang II, Kecamatan Ujung Tanah, Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (27/3/2023). ANTARA/Darwin Fatir.
Para korban tersebut dirawat di Rumah Sakit Angkatan Laut Jala Ammari, Rumah Sakit Umum Akademis dan Puskesmas Pattingalloang.
"Kami melakukan penyelidikan, termasuk malam tadi, sudah dibuat laporan polisi model A, memasang garis polisi dan mengambil sampel dari reruntuhan bangunan masjid," papar dia.
Meski demikian, pihak kepolisian belum bisa memastikan penyebab kejadian walaupun usia kubah masjid tersebut tergolong tua berumur 20 tahunan.
"Kami belum bisa berspekulasi dan menyimpulkan. Ini masih melakukan penyelidikan. Untuk pelaksanaan tarawih di masjid ini, menggunakan halaman masjid untuk sementara waktu," kata Andri menambahkan.
Di tempat terpisah, Kepala Puskesmas Pattingaloang Dr Aminah Darwis menyatakan, seorang korban atas nama Fikri usia 19 tahun telah diizinkan pulang setelah dirawat intensif setelah kejadian. Korban mengalami luka pada bagian kepala samping kanan.
"Jumlah jahitan ada 18 dan kini dalam keadaan sadar. Alhamdulillah, hari ini ia boleh pulang, dan diberi obat. Sekarang sudah rawat jalan. Kondisinya kita pantau terus dan sampai ganti perban. Untuk biaya pengobatan gratis," tutur dia.
Sebelumnya, kubah masjid Masjid Ittifaqul Jamaah di Jalan Barukang II, Kecamatan Ujung Tanah, Makassar secara tiba-tiba ambruk dan mengenai jamaah yang sedang mendengarkan ceramah jelang Salat Tarawih sekitar pukul 20.15 Wita. Para korban yang tertimpa reruntuhan akhirnya dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat pertolongan.
Sebelumnya, Sebanyak 35 jiwa dari tujuh kepala keluarga yang tinggal di Jalan Kalimantan Gang Kenanga Kelurahan Pahandut, Kecamatan Pahandut Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah terdampak dari ablasi Sungai Kahayan kehilangan tempat tinggal.
Camat Pahandut Berlianto di Palangka Raya, Selasa, membenarkan kejadian tersebut yang menimpa warganya yang tinggal tepat di pinggiran Sungai Kahayan.
"Untuk bangunan yang terdampak ada lima unit, kemudian untuk jiwanya total dari tujuh kepala keluarga 35 jiwa. Kami juga sudah melakukan pemantauan dan melihat secara langsung di lokasi kejadian," katanya.
Dia menjelaskan, terkait penanganan awal saat untuk ini yaitu menempatkan warga yang terdampak abrasi sungai tersebut ke Balai Basara Bajenta serta akan menyediakan dapur umum.
Bantuan awal untuk warga yang terdampak ablasi tersebut, yakni membangun dapur umum dengan makan dan minum mereka selama beberapa hari ini dapat diperhatikan.
"Sesuai arahan bapak Wali Kota Palangka Raya kemarin, semua yang ada di bantaran sungai harus diperhatikan, karena posisinya waspada semua, sebab terjadi ablasi di semua pinggiran-pinggiran Sungai Kahayan," ujarnya.
Di lokasi yang berbeda, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangka Raya Emi Abriyani menjelaskan, bahwa Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kota setempat sudah bergerak ke lokasi kejadian untuk melakukan evakuasi serta untuk sementara warga yang terdampak dari peristiwa itu, ditampung di aula Basara bahkan ada juga yang menumpang di tempat keluarganya.
"Kami sudah bergerak dan peninjauan bencana akibat abrasi bersama tim gabungan. Kami mengimbau kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, semoga persoalan ini segera terselesaikan," bebernya.
Emi menambahkan, terkait persoalan tersebut jalan satu-satunya agar masyarakat aman dan tidak terdampak abrasi yakni, harus direlokasi, sehingga meminimalisir terulang kembali peristiwa tersebut.
"Pemerintah serius melakukan penanganan tersebut. Ingat jalur hijau itu di Bantaran Sungai. Semoga tidak terulang kembali," kata Emi Abriyani.
Sekedar diketahui, kasus serupa juga menimpa warga yang berada di Kelurahan Langkai, Kecamatan Pahandut Kota Palangka Raya. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, sedangkan empat bangunan rumah berkonstruksi kayu itu ambruk akibat ablasi Sungai Kahayan.