Palangka Raya (ANTARA) - Kepala Badan Pusat Statistik Kalimantan Tengah Eko Marsono menyatakan bahwa hasil tambang selalu menjadi kontribusi terbesar dari total nilai ekspor di provinsi ini.
Pada Maret 2023 kontribusi hasil tambang mampu berkontribusi hingga mencapai 89,09 persen dari keseluruhan nilai ekspor provinsi ini, kata Eko di Palangka Raya, Senin.
"Untuk komoditas hasil tambang itu, yakni batu bara, lignit, bijih zirkonium, bijih seng, dan bijih timbal," ucapnya.
Setelah hasil tambang, lanjut dia, industri pengolahan berada di urutan selanjutnya yang berkontribusi terhadap nilai ekspor di provinsi ini. Di mana pada Maret 2023, kontribusi industri pengolahan berkisar 14,11 persen dari keseluruhan nilai ekspor Kalteng.
"Komoditas utama ekspor hasil industri pengolahan yakni minyak kelapa sawit, emas bongkahan, kayu log, asam distilat kelapa sawit, dan karet," beber Eko.
Berdasarkan data BPS, nilai ekspor provinsi berjuluk Bumi Tambun Bungai/Bumi Pancasila ini pada Maret 2023, mencapai 468,29 juta dolar AS atau turun 6,87 persen dibanding ekspor Februari 2023, dan turun 10,95 persen dibanding ekspor Maret 2022.
Meski begitu, secara kumulatif, nilai ekspor Kalteng meningkat sebesar 20,34 persen, dari 1.221,12 juta dolar AS pada Januari-Maret 2022, menjadi 1.469,49 juta dolar AS di Januari hingga Maret 2023.
"Komoditas utama ekspor Kalteng selama Maret 2023 yakni batu bara, minyak kelapa sawit, bijih zirkonium, emas bongkahan, dan kayu log," kata Eko.
Baca juga: Sukseskan sensus pertanian 2023 di Kalteng, BPS kerahkan 2.451 petugas
Sementara untuk negara tujuan utama ekspor Kalteng pada Maret 2023 yakni Jepang, Tiongkok, dan India. Di mana nilai ekspor ke Jepang mencapai 174,37 juta dolar AS atau 37,24 persen, ke Tiongkok 112,37 juta dolar AS atau 24,00 persen, dan India sebesar 73,41 juta dolar AS atau 15,68 persen.
Dibanding bulan sebelumnya, terjadi penurunan nilai ekspor ke sejumlah negara tujuan, kecuali Tiongkok, India, Guinea (Afrika), dan Thailand. Ekspor ke Vietnam mengalami penurunan nilai terbesar, yakni 29,46 juta dolar AS (81,86 persen), terutama disebabkan oleh turunnya nilai ekspor bahan bakar mineral (batu bara) serta lemak dan ampas/sisa industri makanan (bungkil kelapa sawit).
"Untuk ekspor ke Tiongkok, mengalami peningkatan terbesar senilai 43,45 juta dolar AS atau 63,04 persen. Itu didorong oleh meningkatnya nilai ekspor batu bara dari Kalteng ke Tiongkok," demikian Eko.
Baca juga: Perekonomian Kalteng pada triwulan I-2023 terhadap I-2022 tumbuh 3,22 persen
Baca juga: BPS: TPK hotel bintang di Kalteng alami penurunan selama Maret 2023
Baca juga: NTP Gabungan Kalteng pada April 2023 alami kenaikan 1,21 persen
Pada Maret 2023 kontribusi hasil tambang mampu berkontribusi hingga mencapai 89,09 persen dari keseluruhan nilai ekspor provinsi ini, kata Eko di Palangka Raya, Senin.
"Untuk komoditas hasil tambang itu, yakni batu bara, lignit, bijih zirkonium, bijih seng, dan bijih timbal," ucapnya.
Setelah hasil tambang, lanjut dia, industri pengolahan berada di urutan selanjutnya yang berkontribusi terhadap nilai ekspor di provinsi ini. Di mana pada Maret 2023, kontribusi industri pengolahan berkisar 14,11 persen dari keseluruhan nilai ekspor Kalteng.
"Komoditas utama ekspor hasil industri pengolahan yakni minyak kelapa sawit, emas bongkahan, kayu log, asam distilat kelapa sawit, dan karet," beber Eko.
Berdasarkan data BPS, nilai ekspor provinsi berjuluk Bumi Tambun Bungai/Bumi Pancasila ini pada Maret 2023, mencapai 468,29 juta dolar AS atau turun 6,87 persen dibanding ekspor Februari 2023, dan turun 10,95 persen dibanding ekspor Maret 2022.
Meski begitu, secara kumulatif, nilai ekspor Kalteng meningkat sebesar 20,34 persen, dari 1.221,12 juta dolar AS pada Januari-Maret 2022, menjadi 1.469,49 juta dolar AS di Januari hingga Maret 2023.
"Komoditas utama ekspor Kalteng selama Maret 2023 yakni batu bara, minyak kelapa sawit, bijih zirkonium, emas bongkahan, dan kayu log," kata Eko.
Baca juga: Sukseskan sensus pertanian 2023 di Kalteng, BPS kerahkan 2.451 petugas
Sementara untuk negara tujuan utama ekspor Kalteng pada Maret 2023 yakni Jepang, Tiongkok, dan India. Di mana nilai ekspor ke Jepang mencapai 174,37 juta dolar AS atau 37,24 persen, ke Tiongkok 112,37 juta dolar AS atau 24,00 persen, dan India sebesar 73,41 juta dolar AS atau 15,68 persen.
Dibanding bulan sebelumnya, terjadi penurunan nilai ekspor ke sejumlah negara tujuan, kecuali Tiongkok, India, Guinea (Afrika), dan Thailand. Ekspor ke Vietnam mengalami penurunan nilai terbesar, yakni 29,46 juta dolar AS (81,86 persen), terutama disebabkan oleh turunnya nilai ekspor bahan bakar mineral (batu bara) serta lemak dan ampas/sisa industri makanan (bungkil kelapa sawit).
"Untuk ekspor ke Tiongkok, mengalami peningkatan terbesar senilai 43,45 juta dolar AS atau 63,04 persen. Itu didorong oleh meningkatnya nilai ekspor batu bara dari Kalteng ke Tiongkok," demikian Eko.
Baca juga: Perekonomian Kalteng pada triwulan I-2023 terhadap I-2022 tumbuh 3,22 persen
Baca juga: BPS: TPK hotel bintang di Kalteng alami penurunan selama Maret 2023
Baca juga: NTP Gabungan Kalteng pada April 2023 alami kenaikan 1,21 persen