Sampit (ANTARA) - Kebakaran lahan terjadi di Desa Palangan Kecamatan Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah memerlukan pemadaman melalui udara agar efektif sehingga tidak terus meluas.
"Kalau bisa pemadaman water bombing (pengeboman air) tentu lebih cepat. Kami lihat kemarin ada helikopternya lewat. Mudah-mudahan saja bisa digunakan ke sini karena kebakaran ini masih berpotensi terjadi," kata Kepala Desa Palangan, Anastasius Delik dihubungi Kamis malam.
Delik menjelaskan, kebakaran diketahui mulai terjadi pada Selasa (1/8) sekitar pukul 15.00 WIB lalu dan langsung diupayakan pemadaman. Namun karena terjadi di lahan gambut, api dengan cepat meluas akibat hujan lama tidak turun sehingga membuat gambut kering dan mudah terbakar.
Hingga Kamis malam, lahan yang terbakar diperkirakan sudah mencapai 40 hektare. Lokasi kebakaran tidak jauh dari pusat desa namun api belum bisa dipadamkan akibat terbatasnya akses mendapatkan sumber air sehingga api terus meluas.
Masyarakat Peduli Api (MPA) desa setempat dibantu sejumlah perusahaan perkebunan kelapa sawit PT SSM dan PT GAP terus berupaya memadamkan api. Namun sebarannya yang meluas cukup menyulitkan upaya di lapangan.
Pihak perusahaan menurunkan regu pemadam kebakaran dengan peralatan lengkap. Selain itu, mereka menurunkan ekskavator untuk membuat parit atau sekat agar api bisa dilokalisir.
Baca juga: Polres Kotim tangkap tersangka pengepul pasir zirkon ilegal
Delik menyebutkan, lahan yang terbakar tersebut milik masyarakat. Belum diketahui apakah ada unsur kesengajaan dalam kejadian itu.
"Tadi kami bersama camat, kapolsek dan unsur lainnya juga turun ke lokasi membantu pemadaman. Kepolisian masih menyelidiki penyebab kebakaran tersebut. Saat ini yang kami harapkan adalah bantuan untuk pemadaman kebakaran itu," ujar Delik.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotawaringin Timur, Multazam mengatakan, upaya pemadaman di lapangan terkendala akses sumber air. Pihaknya juga berkoordinasi dengan instansi terkait seperti Manggala Agni dan lainnya untuk memaksimalkan upaya pemadaman.
"Laporan yang kami terima kebakaran itu terjadi di Desa Hanjalipan, kemudian di Desa Palangan. Besok kami lakukan cek di lapangan. Kalau memang diperlukan water bombing maka kita akan minta bantuan kepada provinsi untuk pemadaman melalui jalur udara," ujar Multazam.
Dia berterima kasih dan meminta pihak perusahaan tetap membantu pemadaman hingga kebakaran benar-benar berakhir. Perusahaan tidak hanya wajib mencegah kebakaran di areal konsesi, tetapi juga diharapkan terus membantu pencegahan dan penanganan kebakaran hutan dan lahan di desa-desa sekitar perusahaan mereka.
Baca juga: Kotim hadapi Sukamara di final sepak bola Porprov Kalteng
Baca juga: Tuan rumah masih kokoh di puncak klasemen Porprov XII Kalteng
Baca juga: Pelajar SMAN 3 Sampit turut dongkrak perolehan medali Kotim di Porprov Kalteng
"Kalau bisa pemadaman water bombing (pengeboman air) tentu lebih cepat. Kami lihat kemarin ada helikopternya lewat. Mudah-mudahan saja bisa digunakan ke sini karena kebakaran ini masih berpotensi terjadi," kata Kepala Desa Palangan, Anastasius Delik dihubungi Kamis malam.
Delik menjelaskan, kebakaran diketahui mulai terjadi pada Selasa (1/8) sekitar pukul 15.00 WIB lalu dan langsung diupayakan pemadaman. Namun karena terjadi di lahan gambut, api dengan cepat meluas akibat hujan lama tidak turun sehingga membuat gambut kering dan mudah terbakar.
Hingga Kamis malam, lahan yang terbakar diperkirakan sudah mencapai 40 hektare. Lokasi kebakaran tidak jauh dari pusat desa namun api belum bisa dipadamkan akibat terbatasnya akses mendapatkan sumber air sehingga api terus meluas.
Masyarakat Peduli Api (MPA) desa setempat dibantu sejumlah perusahaan perkebunan kelapa sawit PT SSM dan PT GAP terus berupaya memadamkan api. Namun sebarannya yang meluas cukup menyulitkan upaya di lapangan.
Pihak perusahaan menurunkan regu pemadam kebakaran dengan peralatan lengkap. Selain itu, mereka menurunkan ekskavator untuk membuat parit atau sekat agar api bisa dilokalisir.
Baca juga: Polres Kotim tangkap tersangka pengepul pasir zirkon ilegal
Delik menyebutkan, lahan yang terbakar tersebut milik masyarakat. Belum diketahui apakah ada unsur kesengajaan dalam kejadian itu.
"Tadi kami bersama camat, kapolsek dan unsur lainnya juga turun ke lokasi membantu pemadaman. Kepolisian masih menyelidiki penyebab kebakaran tersebut. Saat ini yang kami harapkan adalah bantuan untuk pemadaman kebakaran itu," ujar Delik.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotawaringin Timur, Multazam mengatakan, upaya pemadaman di lapangan terkendala akses sumber air. Pihaknya juga berkoordinasi dengan instansi terkait seperti Manggala Agni dan lainnya untuk memaksimalkan upaya pemadaman.
"Laporan yang kami terima kebakaran itu terjadi di Desa Hanjalipan, kemudian di Desa Palangan. Besok kami lakukan cek di lapangan. Kalau memang diperlukan water bombing maka kita akan minta bantuan kepada provinsi untuk pemadaman melalui jalur udara," ujar Multazam.
Dia berterima kasih dan meminta pihak perusahaan tetap membantu pemadaman hingga kebakaran benar-benar berakhir. Perusahaan tidak hanya wajib mencegah kebakaran di areal konsesi, tetapi juga diharapkan terus membantu pencegahan dan penanganan kebakaran hutan dan lahan di desa-desa sekitar perusahaan mereka.
Baca juga: Kotim hadapi Sukamara di final sepak bola Porprov Kalteng
Baca juga: Tuan rumah masih kokoh di puncak klasemen Porprov XII Kalteng
Baca juga: Pelajar SMAN 3 Sampit turut dongkrak perolehan medali Kotim di Porprov Kalteng