Menstruasi tidak teratur rentan terhadap penyakit kardiovaskular

Senin, 29 Mei 2023 14:47 WIB

Jakarta (ANTARA) - Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of The American Heart menyatakan wanita yang memiliki siklus menstruasi atau panjang siklus yang relatif lebih pendek lebih rentan terhadap penyakit kardiovaskular.
 
Dikutip dari laman Medical Daily, Minggu, wanita dengan siklus menstruasi yang lebih pendek dari panjang rata-rata 21 hari, dan siklus yang lebih panjang dari panjang rata-rata 35 hari lebih rentan terhadap fibrilasi atrium, atau detak jantung tidak teratur.
 
Fluktuasi hormon selama siklus menstruasi dianggap berperan dalam meningkatkan risiko pengembangan aritmia, atau detak jantung tidak teratur sehingga meningkatkan risiko penyakit jantung seperti resistensi insulin, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, peradangan kronis, dan sindrom ovarium polikistik.

Baca juga: Mengenal gangguan haid yang bisa berkaitan dengan kesuburan
 
"Panjang siklus menstruasi dikaitkan dengan peningkatan risiko fibrilasi atrium tetapi tidak dengan infark miokard, gagal jantung, dan stroke, dan siklus yang lebih pendek dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung koroner dan infark miokard atau serangan jantung," tulis para peneliti.
 
Kepala dokter dan profesor di Nanfang Hospital of Southern Medical University di China Dr. Huijie Zhang menyatakan penelitian ini berfungsi sebagai petunjuk bahwa sudah waktunya untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya siklus menstruasi yang tidak teratur selama masa reproduksi seseorang.
 
Perkiraan total persentase global wanita yang memiliki siklus menstruasi tidak teratur adalah sekitar 14-25 persen, menurut US National Institutes of Health.
 
Dalam penelitian di Inggris dengan responden 58.056 menemukan wanita dengan siklus menstruasi teratur memiliki tingkat perkembangan penyakit kardiovaskular sebesar 2,5 persen, sedangkan wanita dengan siklus tidak teratur atau tidak menstruasi memiliki tingkat yang lebih tinggi sebesar 3,4 persen.
 
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana panjang dan keteraturan siklus menstruasi dapat mempengaruhi kesehatan jantung.

Baca juga: Tips meringankan gejala menopause

Baca juga: Mengenal endometriosis, penyebab nyeri saat haid

Baca juga: Tips kurangi kembung jelang haid

Pewarta : Fitra Ashari
Uploader : Admin Kalteng
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Benarkah siklus haid bisa jadi barometer kesehatan perempuan?

07 May 2024 8:29 Wib

Pj Bupati Barsel: Tahap anak usia dini periode penting dalam siklus kehidupan

21 August 2023 17:57 Wib, 2023

Pemkab Seruyan maksimalkan siklus masa tanam dan panen

28 May 2023 15:04 Wib, 2023

Bupati Gumas minta pembudidaya ikan perhatikan siklus permintaan pasar

30 December 2022 15:43 Wib, 2022

Vaksinasi COVID-19 pengaruhi siklus menstruasi?

11 January 2022 12:25 Wib, 2022
Terpopuler

Nomor urut 4 diyakini bawa kemenangan bagi ASRI di Pilkada Kalteng

Kabar Daerah - 25 September 2024 20:43 Wib

DPRD minta Pemkot Palangka Raya gencar beri peringatan dini terkait cacar monyet

Kabar Daerah - 26 September 2024 21:48 Wib

Fadillah Arbi disiapkan ikut jejak Mario Aji di Moto2

Olahraga - 29 September 2024 21:44 Wib

Kabinet Prabowo akan diketahui pada H-5 pelantikan

Nasional - 30 September 2024 17:33 Wib

Sektor jasa keuangan Kalteng stabil, disertai kinerja bertumbuh dan likuiditas memadai

Kabar Daerah - 11 jam lalu