Sampit (ANTARA) -
Momentum peringatan Hari Santri dimanfaatkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah meningkatkan edukasi tentang pemilu di kalangan santri dengan cara nonton bareng film berjudul 'Kejarlah Janji'.
"Pesan yang ingin disampaikan dalam film ini adalah pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa di tengah perbedaan pilihan politik. Harapannya, film ini dijadikan inspirasi demi mewujudkan pemilu yg aman, damai dan harmonis," kata Ketua KPU Kotawaringin Timur, Muhammad Rifqi di Sampit, Minggu.
Kegiatan nonton bareng film 'Kejarlah Janji' dilaksanakan di Pondok Pesantren Darul Amin yang berlokasi di Jalan HM Arsyad Sampit. Kegiatan diikuti puluhan santri serta dalam ustaz di pondok pesantren tersebut.
Pemutaran film ini merupakan terobosan KPU untuk menyampaikan pesan-pesan terkait pemilu. Cara menarik ini diharapkan membuat penonton bisa menerima pesan-pesan penting yang disampaikan melalui film tersebut, khususnya terkait ajakan menggunakan hak pilih saat pemilu nanti.
"Ada kaidah ushul fiqh yang menyatakan 'mala yatimmul wajib illa bihi fahuwa wajib' (sesuatu yang menjadi sempurna karenanya, maka ia wajib). Sebuah negara akan sempurna jika memiliki kepala negara dan pemerintahan," ujar Rifqi.
Untuk itulah menurutnya, wajib bagi warga negara untuk memilih kepala negara. Sarananya melalui pemilu, sehingga menggunakan hak pilih dalam pemilu juga hukumnya adalah wajib.
Nonton bareng ini bertujuan menyosialisasikan pentingnya pemilu di semua golongan masyarakat. Kegiatan ini terasa istimewa karena bertepatan dengan Hari Santri Nasional.
Film sangat kuat dalam menyampaikan pesan, hiburan, dan informasi kepada masyarakat secara luas, terutama untuk generasi milenial dan pemilih pemula gen Z.
Mengutip laman resmi KPU, dijelaskan bahwa film 'Kejarlah Janji' berkisah tentang seorang perempuan bernama Pertiwi yang diperankan oleh Cut Mini.
Ibu mandiri yang menghidupi tiga anaknya yang sedang mencari identitas diri, Sekar (Shenina Cinnamon), Adam (Bima Zeno), dan Isham (Thomas Rian).
Ibu tangguh yang dipenuhi masalah sejarah suami yang kalah dalam Pilkades, tapi juga menyimpan cinta penuh misteri. Masalah menjadi penuh drama dan komedi, ketika ketiga anaknya berkumpul pulang ke rumah.
Ketiganya membawa masalah terkait identitas diri dan balas dendam kekalahan ayahnya. Lucunya, anak-anak ini malah menemukan misteri cinta ibu mereka yang ingin menikah lagi.
Semua terjadi di tengah riuh dan panasnya suasana menjelang Pilkades di desa yang dipimpin sosok lurah ganteng, Janji Upaya (Ibnu Jamil). Sosok lurah teladan, dengan status duda yang melahirkan beragam gosip pribadi bercampur gosip politik yang jenaka dan penuh drama.
Garin Nugroho selaku sutradara film Kejarlah Janji menyebut film ini memiliki kemampuan untuk mempengaruhi opini, sikap, dan perilaku penontonnya. Dengan menggambarkan situasi, karakter, atau konflik tertentu, film dapat memicu diskusi sosial, perubahan budaya, atau pengaruh politik.
"Semoga film ini tidak hanya menjadi tontonan, tapi juga tuntunan dalam menyambut tahun politik, dan membangun kesadaran masyarakat pentingnya menyalurkan hak pilih," demikian Muhammad Rifqi.
Baca juga: Ratusan hektare padi puso akibat kekeringan, Pemkab Kotim usulkan bantuan
Baca juga: Petani Kotim dapat bantuan alsintan dari program aspirasi anggota DPR
Baca juga: Bupati Simalungun puji prestasi Pemkab Kotim
Baca juga: Petani Kotim dapat bantuan alsintan dari program aspirasi anggota DPR
Baca juga: Bupati Simalungun puji prestasi Pemkab Kotim