Tangerang, Banten (ANTARA) - Warga di Kampung Mangga RW10 Villa Tangerang Indah, Kelurahan Gebang Raya, Kecamatan Periuk Kota Tangerang, Provinsi Banten mengembangkan pengolahan air hujan menjadi air bersih.
Ketua RW 10 yakni Yadi Wijaya di Tangerang Selasa mengatakan sistem pengembangan yang dilakukan adalah dengan menampung air hujan lalu dilakukan penyaringan atau penyulingan sebanyak dua tahap. Setelah itu, dilanjutkan ke proses pemasakan air menggunakan sistem elektronika.
"Sejauh ini, air yang berhasil kami olah baru tahap menjadi air bersih dan dapat digunakan untuk mandi, menyiram tanaman atau kegiatan di TPS," katanya.
Ke depan pihaknya sedang berupaya melakukan penelitian laboratorium untuk kelayakan atau keamanan untuk menjadi air minum atau aman dikonsumsi.
Sementara itu jumlah air bersih yang dihasilkan dari proses pengolahan yakni sebanyak 300 liter dan dibagi untuk beberapa kebutuhan.
"Manfaatnya sangat besar sekali. Selain menghemat listrik, tentu kita juga dapat mengurangi kemungkinan ancaman banjir,” katanya.
Ia menjelaskan sistem pengolahan air hujan jadi air bersih baru dikembangkan dua bulan terakhir ini. Hal ini berawal dari informasi BMKG yang menyatakan saat ini cuaca banyak tidak menentunya.
Selain pengolahan air hujan, warga Kampung Mangga RW 10 juga memiliki pengolahan atau penggunaan listrik tenaga surya (PLTS).
“Jadi hujan yang turun kami olah, matahari yang terik juga kita olah. Untuk PLTS sejauh ini digunakan untuk penerangan jalan umum ( PJU) dan penggunaan beberapa mesin yang menggunakan listrik. Semua pengolahan ini aktif dan kami gunakan setiap harinya,” demikian Yadi Wijaya.
Ketua RW 10 yakni Yadi Wijaya di Tangerang Selasa mengatakan sistem pengembangan yang dilakukan adalah dengan menampung air hujan lalu dilakukan penyaringan atau penyulingan sebanyak dua tahap. Setelah itu, dilanjutkan ke proses pemasakan air menggunakan sistem elektronika.
"Sejauh ini, air yang berhasil kami olah baru tahap menjadi air bersih dan dapat digunakan untuk mandi, menyiram tanaman atau kegiatan di TPS," katanya.
Ke depan pihaknya sedang berupaya melakukan penelitian laboratorium untuk kelayakan atau keamanan untuk menjadi air minum atau aman dikonsumsi.
Sementara itu jumlah air bersih yang dihasilkan dari proses pengolahan yakni sebanyak 300 liter dan dibagi untuk beberapa kebutuhan.
"Manfaatnya sangat besar sekali. Selain menghemat listrik, tentu kita juga dapat mengurangi kemungkinan ancaman banjir,” katanya.
Ia menjelaskan sistem pengolahan air hujan jadi air bersih baru dikembangkan dua bulan terakhir ini. Hal ini berawal dari informasi BMKG yang menyatakan saat ini cuaca banyak tidak menentunya.
Selain pengolahan air hujan, warga Kampung Mangga RW 10 juga memiliki pengolahan atau penggunaan listrik tenaga surya (PLTS).
“Jadi hujan yang turun kami olah, matahari yang terik juga kita olah. Untuk PLTS sejauh ini digunakan untuk penerangan jalan umum ( PJU) dan penggunaan beberapa mesin yang menggunakan listrik. Semua pengolahan ini aktif dan kami gunakan setiap harinya,” demikian Yadi Wijaya.