Sampit (ANTARA) - Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran mengakui terjadi kenaikan harga bahan pangan di Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur dan sejumlah daerah lainnya namun secara umum dinilai masih terkendali.
"Ada kenaikan tapi tidak seberapa. Kami kan ada pasar penyeimbang setiap hari untuk mengendalikan inflasi di Kalimantan Tengah. Memang ada kenaikan tapi tidak terlalu tinggi," kata Sugianto saat memantau harga bahan pangan di Pusat Perbelanjaan Mentaya (PPM) Sampit, Sabtu.
Sugianto memantau harga bahan pangan di PPM Sampit didampingi Wakil Gubernur Edy Pratowo, Ketua Tim Penggerak PKK Kalimantan Tengah Yulistra Ivo Sugianto Sabran, Bupati Kotawaringin Timur Halikinnor serta sejumlah pejabat pemerintah provinsi dan kabupaten.
Sugianto berbincang dengan sejumlah pedagang di PPM dan Pasar Ikan Mentaya yang lokasinya berdampingan. Jenis bahan pangan yang mengalami kenaikan harga di antaranya ayam potong, yakni dari Rp35.000 menjadi Rp40.000 per kilogram.
Bawang merah juga masih tinggi yakni Rp40.000 per kilogram. Namun menurut Sugianto, harga itu masih lebih rendah dibanding saat pandemi COVID-19 yakni mencapai Rp60.000 per kilogram.
Harga bawang putih bervariasi, ada yang Rp35.000 per kilogram, tergantung kualitasnya masing-masing. Sementara itu harga minyak goreng cukup stabil sekitar Rp14.000 per liter. Harga beras lokal diakui masih relatif tinggi.
Baca juga: Safari Ramadhan PT Sukajadi Sawit Mekar berbagi bingkisan Lebaran
Sugianto memperkirakan kenaikan harga yang mulai terjadi saat ini disebabkan meningkatnya permintaan selama Ramadhan hingga menjelang Lebaran Idul Fitri ini.
"Harapan kita ke depan mudah-mudahan dengan apa yang dilakukan kami dari pemerintah provinsi melalui pasar penyeimbang dan pasar murah bisa membuat inflasi Kalimantan Tengah terkendali dan baik," harapnya.
Dia menambahkan, pemerintah provinsi juga terus berupaya menjaga ketahanan pangan. Salah satu upayanya adalah pembangunan rice milling unit (RMU) atau mesin modern penggilingan padi yang berlokasi di Desa Lampuyang Kecamatan Teluk Sampit.
Pabrik yang dibangun tahun ini tersebut akan menjadi penggilingan padi terbesar dan modern di Kalimantan Tengah. Harapannya nantinya Kalimantan Tengah memiliki beras dengan merek sendiri dan memang padinya hasil panen di daerah ini.
Dia menegaskan, Kalimantan Tengah harus memiliki ketahanan pangan sendiri. Untuk itu di mengimbau kepada seluruh masyarakat supaya bisa membuat ketahanan pangan keluarga.
"Pekarangan rumah supaya diisi dengan cabai atau tanaman-tanaman yang produktif untuk ketahanan pangan rumah. Coba tanam cabai, bawang merah, tomat dan sayur-sayuran yang jangka pendek. Sehingga ketika harga naik, masyarakat tetap mampu mandiri," demikian Sugianto Sabran.
Baca juga: Pemkab Kotim kaji regulasi kemudahan bantuan korban kebakaran
Baca juga: Bupati Kotim puji sekolah tanamkan jiwa sosial sejak dini
Baca juga: 19.362 keluarga di Kotim terima bantuan beras
"Ada kenaikan tapi tidak seberapa. Kami kan ada pasar penyeimbang setiap hari untuk mengendalikan inflasi di Kalimantan Tengah. Memang ada kenaikan tapi tidak terlalu tinggi," kata Sugianto saat memantau harga bahan pangan di Pusat Perbelanjaan Mentaya (PPM) Sampit, Sabtu.
Sugianto memantau harga bahan pangan di PPM Sampit didampingi Wakil Gubernur Edy Pratowo, Ketua Tim Penggerak PKK Kalimantan Tengah Yulistra Ivo Sugianto Sabran, Bupati Kotawaringin Timur Halikinnor serta sejumlah pejabat pemerintah provinsi dan kabupaten.
Sugianto berbincang dengan sejumlah pedagang di PPM dan Pasar Ikan Mentaya yang lokasinya berdampingan. Jenis bahan pangan yang mengalami kenaikan harga di antaranya ayam potong, yakni dari Rp35.000 menjadi Rp40.000 per kilogram.
Bawang merah juga masih tinggi yakni Rp40.000 per kilogram. Namun menurut Sugianto, harga itu masih lebih rendah dibanding saat pandemi COVID-19 yakni mencapai Rp60.000 per kilogram.
Harga bawang putih bervariasi, ada yang Rp35.000 per kilogram, tergantung kualitasnya masing-masing. Sementara itu harga minyak goreng cukup stabil sekitar Rp14.000 per liter. Harga beras lokal diakui masih relatif tinggi.
Baca juga: Safari Ramadhan PT Sukajadi Sawit Mekar berbagi bingkisan Lebaran
Sugianto memperkirakan kenaikan harga yang mulai terjadi saat ini disebabkan meningkatnya permintaan selama Ramadhan hingga menjelang Lebaran Idul Fitri ini.
"Harapan kita ke depan mudah-mudahan dengan apa yang dilakukan kami dari pemerintah provinsi melalui pasar penyeimbang dan pasar murah bisa membuat inflasi Kalimantan Tengah terkendali dan baik," harapnya.
Dia menambahkan, pemerintah provinsi juga terus berupaya menjaga ketahanan pangan. Salah satu upayanya adalah pembangunan rice milling unit (RMU) atau mesin modern penggilingan padi yang berlokasi di Desa Lampuyang Kecamatan Teluk Sampit.
Pabrik yang dibangun tahun ini tersebut akan menjadi penggilingan padi terbesar dan modern di Kalimantan Tengah. Harapannya nantinya Kalimantan Tengah memiliki beras dengan merek sendiri dan memang padinya hasil panen di daerah ini.
Dia menegaskan, Kalimantan Tengah harus memiliki ketahanan pangan sendiri. Untuk itu di mengimbau kepada seluruh masyarakat supaya bisa membuat ketahanan pangan keluarga.
"Pekarangan rumah supaya diisi dengan cabai atau tanaman-tanaman yang produktif untuk ketahanan pangan rumah. Coba tanam cabai, bawang merah, tomat dan sayur-sayuran yang jangka pendek. Sehingga ketika harga naik, masyarakat tetap mampu mandiri," demikian Sugianto Sabran.
Baca juga: Pemkab Kotim kaji regulasi kemudahan bantuan korban kebakaran
Baca juga: Bupati Kotim puji sekolah tanamkan jiwa sosial sejak dini
Baca juga: 19.362 keluarga di Kotim terima bantuan beras