Palangka Raya (ANTARA) -
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) menangani 63 kasus kebakaran hutan dan lahan pada periode Januari hingga pertengahan Juli 2023.
"Dari awal Januari 2023 sampai 12 Juli ini, kami telah menangani 63 kasus karhutla yang tersebar di empat kecamatan di Palangka Raya," kata Kepala Bidang Kesiapsiagaan, BPBD Kota Palangka Raya, Heri Fauzi di Palangka Raya, Kamis.
Dia menerangkan, karhutla di wilayah Kecamatan Pahandut yang ditangani BPBD bersama tim Satgas sebanyak 12 kasus karhutla, Kecamatan Jekan Raya sebanyak 28 kasus, di Kecamatan Sabangau 17 kasus karhutla dan di Kecamatan Bukit Batu.
"Sementara di Kecamatan Rakumpit, sampai saat ini tidak ada kasus kebakaran hutan dan lahan," kata Heri.
Dia menerangkan, dari seluruh kasus tersebut tercatat luas lahan gambut di wilayah Kota Palangka Raya yang terbakar sebanyak 30,38 hektare.
Luas wilayah di empat wilayah kecamatan yang telah terjadi kasus karhutla adalah Kecamatan Pahandut dengan total luas 3,95 hektare dan wilayah Kecamatan Jekan Raya seluas 10,71 hektare. Kemudian Kecamatan Sabangau 14,26 hektar dan Kecamatan Bukit Batu 1,25 hektare.
Baca juga: KONI Palangka Raya turunkan 500 atlet di Porprov Kalteng 2023
Diduga kuat, penyebab awal kebakaran tersebut karena adanya unsur kesengajaan dari masyarakat. Namun, guna memastikan dugaan itu, pihak berwajib yang berwenang melakukan penyelidikan.
Dalam upaya melakukan pemadaman kebakaran hutan dan lahan, petugas pemadam kebakaran pemerintah dan swakarsa mendapat tantangan tersendiri. Kondisi ini karena wilayah yang terbakar merupakan lahan gambut.
Keadaan lahan yang kering karena minimnya guyuran hujan selama beberapa pekan terakhir, juga membuat lahan kering dan mudah tersulut dan menyebarkan api.
Pihaknya juga gencar melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat melalui berbagai cara mulai memanfaatkan media sosial, sosialisasi langsung ataupun dengan menyebarkan selebaran imbauan.
Dalam rangka mendukung antisipasi dan penanganan karhutla, BPBD Kota Palangka Raya, menggandeng sejumlah pihak terkait melibatkan 300 personel dalam upaya antisipasi dan menangani kebakaran hutan dan lahan.
"Dari awal Januari 2023 sampai 12 Juli ini, kami telah menangani 63 kasus karhutla yang tersebar di empat kecamatan di Palangka Raya," kata Kepala Bidang Kesiapsiagaan, BPBD Kota Palangka Raya, Heri Fauzi di Palangka Raya, Kamis.
Dia menerangkan, karhutla di wilayah Kecamatan Pahandut yang ditangani BPBD bersama tim Satgas sebanyak 12 kasus karhutla, Kecamatan Jekan Raya sebanyak 28 kasus, di Kecamatan Sabangau 17 kasus karhutla dan di Kecamatan Bukit Batu.
"Sementara di Kecamatan Rakumpit, sampai saat ini tidak ada kasus kebakaran hutan dan lahan," kata Heri.
Dia menerangkan, dari seluruh kasus tersebut tercatat luas lahan gambut di wilayah Kota Palangka Raya yang terbakar sebanyak 30,38 hektare.
Luas wilayah di empat wilayah kecamatan yang telah terjadi kasus karhutla adalah Kecamatan Pahandut dengan total luas 3,95 hektare dan wilayah Kecamatan Jekan Raya seluas 10,71 hektare. Kemudian Kecamatan Sabangau 14,26 hektar dan Kecamatan Bukit Batu 1,25 hektare.
Baca juga: KONI Palangka Raya turunkan 500 atlet di Porprov Kalteng 2023
Diduga kuat, penyebab awal kebakaran tersebut karena adanya unsur kesengajaan dari masyarakat. Namun, guna memastikan dugaan itu, pihak berwajib yang berwenang melakukan penyelidikan.
Dalam upaya melakukan pemadaman kebakaran hutan dan lahan, petugas pemadam kebakaran pemerintah dan swakarsa mendapat tantangan tersendiri. Kondisi ini karena wilayah yang terbakar merupakan lahan gambut.
Keadaan lahan yang kering karena minimnya guyuran hujan selama beberapa pekan terakhir, juga membuat lahan kering dan mudah tersulut dan menyebarkan api.
Pihaknya juga gencar melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat melalui berbagai cara mulai memanfaatkan media sosial, sosialisasi langsung ataupun dengan menyebarkan selebaran imbauan.
Dalam rangka mendukung antisipasi dan penanganan karhutla, BPBD Kota Palangka Raya, menggandeng sejumlah pihak terkait melibatkan 300 personel dalam upaya antisipasi dan menangani kebakaran hutan dan lahan.