Jakarta (ANTARA) - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo menyebutkan bahwa prestasi Timnas U-22 Indonesia meraih medali emas SEA Games 2023 tidak lepas dari campur tangan menpora terdahulu yakni Zainudin Alami.
"Ya ini bagian apa yang ditinggalkan pak Zainudin Amali (sebagai Menpora sebelumnya). Jadi ini memang peninggalan yang bersejarah, dan saya hanya meneruskan dari senior saya," kata Dito Ariotedjo dalam keterangan resminya di Phnom Penh, Kamboja, Rabu.
Mantan Ketua Umum AMPI ini menegaskan bahwa hal tersebut menunjukkan adanya kolaborasi dan kerja sama yang baik antara pemerintah dalam hal ini Kemenpora dengan PSSI sebagai federasi olahraga sepak bola serta KONI dan KOI atau NOC Indonesia.
"Jadi ini saya rasa memang kolaborasi di antara Kemenpora, federasi (PSSI), dan juga KONI dan KOI. Ini kerja sama yang saya rasa bila ditingkatkan dan diteruskan Indonesia bisa menembus dunia lebih banyak," ujar Dito.
Baca juga: Kesuksesan Indra Sjafri terulang di Phnom Penh
Menteri termuda di Kabinet Indonesia Maju mengaku sejak awal dirinya menjadi Menpora sudah meyakini bahwa di bawah kepemimpinan Ketua Umum PSSI Erick Thohir, Wakil Ketua Umum Zainudin Amali, dan Ratu Tisha. Menurutnya, hasil medali emas SEA Games kali ini setelah penantian 32 tahun merupakan bukti omongannya waktu itu menjadi fakta.
"Sepak bola, pertama saya dilantik jadi menteri, saya sudah sampaikan, PSSI di tangan yang benar, pak Erick dan pak Zainudin Amali serta Rau Tisha. Jadi ini hasil buktinya omongan saya bukan omongan klaim atau politis tapi fakta," pungkas Dito.
Timnas Indonesia U-22 menuntaskan dahaga gelar selama lebih dari tiga dekade setelah menghajar Thailand pada laga final SEA Games 2023 di Stadion Olympic, Phnom Penh, Selasa (16/5) dengan skor 5-2 melalui perpanjangan waktu. Terakhir Indonesia meraih emas pada SEA Games 1991 Manila.
Baca juga: Kecurangan justru picu tim PUBG Indonesia buktikan kemampuan
Baca juga: Trilogi heroik sepak bola Indonesia di pesta olahraga Asia Tenggara
Baca juga: Menpora sebut asam lambungnya naik saat liat perjuangan timnas
"Ya ini bagian apa yang ditinggalkan pak Zainudin Amali (sebagai Menpora sebelumnya). Jadi ini memang peninggalan yang bersejarah, dan saya hanya meneruskan dari senior saya," kata Dito Ariotedjo dalam keterangan resminya di Phnom Penh, Kamboja, Rabu.
Mantan Ketua Umum AMPI ini menegaskan bahwa hal tersebut menunjukkan adanya kolaborasi dan kerja sama yang baik antara pemerintah dalam hal ini Kemenpora dengan PSSI sebagai federasi olahraga sepak bola serta KONI dan KOI atau NOC Indonesia.
"Jadi ini saya rasa memang kolaborasi di antara Kemenpora, federasi (PSSI), dan juga KONI dan KOI. Ini kerja sama yang saya rasa bila ditingkatkan dan diteruskan Indonesia bisa menembus dunia lebih banyak," ujar Dito.
Baca juga: Kesuksesan Indra Sjafri terulang di Phnom Penh
Menteri termuda di Kabinet Indonesia Maju mengaku sejak awal dirinya menjadi Menpora sudah meyakini bahwa di bawah kepemimpinan Ketua Umum PSSI Erick Thohir, Wakil Ketua Umum Zainudin Amali, dan Ratu Tisha. Menurutnya, hasil medali emas SEA Games kali ini setelah penantian 32 tahun merupakan bukti omongannya waktu itu menjadi fakta.
"Sepak bola, pertama saya dilantik jadi menteri, saya sudah sampaikan, PSSI di tangan yang benar, pak Erick dan pak Zainudin Amali serta Rau Tisha. Jadi ini hasil buktinya omongan saya bukan omongan klaim atau politis tapi fakta," pungkas Dito.
Timnas Indonesia U-22 menuntaskan dahaga gelar selama lebih dari tiga dekade setelah menghajar Thailand pada laga final SEA Games 2023 di Stadion Olympic, Phnom Penh, Selasa (16/5) dengan skor 5-2 melalui perpanjangan waktu. Terakhir Indonesia meraih emas pada SEA Games 1991 Manila.
Baca juga: Kecurangan justru picu tim PUBG Indonesia buktikan kemampuan
Baca juga: Trilogi heroik sepak bola Indonesia di pesta olahraga Asia Tenggara
Baca juga: Menpora sebut asam lambungnya naik saat liat perjuangan timnas