Palangka Raya (ANTARA) - Badan Pusat Statistik Kalimantan Tengah mencatat komoditas ekspor di provinsi setempat selama Juni 2023, secara keseluruhan merupakan komoditas non migas dengan nilai mencapai US$431,28 juta, atau mengalami peningkatan sebesar 8,52 persen dibanding Mei 2023 yang berkisar US$397,43 juta.
Total volume ekspor provinsi ini pada Juni 2023 juga mengalami peningkatan sebesar 5,72 persen dibanding Mei 2023, kata Kepala BPS Kalteng Eko Marsoro di Palangka Raya, kemarin.
"Nilai ekspor hasil tambang memiliki kontribusi paling besar, yakni 80,31 persen terhadap total nilai ekspor Kalteng pada Juni 2023," ucapnya.
Adapun komoditas utama ekspor Kalteng pada Juni 2023 yakni batu bara untuk pada kelompok bahan bakar mineral, minyak kelapa sawit di pada kelompok lemak dan minyak hewani/nabati, bijih zirkonium pada kelompok bijih, kerak, dan abu logam, dan kayu olahan di kelompok kayu dan barang dari kayu.
Eko mengatakan, dibanding bulan sebelumnya, terjadi peningkatan nilai ekspor pada sejumlah kelompok komoditas. Peningkatan terbesar terjadi pada kelompok lemak dan minyak hewani/nabati sebesar US$28,97 juta (naik 72,66 persen).
"Sebaliknya, penurunan nilai ekspor juga terjadi pada sejumlah komoditas. Penurunan terbesar terjadi pada kelompok karet dan bahan dari karet sebesar US$1,69 juta atau turun 36,98 persen," beber dia.
Baca juga: Ekonomi Kalteng pada triwulan II tahun 2023 tumbuh 2,76 persen
Berdasarkan data BPS, untuk negara tujuan utama ekspor Kalteng pada Juni 2023 adalah Jepang, India, dan Vietnam. Di mana nilai ekspor ke Jepang mencapai US$204,78 juta atau berkontribusi 47,48 persen terhadap total ekspor Kalteng pada Juni 2023, diikuti India senilai US$70,40 juta atau 16,32 persen, dan Vietnam US$48,11 juta atau 11,16 persen.
Dibanding bulan sebelumnya, terjadi peningkatan nilai ekspor ke sejumlah negara tujuan, kecuali Korea Selatan, Tiongkok, dan beberapa negara lainnya. Ekspor ke Jepang mengalami peningkatan nilai terbesar, yakni US$86,82 juta atau naik 73,60 persen.
"Ekspor Kalteng ke Korea Selatan yang mengalami penurunan, yakni senilai US$23,55 juta atau 59,32 persen," demikian Eko.
Baca juga: BPS mencatat NTP Kalteng pada Juli 2023 sebesar 114,83
Baca juga: BPS: IHK Palangka Raya tak sejalan dengan Sampit pada Juli 2023
Baca juga: BPS: Proyeksi kependudukan 2020-2050 penting bagi perencanaan Indonesia
Total volume ekspor provinsi ini pada Juni 2023 juga mengalami peningkatan sebesar 5,72 persen dibanding Mei 2023, kata Kepala BPS Kalteng Eko Marsoro di Palangka Raya, kemarin.
"Nilai ekspor hasil tambang memiliki kontribusi paling besar, yakni 80,31 persen terhadap total nilai ekspor Kalteng pada Juni 2023," ucapnya.
Adapun komoditas utama ekspor Kalteng pada Juni 2023 yakni batu bara untuk pada kelompok bahan bakar mineral, minyak kelapa sawit di pada kelompok lemak dan minyak hewani/nabati, bijih zirkonium pada kelompok bijih, kerak, dan abu logam, dan kayu olahan di kelompok kayu dan barang dari kayu.
Eko mengatakan, dibanding bulan sebelumnya, terjadi peningkatan nilai ekspor pada sejumlah kelompok komoditas. Peningkatan terbesar terjadi pada kelompok lemak dan minyak hewani/nabati sebesar US$28,97 juta (naik 72,66 persen).
"Sebaliknya, penurunan nilai ekspor juga terjadi pada sejumlah komoditas. Penurunan terbesar terjadi pada kelompok karet dan bahan dari karet sebesar US$1,69 juta atau turun 36,98 persen," beber dia.
Baca juga: Ekonomi Kalteng pada triwulan II tahun 2023 tumbuh 2,76 persen
Berdasarkan data BPS, untuk negara tujuan utama ekspor Kalteng pada Juni 2023 adalah Jepang, India, dan Vietnam. Di mana nilai ekspor ke Jepang mencapai US$204,78 juta atau berkontribusi 47,48 persen terhadap total ekspor Kalteng pada Juni 2023, diikuti India senilai US$70,40 juta atau 16,32 persen, dan Vietnam US$48,11 juta atau 11,16 persen.
Dibanding bulan sebelumnya, terjadi peningkatan nilai ekspor ke sejumlah negara tujuan, kecuali Korea Selatan, Tiongkok, dan beberapa negara lainnya. Ekspor ke Jepang mengalami peningkatan nilai terbesar, yakni US$86,82 juta atau naik 73,60 persen.
"Ekspor Kalteng ke Korea Selatan yang mengalami penurunan, yakni senilai US$23,55 juta atau 59,32 persen," demikian Eko.
Baca juga: BPS mencatat NTP Kalteng pada Juli 2023 sebesar 114,83
Baca juga: BPS: IHK Palangka Raya tak sejalan dengan Sampit pada Juli 2023
Baca juga: BPS: Proyeksi kependudukan 2020-2050 penting bagi perencanaan Indonesia