Pulang Pisau (ANTARA) - Manajer Rayon Perusahaan Listrik Negara (PLN) ULP Pulang Pisau, Kalimantan Tengah Ryan Marko mengatakan transisi energi di kawasan Food Estate bukan hanya mendorong petani meningkatkan keuntungan yang diperoleh, tetapi juga ramah terhadap lingkungan.
“Beberapa petani yang memiliki mesin penggilingan padi sudah mencoba transisi energi dari mesin diesel ke listrik yang bersumber dari PLN, dan hasilnya sudah mulai dirasakan,” kata Ryan Marko di Pulang Pisau, Selasa.
Dia menjelaskan, transisi energi seperti ini memberi nilai manfaat lebih kepada para petani di kawasan Food Estate. Awalnya, kendala yang dihadapi adalah keraguan petani melakukan transisi energi karena ketakutan dengan beban biaya tarif listrik.
“Awalnya kita terus memberikan pemahaman agar petani berani untuk mencoba,” jelasnya.
Menurutnya manfaat transisi energi tersebut sudah terlihat selama beberapa bulan berjalan, yakni keuntungan meningkat dan mencapai 40 persen, serta lebih menghemat biaya operasional jika dibanding penggilingan padi menggunakan mesin diesel sebelumnya.
Selain itu, terang dia, kendala yang sering dihadapi para petani dengan masih menggunakan penggilingan padi bermesin diesel adalah ketersediaan bahan bakar minyak (BBM). BBM di sejumlah desa terkadang sulit didapat, bahkan dengan harga yang relatif mahal sehingga memberatkan biaya operasional para petani.
“Apabila menggunakan mesin diesel, maka dalam setiap delapan jam penggunaan mesin harus ada istirahat. Dengan transisi ke energi listrik, waktu operasional tidak menjadi kendala meski mesin digunakan selama 24 jam serta tidak menimbulkan polusi suara bagi masyarakat sekitar,” ucapnya.
Baca juga: Bupati Pulang Pisau ajak masyarakat sukseskan Pemilu 2024
Dijelaskannya, kalkulasi perhitungan yang diperoleh dari mesin penggilingan padi yang telah bertransisi ke energi listrik dari pemilik mesin penggilingan padi, perbandingannya juga cukup signifikan.
Dalam operasional penggilingan padi menggunakan mesin diesel selama empat jam, terang dia, hanya memperoleh hasil 50-80 kilogram beras. Berbeda dengan mesin penggilingan padi yang sudah beralih dengan menggunakan energi listrik, hasil yang diperoleh bisa mencapai 150-200 kilogram beras.
"Dengan perbandingan dan keuntungan yang didapat tersebut, kami mendorong bagi para petani mencoba transisi energi untuk memberikan nilai manfaat yang lebih besar," ajaknya.
PLN setempat juga terus berusaha meningkatkan mutu dan pelayanan agar keberadaannya bisa berkontribusi bagi masyarakat di kawasan Food Estate dan mendukung visi misi Kabupaten Pulang Pisau mewujudkan masyarakat inovatif, maju, berkeadilan dan sejahtera.
Baca juga: Bupati Pulpis tinjau progres program pembangunan infrastruktur jalan
Baca juga: Siap bertanding di Gubernur Cup, Sekda beri semangat ke tim bola voli Pulpis
Baca juga: BRGM kembangkan demfarm budi daya padi lahan gambut di Kalteng
“Beberapa petani yang memiliki mesin penggilingan padi sudah mencoba transisi energi dari mesin diesel ke listrik yang bersumber dari PLN, dan hasilnya sudah mulai dirasakan,” kata Ryan Marko di Pulang Pisau, Selasa.
Dia menjelaskan, transisi energi seperti ini memberi nilai manfaat lebih kepada para petani di kawasan Food Estate. Awalnya, kendala yang dihadapi adalah keraguan petani melakukan transisi energi karena ketakutan dengan beban biaya tarif listrik.
“Awalnya kita terus memberikan pemahaman agar petani berani untuk mencoba,” jelasnya.
Menurutnya manfaat transisi energi tersebut sudah terlihat selama beberapa bulan berjalan, yakni keuntungan meningkat dan mencapai 40 persen, serta lebih menghemat biaya operasional jika dibanding penggilingan padi menggunakan mesin diesel sebelumnya.
Selain itu, terang dia, kendala yang sering dihadapi para petani dengan masih menggunakan penggilingan padi bermesin diesel adalah ketersediaan bahan bakar minyak (BBM). BBM di sejumlah desa terkadang sulit didapat, bahkan dengan harga yang relatif mahal sehingga memberatkan biaya operasional para petani.
“Apabila menggunakan mesin diesel, maka dalam setiap delapan jam penggunaan mesin harus ada istirahat. Dengan transisi ke energi listrik, waktu operasional tidak menjadi kendala meski mesin digunakan selama 24 jam serta tidak menimbulkan polusi suara bagi masyarakat sekitar,” ucapnya.
Baca juga: Bupati Pulang Pisau ajak masyarakat sukseskan Pemilu 2024
Dijelaskannya, kalkulasi perhitungan yang diperoleh dari mesin penggilingan padi yang telah bertransisi ke energi listrik dari pemilik mesin penggilingan padi, perbandingannya juga cukup signifikan.
Dalam operasional penggilingan padi menggunakan mesin diesel selama empat jam, terang dia, hanya memperoleh hasil 50-80 kilogram beras. Berbeda dengan mesin penggilingan padi yang sudah beralih dengan menggunakan energi listrik, hasil yang diperoleh bisa mencapai 150-200 kilogram beras.
"Dengan perbandingan dan keuntungan yang didapat tersebut, kami mendorong bagi para petani mencoba transisi energi untuk memberikan nilai manfaat yang lebih besar," ajaknya.
PLN setempat juga terus berusaha meningkatkan mutu dan pelayanan agar keberadaannya bisa berkontribusi bagi masyarakat di kawasan Food Estate dan mendukung visi misi Kabupaten Pulang Pisau mewujudkan masyarakat inovatif, maju, berkeadilan dan sejahtera.
Baca juga: Bupati Pulpis tinjau progres program pembangunan infrastruktur jalan
Baca juga: Siap bertanding di Gubernur Cup, Sekda beri semangat ke tim bola voli Pulpis
Baca juga: BRGM kembangkan demfarm budi daya padi lahan gambut di Kalteng