Palangka Raya (ANTARA) - Legislator Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah menyambut warga di daerah setempat Pemilihan Umum (Pemilu) baik itu Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 jangan terlalu berlebihan, sehingga bisa menyebabkan perpecahan antar sesama.
"Mari sambut Pileg dan Pilpres 2024 dengan euforia yang tidak berlebihan. Berbeda dalam kontestasi pemilihan calon pemimpin adalah hal yang sangat wajar dan jangan sampai hanya karena perbedaan warga kita terkotak-kotak hingga terbelah," kata Sigit Widodo di Palangka Raya, Selasa.
Ia menuturkan, mengambil pengalaman pada Pilpres 2019 lalu jangan sampai terjadi lagi pada pilpres di tahun yang akan datang. Karena berkaca pada tahun lalu banyak warga kita yang berlebihan menanggapi terkait memilih pasangan pemimpin di negeri ini.
Salah satunya terjadi saling hujat, terkotak-kotak antara pendukung 01 dan 02, bahkan yang terparah adalah menjelek-jelekkan pasangan bakal calon presiden sehingga yang bersangkutan harus berurusan dengan hukum.
"Sekali lagi fanatik boleh, tapi jangan sampai yang berlebihan dan merugikan kita sendiri," ucapnya.
Legislator Palangka Raya tersebut juga mengingatkan, warga jangan juga mudah terpengaruh dengan adanya informasi di media sosial yang sumbernya belum pasti seperti yang selama ini terjadi.
Apalagi dengan adanya potongan-potongan video yang misalnya memojokkan salah satu pasangan bakal calon presiden dan wakil presiden ataupun caleg, tentunya harus dipilah dengan baik.
"Jangan sampai potongan video yang tidak benar tersebut malah disebar dan bisa membuat gaduh serta perpecahan di daerah setempat," demikian Sigit Widodo.
Berdasarkan pantauan di lapangan, sudah banyak alat peraga kampanye (APK) baik itu caleg maupun bakal calon Presiden dan Wakil Presiden 2024 di Kota Palangka Raya meskipun pemilu dilaksanakan pada 14 Februari 2024.
"Mari sambut Pileg dan Pilpres 2024 dengan euforia yang tidak berlebihan. Berbeda dalam kontestasi pemilihan calon pemimpin adalah hal yang sangat wajar dan jangan sampai hanya karena perbedaan warga kita terkotak-kotak hingga terbelah," kata Sigit Widodo di Palangka Raya, Selasa.
Ia menuturkan, mengambil pengalaman pada Pilpres 2019 lalu jangan sampai terjadi lagi pada pilpres di tahun yang akan datang. Karena berkaca pada tahun lalu banyak warga kita yang berlebihan menanggapi terkait memilih pasangan pemimpin di negeri ini.
Salah satunya terjadi saling hujat, terkotak-kotak antara pendukung 01 dan 02, bahkan yang terparah adalah menjelek-jelekkan pasangan bakal calon presiden sehingga yang bersangkutan harus berurusan dengan hukum.
"Sekali lagi fanatik boleh, tapi jangan sampai yang berlebihan dan merugikan kita sendiri," ucapnya.
Legislator Palangka Raya tersebut juga mengingatkan, warga jangan juga mudah terpengaruh dengan adanya informasi di media sosial yang sumbernya belum pasti seperti yang selama ini terjadi.
Apalagi dengan adanya potongan-potongan video yang misalnya memojokkan salah satu pasangan bakal calon presiden dan wakil presiden ataupun caleg, tentunya harus dipilah dengan baik.
"Jangan sampai potongan video yang tidak benar tersebut malah disebar dan bisa membuat gaduh serta perpecahan di daerah setempat," demikian Sigit Widodo.
Berdasarkan pantauan di lapangan, sudah banyak alat peraga kampanye (APK) baik itu caleg maupun bakal calon Presiden dan Wakil Presiden 2024 di Kota Palangka Raya meskipun pemilu dilaksanakan pada 14 Februari 2024.