Sampit (ANTARA) - Menyikapi kebakaran hutan dan lahan yang semakin marak, Bupati Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah Halikinnor meminta masyarakat jangan membakar lahan karena kondisi saat ini sangat kering sehingga api kecil pun bisa dengan cepat memicu kebakaran yang luas.
"Saya minta tolong jangan membakar lahan, begitu juga sampah-sampah yang selama ini kadang-kadang dibakar sembarangan. Kalau tidak ada hujan seperti sekarang, otomatis mudah sekali terbakar," kata Halikinnor di Sampit, Kamis.
Saat ini kebakaran lahan di Sampit yang meliputi Kecamatan Baamang dan Mentawa Baru Ketapang, mulai terjadi sporadis atau di banyak titik. Pemadaman tidak hanya dilakukan dari darat, tetapi juga menggunakan pengeboman air atau water bombing dari udara oleh helikopter milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Pemadaman di darat oleh tim gabungan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BNPB), Dinas Damkar dan Penyelamatan, Manggala Agni, KPHP, TNI, Polri, relawan dan lainnya bahkan dilakukan hingga malam hari.
Kebakaran juga membuat kualitas udara di Sampit menurun. Hampir sepekan terakhir, indeks pencemar udara (ISPU) di Sampit sudah di angka lebih dari 100 yang berarti masuk kategori Tidak Sehat.
Halikinnor mengatakan, pihaknya segera melakukan rapat evaluasi terkait kondisi terkini. Jika memang diperlukan, maka akan ditetapkan status tanggap darurat agar penanganan karhutla bisa dilakukan lebih maksimal.
Baca juga: 629 WBP Lapas Sampit dapat remisi
Dia berharap masyarakat juga peduli membantu mengatasi masalah ini. Jangan sampai kebakaran lahan bertambah parah karena jika terjadi kabut asap maka dampaknya akan mengganggu seluruh masyarakat, baik dari sisi kesehatan, pendidikan, ekonomi dan lainnya.
Selain tidak membakar lahan, masyarakat juga diminta membantu pemadaman jika di lingkungan sekitar mereka. Tujuannya agar api tidak sampai meluas sehingga cepat dipadamkan ketika petugas datang.
"Kalau ada titik api mulai muncul, siapa yang berdekatan melihat, tolong padamkan secepatnya supaya jangan sampai meluas. Kalau dibiarkan nanti akibatnya parah. Kalau sudah semakin luas itu akan sulit mengendalikannya," ujar Halikinnor.
Halikinnor kembali mengingatkan masyarakat bahwa tanah di Kotawaringin Timur ini sebagian merupakan gambut. Saat kemarau seperti sekarang, gambut menjadi kering sehingga mudah terbakar dan sulit dipadamkan karena api terus membakar ke dalam tanah meski di permukaan terlihat sudah padam.
Upaya pemadaman kebakaran di lahan gambut harus dilakukan berulang-ulang hingga api di dalam tanah benar-benar padam. Padahal, saat ini sumber air juga mulai kering sehingga petugas sering kesulitan untuk memadamkan api.
"Mudah-mudahan pemadaman api yang marak ini bisa kita upayakan dengan kebersamaannya dan tidak ada lagi api baru sehingga walaupun panas, walaupun kemarau, kita tidak mengalami musibah kabut asap seperti beberapa waktu yang lalu," demikian Halikinnor.
Baca juga: Nelayan bentangkan 78 meter Merah Putih di Pantai Ujung Pandaran
Baca juga: Bupati Kotim apresiasi Paskibraka sukses jalankan tugas
Baca juga: Bupati Kotim yakin Paskibraka mampu tunaikan tugas
"Saya minta tolong jangan membakar lahan, begitu juga sampah-sampah yang selama ini kadang-kadang dibakar sembarangan. Kalau tidak ada hujan seperti sekarang, otomatis mudah sekali terbakar," kata Halikinnor di Sampit, Kamis.
Saat ini kebakaran lahan di Sampit yang meliputi Kecamatan Baamang dan Mentawa Baru Ketapang, mulai terjadi sporadis atau di banyak titik. Pemadaman tidak hanya dilakukan dari darat, tetapi juga menggunakan pengeboman air atau water bombing dari udara oleh helikopter milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Pemadaman di darat oleh tim gabungan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BNPB), Dinas Damkar dan Penyelamatan, Manggala Agni, KPHP, TNI, Polri, relawan dan lainnya bahkan dilakukan hingga malam hari.
Kebakaran juga membuat kualitas udara di Sampit menurun. Hampir sepekan terakhir, indeks pencemar udara (ISPU) di Sampit sudah di angka lebih dari 100 yang berarti masuk kategori Tidak Sehat.
Halikinnor mengatakan, pihaknya segera melakukan rapat evaluasi terkait kondisi terkini. Jika memang diperlukan, maka akan ditetapkan status tanggap darurat agar penanganan karhutla bisa dilakukan lebih maksimal.
Baca juga: 629 WBP Lapas Sampit dapat remisi
Dia berharap masyarakat juga peduli membantu mengatasi masalah ini. Jangan sampai kebakaran lahan bertambah parah karena jika terjadi kabut asap maka dampaknya akan mengganggu seluruh masyarakat, baik dari sisi kesehatan, pendidikan, ekonomi dan lainnya.
Selain tidak membakar lahan, masyarakat juga diminta membantu pemadaman jika di lingkungan sekitar mereka. Tujuannya agar api tidak sampai meluas sehingga cepat dipadamkan ketika petugas datang.
"Kalau ada titik api mulai muncul, siapa yang berdekatan melihat, tolong padamkan secepatnya supaya jangan sampai meluas. Kalau dibiarkan nanti akibatnya parah. Kalau sudah semakin luas itu akan sulit mengendalikannya," ujar Halikinnor.
Halikinnor kembali mengingatkan masyarakat bahwa tanah di Kotawaringin Timur ini sebagian merupakan gambut. Saat kemarau seperti sekarang, gambut menjadi kering sehingga mudah terbakar dan sulit dipadamkan karena api terus membakar ke dalam tanah meski di permukaan terlihat sudah padam.
Upaya pemadaman kebakaran di lahan gambut harus dilakukan berulang-ulang hingga api di dalam tanah benar-benar padam. Padahal, saat ini sumber air juga mulai kering sehingga petugas sering kesulitan untuk memadamkan api.
"Mudah-mudahan pemadaman api yang marak ini bisa kita upayakan dengan kebersamaannya dan tidak ada lagi api baru sehingga walaupun panas, walaupun kemarau, kita tidak mengalami musibah kabut asap seperti beberapa waktu yang lalu," demikian Halikinnor.
Baca juga: Nelayan bentangkan 78 meter Merah Putih di Pantai Ujung Pandaran
Baca juga: Bupati Kotim apresiasi Paskibraka sukses jalankan tugas
Baca juga: Bupati Kotim yakin Paskibraka mampu tunaikan tugas