Palangka Raya (ANTARA) - Wakil Ketua Komisi I DPRD Kalimantan Tengah Kuwu Senilawati mengingatkan sekaligus meminta kepada pemerintah daerah, baik provinsi maupun kabupaten/kota di wilayah ini, agar mulai mempersiapkan berbagai langkah dan strategi dalam mencegah terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
"Sudah lebih dari seminggu ini cuaca panas luar biasa terjadi di Kalteng. Itulah kenapa perlu ada diwaspadai karena dapat memicu terjadinya karhutla," kata Kuwu di Palangka Raya, kemarin.
Menurut dirinya, pemda jangan terfokus pada penyiapan sarana dan prasarana dalam menanggulangi karhutla, namun juga secara rutin dan konsisten memantau titik-titik yang rawan terjadi kebakaran. Sebab, pemantauan itu akan mempermudah personel di lapangan dalam memadamkan lahan ataupun hutan yang terbakar.
Wakil rakyat Kalteng dari daerah pemilihan I meliputi Kota Palangka Raya, Kabupaten Katingan dan Gunung Mas itu mengatakan, perusahaan besar swasta (PBS) juga harus dilibatkan dalam mencegah dan menanggulangi karhutla. Keterlibatan tersebut bukan hanya di areal lahan operasional, namun juga desa-desa di sekitar PBS.
"Wilayah Kalteng kan sangat luas, bahkan provinsi terluas di Indonesia. Jadi, harus melibatkan semua elemen masyarakat, termasuk PBS yang beroperasi di Kalteng," kata Kuwu.
Politikus Partai Gerindra ini mengakui bahwa upaya pencegahan karhutla ini memang bukan perkara mudah dan instan, karena tidak jarang pemerintah dan aparat penegak hukum menghadapi aktivitas berladang masyarakat.
Untuk itulah, pencegahan dari tingkat individu perlu dilakukan untuk mengubah pola pikir dan perilaku dari masyarakat, khususnya para petani atau peladang dalam mengelola lahan pertanian atau perkebunan milik mereka supaya tidak membakar lahan sembarangan.
Baca juga: Pemda di Kalteng diminta bantu dana operasional Panti Rehabilitasi JAM
"Kegiatan membakar lahan sudah menjadi kebiasaan yang terjadi secara turun temurun, sehingga untuk mengubahnya pun harus dilakukan secara bertahap," kata Kuwu.
Di satu sisi, rencana pemerintah untuk melakukan regenerasi petani dengan melibatkan generasi muda sudah dianggap tepat. Tentu menjadi momentum yang tepat untuk mulai merubah pola pikir dan perilaku masyarakat dalam mengelola lahan pertanian dan perkebunan mereka.
"Semakin banyak masyarakat yang di edukasi, maka dampak positif yang ditimbulkan tentu banyak sekali utamanya tidak menimbulkan kabut asap," demikian Kuwu.
Baca juga: Legislator Kalteng minta peran BLK dioptimalkan bantu anak putus sekolah
Baca juga: Pemprov Kalteng diminta maksimalkan kinerja BRIDA
Baca juga: Legislator Kalteng tak permasalahkan spanduk pejabat dipasang di sekitar tempat ibadah
"Sudah lebih dari seminggu ini cuaca panas luar biasa terjadi di Kalteng. Itulah kenapa perlu ada diwaspadai karena dapat memicu terjadinya karhutla," kata Kuwu di Palangka Raya, kemarin.
Menurut dirinya, pemda jangan terfokus pada penyiapan sarana dan prasarana dalam menanggulangi karhutla, namun juga secara rutin dan konsisten memantau titik-titik yang rawan terjadi kebakaran. Sebab, pemantauan itu akan mempermudah personel di lapangan dalam memadamkan lahan ataupun hutan yang terbakar.
Wakil rakyat Kalteng dari daerah pemilihan I meliputi Kota Palangka Raya, Kabupaten Katingan dan Gunung Mas itu mengatakan, perusahaan besar swasta (PBS) juga harus dilibatkan dalam mencegah dan menanggulangi karhutla. Keterlibatan tersebut bukan hanya di areal lahan operasional, namun juga desa-desa di sekitar PBS.
"Wilayah Kalteng kan sangat luas, bahkan provinsi terluas di Indonesia. Jadi, harus melibatkan semua elemen masyarakat, termasuk PBS yang beroperasi di Kalteng," kata Kuwu.
Politikus Partai Gerindra ini mengakui bahwa upaya pencegahan karhutla ini memang bukan perkara mudah dan instan, karena tidak jarang pemerintah dan aparat penegak hukum menghadapi aktivitas berladang masyarakat.
Untuk itulah, pencegahan dari tingkat individu perlu dilakukan untuk mengubah pola pikir dan perilaku dari masyarakat, khususnya para petani atau peladang dalam mengelola lahan pertanian atau perkebunan milik mereka supaya tidak membakar lahan sembarangan.
Baca juga: Pemda di Kalteng diminta bantu dana operasional Panti Rehabilitasi JAM
"Kegiatan membakar lahan sudah menjadi kebiasaan yang terjadi secara turun temurun, sehingga untuk mengubahnya pun harus dilakukan secara bertahap," kata Kuwu.
Di satu sisi, rencana pemerintah untuk melakukan regenerasi petani dengan melibatkan generasi muda sudah dianggap tepat. Tentu menjadi momentum yang tepat untuk mulai merubah pola pikir dan perilaku masyarakat dalam mengelola lahan pertanian dan perkebunan mereka.
"Semakin banyak masyarakat yang di edukasi, maka dampak positif yang ditimbulkan tentu banyak sekali utamanya tidak menimbulkan kabut asap," demikian Kuwu.
Baca juga: Legislator Kalteng minta peran BLK dioptimalkan bantu anak putus sekolah
Baca juga: Pemprov Kalteng diminta maksimalkan kinerja BRIDA
Baca juga: Legislator Kalteng tak permasalahkan spanduk pejabat dipasang di sekitar tempat ibadah