Sampit (ANTARA) - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Murjani Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah diberi kepercayaan menjadi pusat layanan empat jenis penyakit serius yaitu kanker, stroke, jantung dan diabetes melitus.
"Alhamdulillah sejak Februari 2023 lalu RSUD dr Murjani ini ditunjuk menjadi salah satu rumah sakit pusat layanan empat jenis penyakit oleh Kemenkes," kata Pelaksana Tugas Direktur RSUD dr Murjani Sampit, dr Sutriso di Sampit, Rabu.
Untuk pelayanan empat jenis penyakit serius tersebut, RSUD dr Murjani nantinya akan didukung rumah sakit lain yang sudah mempunyai kompetensi yang bagus dalam pelayanan masing-masing penyakit.
Pengampu atau pendamping layanan jantung yaitu dari RS Harapan Kita, pengampu layanan kanker dari RS Darmais, pengampu layanan stroke dari RSCM dan pengampu layanan diabetes melitus juga dari RSCM Jakarta.
Dengan penunjukan itu, RSUD dr Murjani diharapkan dibantu oleh Kementerian Kesehatan untuk sarana dan prasarananya. Seperti untuk penanganan kanker, RSUD dr Murjani mendapat dukungan peralatan dari Kemenkes.
Pihak rumah sakit juga berharap Kemenkes membantu ruang ruang ICCU (Intensive Cardiology Care Unit) untuk penanganan pasien jantung. Hal ini karena penanganan pasien jantung memerlukan ruangan khusus.
"Yang banyak itu pasien jantung. Sehari bisa sampai 50 orang. Saat ini dokternya sudah datang. Mudah-mudahan mulai 1 Juni nanti kita sudah bisa melayani pasang ring jantung sehingga pasien tidak perlu lagi jauh-jauh ke rumah sakit di luar daerah," harap Sutriso.
Baca juga: KONI Kotim berharap segera ada keputusan pelaksanaan Porprov Kalteng
Hal lain yang diperjuangkan pihak rumah sakit adalah izin agar BPJS Kesehatan juga menanggung biaya layanan kemoterapi bagi penderita kanker. Saat ini layanan kemoterapi di rumah sakit ini dimanfaatkan oleh pasien umum atau yang biaya perawatannya tidak ditanggung BPJS Kesehatan.
Usulan ini mendapat dukungan dari Kemenkes yang meminta BPJS Kesehatan mengizinkan hal tersebut. Pihak rumah sakit berharap usulan ini sudah bisa dikabulkan mulai 1 Juni nanti.
Usulan tersebut disampaikan untuk membantu masyarakat karena biaya kemoterapi cukup mahal. Apalagi, sekitar 90 persen pasien yang datang selama ini merupakan peserta BPJS Kesehatan.
"Kalau tidak diizinkan BPJS, maka tidak dibayar. Kasihan pasien. Rata-rata biayanya Rp50 juta sampai Rp100 juta karena sistemnya paket. Satu pasien itu paketnya bisa empat," ujar Sutriso.
Sejak diresmikan, sudah ada pasien umum yang memanfaatkan layanan kemoterapi yaitu satu hingga dua orang dalam satu bulan. Pasien terbanyak adalah penderita kanker payudara.
"Alhamdulillah mulai 1 Juni insya Allah kita sudah bisa melayani, jadi tidak usah ke Palangka Raya, Banjarmasin atau daerah lainnya. Mudah-mudahan ini bisa membantu masyarakat kita," demikian Sutriso.
Baca juga: Stadion berstandar nasional diharapkan pemacu kebangkitan prestasi sepak bola Kotim
Baca juga: Pemkab Kotim tegaskan tetap persiapkan Porprov Kalteng
Baca juga: Bupati: Akreditasi Paripurna harus jadi motivasi RSUD Murjani tingkatkan pelayanan
"Alhamdulillah sejak Februari 2023 lalu RSUD dr Murjani ini ditunjuk menjadi salah satu rumah sakit pusat layanan empat jenis penyakit oleh Kemenkes," kata Pelaksana Tugas Direktur RSUD dr Murjani Sampit, dr Sutriso di Sampit, Rabu.
Untuk pelayanan empat jenis penyakit serius tersebut, RSUD dr Murjani nantinya akan didukung rumah sakit lain yang sudah mempunyai kompetensi yang bagus dalam pelayanan masing-masing penyakit.
Pengampu atau pendamping layanan jantung yaitu dari RS Harapan Kita, pengampu layanan kanker dari RS Darmais, pengampu layanan stroke dari RSCM dan pengampu layanan diabetes melitus juga dari RSCM Jakarta.
Dengan penunjukan itu, RSUD dr Murjani diharapkan dibantu oleh Kementerian Kesehatan untuk sarana dan prasarananya. Seperti untuk penanganan kanker, RSUD dr Murjani mendapat dukungan peralatan dari Kemenkes.
Pihak rumah sakit juga berharap Kemenkes membantu ruang ruang ICCU (Intensive Cardiology Care Unit) untuk penanganan pasien jantung. Hal ini karena penanganan pasien jantung memerlukan ruangan khusus.
"Yang banyak itu pasien jantung. Sehari bisa sampai 50 orang. Saat ini dokternya sudah datang. Mudah-mudahan mulai 1 Juni nanti kita sudah bisa melayani pasang ring jantung sehingga pasien tidak perlu lagi jauh-jauh ke rumah sakit di luar daerah," harap Sutriso.
Baca juga: KONI Kotim berharap segera ada keputusan pelaksanaan Porprov Kalteng
Hal lain yang diperjuangkan pihak rumah sakit adalah izin agar BPJS Kesehatan juga menanggung biaya layanan kemoterapi bagi penderita kanker. Saat ini layanan kemoterapi di rumah sakit ini dimanfaatkan oleh pasien umum atau yang biaya perawatannya tidak ditanggung BPJS Kesehatan.
Usulan ini mendapat dukungan dari Kemenkes yang meminta BPJS Kesehatan mengizinkan hal tersebut. Pihak rumah sakit berharap usulan ini sudah bisa dikabulkan mulai 1 Juni nanti.
Usulan tersebut disampaikan untuk membantu masyarakat karena biaya kemoterapi cukup mahal. Apalagi, sekitar 90 persen pasien yang datang selama ini merupakan peserta BPJS Kesehatan.
"Kalau tidak diizinkan BPJS, maka tidak dibayar. Kasihan pasien. Rata-rata biayanya Rp50 juta sampai Rp100 juta karena sistemnya paket. Satu pasien itu paketnya bisa empat," ujar Sutriso.
Sejak diresmikan, sudah ada pasien umum yang memanfaatkan layanan kemoterapi yaitu satu hingga dua orang dalam satu bulan. Pasien terbanyak adalah penderita kanker payudara.
"Alhamdulillah mulai 1 Juni insya Allah kita sudah bisa melayani, jadi tidak usah ke Palangka Raya, Banjarmasin atau daerah lainnya. Mudah-mudahan ini bisa membantu masyarakat kita," demikian Sutriso.
Baca juga: Stadion berstandar nasional diharapkan pemacu kebangkitan prestasi sepak bola Kotim
Baca juga: Pemkab Kotim tegaskan tetap persiapkan Porprov Kalteng
Baca juga: Bupati: Akreditasi Paripurna harus jadi motivasi RSUD Murjani tingkatkan pelayanan