Jakarta (ANTARA) - Peneliti dari University of Southern Denmark meneliti magic mushroom untuk mengobati beberapa masalah kesehatan mental, salah satunya depresi, seperti dilaporkan Medicaldialy, Selasa (4/5).
Jamur psilocybin, umumnya dikenal sebagai jamur ajaib atau magic mushroom, dilarang di sejumlah negara termasuk Indonesia dan sebagian besar Amerika Serikat karena sifat halusinogen mereka, yang dapat mempromosikan penyalahgunaan zat.
Namun ada peningkatan minat di kalangan komunitas ilmiah dan ilmuwan dalam mempelajari jamur ini untuk efek potensial terapi yang dimiliki, terutama pada mereka yang memiliki masalah kesehatan mental.
Baca juga: Mengenal jamur ajaib yang berguna untuk kesehatan
Apa itu magic mushroom?
Jamur psilocybin adalah jenis jamur yang terdiri atas psilocybin, senyawa alami dengan sifat psikedelik. Struktur molekulnya yang unik memungkinkannya melintasi penghalang darah-otak dan menembus sistem saraf pusat.
Keadaan psikedelik adalah serangkaian pengalaman termasuk perubahan persepsi seperti halusinasi, sinestesia, keadaan kesadaran yang berubah atau kesadaran terfokus, variasi dalam pola pikir, keadaan hipnotis, keadaan mistik, dan perubahan pikiran lainnya.
Para peneliti masih berusaha memahami pengaruhnya terhadap otak dan pikiran serta potensinya sebagai terapi untuk penyakit mental. Makalah penelitian ini diterbitkan dalam jurnal "Biochimica et Biophysica Acta (BBA) - Proteins and Proteomic".
Psilocybin telah menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam mengobati kondisi seperti depresi dan kecemasan, serta kecanduan zat. Sebuah tim peneliti dari University of Southern Denmark kini mempelajari bagaimana zat halusinogen dalam magic mushroom bekerja pada tingkat molekuler saat masuk ke dalam tubuh.
Baca juga: Benarkah matcha dapat lawan depresi? Ini kata penelitian
Uji klinis atau merancang obat berbasis psikedelik baru belum ada dalam rencana saat ini, tetapi para peneliti berharap temuan mereka akan membuka kemungkinan untuk beragam kondisi.
"Saya akan sangat senang jika masyarakat dapat menggunakan penelitian kami. Mungkin seseorang akan mengambil ini lebih jauh dan membuat molekul yang dapat digunakan dalam perawatan medis untuk kondisi seperti depresi," kata salah satu peneliti, Himanshu Khandelia.
"Sesi seperti itu harus dilakukan di tempat yang aman dan dipandu oleh terapis terlatih. Saat ini, tidak ada yang akan merekomendasikan hanya makan beberapa jamur di ruang tamu mereka sendiri," jelas peneliti lain, Ali Asghar Hakami Zanjani.
Jamur psilocybin, umumnya dikenal sebagai jamur ajaib atau magic mushroom, dilarang di sejumlah negara termasuk Indonesia dan sebagian besar Amerika Serikat karena sifat halusinogen mereka, yang dapat mempromosikan penyalahgunaan zat.
Namun ada peningkatan minat di kalangan komunitas ilmiah dan ilmuwan dalam mempelajari jamur ini untuk efek potensial terapi yang dimiliki, terutama pada mereka yang memiliki masalah kesehatan mental.
Baca juga: Mengenal jamur ajaib yang berguna untuk kesehatan
Apa itu magic mushroom?
Jamur psilocybin adalah jenis jamur yang terdiri atas psilocybin, senyawa alami dengan sifat psikedelik. Struktur molekulnya yang unik memungkinkannya melintasi penghalang darah-otak dan menembus sistem saraf pusat.
Keadaan psikedelik adalah serangkaian pengalaman termasuk perubahan persepsi seperti halusinasi, sinestesia, keadaan kesadaran yang berubah atau kesadaran terfokus, variasi dalam pola pikir, keadaan hipnotis, keadaan mistik, dan perubahan pikiran lainnya.
Para peneliti masih berusaha memahami pengaruhnya terhadap otak dan pikiran serta potensinya sebagai terapi untuk penyakit mental. Makalah penelitian ini diterbitkan dalam jurnal "Biochimica et Biophysica Acta (BBA) - Proteins and Proteomic".
Psilocybin telah menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam mengobati kondisi seperti depresi dan kecemasan, serta kecanduan zat. Sebuah tim peneliti dari University of Southern Denmark kini mempelajari bagaimana zat halusinogen dalam magic mushroom bekerja pada tingkat molekuler saat masuk ke dalam tubuh.
Baca juga: Benarkah matcha dapat lawan depresi? Ini kata penelitian
Uji klinis atau merancang obat berbasis psikedelik baru belum ada dalam rencana saat ini, tetapi para peneliti berharap temuan mereka akan membuka kemungkinan untuk beragam kondisi.
"Saya akan sangat senang jika masyarakat dapat menggunakan penelitian kami. Mungkin seseorang akan mengambil ini lebih jauh dan membuat molekul yang dapat digunakan dalam perawatan medis untuk kondisi seperti depresi," kata salah satu peneliti, Himanshu Khandelia.
"Sesi seperti itu harus dilakukan di tempat yang aman dan dipandu oleh terapis terlatih. Saat ini, tidak ada yang akan merekomendasikan hanya makan beberapa jamur di ruang tamu mereka sendiri," jelas peneliti lain, Ali Asghar Hakami Zanjani.