Menkes sebut Presiden minta tempat karantina khusus penderita TBC

Selasa, 18 Juli 2023 16:35 WIB

Jakarta (ANTARA) - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan Presiden Joko Widodo memberikan arahan untuk menyiapkan sebuah tempat karantina khusus penderita tuberculosis (TBC) selama dua bulan guna mencegah penularan penyakit tersebut.

“Arahan Presiden coba disiapkan tempat karantina khusus, tetapi kalau bisa dekat dengan masing-masing lokasi di mana terjadi tuberculosis ini. Jadi, selama dua bulan dia tidak menulari keluarganya, dimasukkan ke karantina khusus,” kata Budi usai mengikuti rapat terbatas percepatan eliminasi tuberculosis di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa.

Baca juga: Menkes Peru mundur di tengah maraknya wabah demam berdarah

Dia mengatakan karantina diperlukan karena obat untuk penderita TBC baru bereaksi dalam dua bulan. Menkes mengaku diminta Presiden untuk bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dalam menyiapkan tempat karantina itu.

“Saya disuruh kerja sama dengan PUPR di bawah koordinasi Menko PMK agar TBC tidak menular dan diberikan obat dipastikan dua bulan dia (penderita) minum obat terus,” ujarnya.

Budi juga menyampaikan bahwa akan ada vaksinasi bagi masyarakat untuk mencegah TBC. Dia mengatakan Indonesia sebetulnya sudah memberikan vaksin BCG yang selama ini diberikan kepada anak-anak untuk mencegah TBC, namun efektivitasnya hanya 50 persen.

Baca juga: Menkes : Tren penyakit menular di Indonesia mulai bergeser

“Vaksin BCG yang kita dulu kecil dikasih itu efektivitasnya rendah sekitar 50 persenan. Sekarang Indonesia sudah berpartisipasi aktif dengan organisasi dunia, sudah ada tiga potensi vaksin baru yang akan segera kita coba datangkan,” kata dia.

Budi menjelaskan penyakit TBC merupakan penyakit sejak ribuan tahun yang lalu dan saat ini tersisa di beberapa negara besar. Dia mengatakan negara peringkat pertama dengan jumlah penderita TBC terbanyak adalah India, peringkat kedua Indonesia dan peringkat ketiga China.

Menurut dia, kematian akibat TBC per tahun sebanyak 200.000 jiwa lebih, atau lebih tinggi dari kematian akibat COVID-19.

Baca juga: Kemenkes lacak penderita TBC hingga ke rumah-rumah

"Di Indonesia diestimasi setiap tahun ada 969.000 warga kita yang terkena TBC dan sampai sebelum COVID-19 paling banyak yang bisa teridentifikasi 545.000 jiwa. Jadi, sisanya itu 400.000 jiwa tidak terdeteksi, padahal penyakit ini menular bisa ke mana-mana," kata Budi.

Baca juga: Ini alasan penyandang HIV wajib segera konsumsi obat cegah TBC

Baca juga: Dinkes Palangka Raya gencarkan antisipasi penyebaran TBC

Baca juga: Pelaku usaha diminta tak pecat karyawan yang kena TBC

Pewarta : Rangga Pandu Asmara Jingga
Uploader : Admin Kalteng
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Nadalsyah dan keluarga mencoblos di TPS 15 pada Pilkada 2024

27 November 2024 19:07 Wib

Pilkada Barito Utara Gogo-Hello nomor urut 1 dan Agi Saja nomor urut 2

23 September 2024 16:41 Wib

Agi-Saja siap menangkan Pilkada Barito Utara

10 September 2024 16:08 Wib

Menkes sebut vaksin Mpox masih menyasar kelompok tertentu seperti HIV

30 August 2024 17:35 Wib

Ribuan pendukung antar Agi-Saja daftar ke KPU Barito Utara

28 August 2024 11:24 Wib
Terpopuler

Disarpustaka Kapuas sambut siswa SD Islam Azza dalam kegiatan literasi

Kabar Daerah - 17 December 2024 10:52 Wib

Waket DPRD Bartim jadi dewan pakar Pemuda Katolik Pusat

Kabar Daerah - 18 December 2024 12:17 Wib

Menjadi produktif bisa bantu bertahan dalam menghadapi masalah

Lifestyle - 20 December 2024 11:15 Wib

Kia akan perbanyak hybrid dengan harga lebih rendah

Lifestyle - 7 jam lalu

DPRD Palangka Raya sepakat bahas raperda Penyelenggaraan Ketenagakerjaan

Kabar Daerah - 17 December 2024 11:56 Wib