Jangan abaikan sakit kepala yang berlangsung lama disertai demam

Jumat, 3 November 2023 11:49 WIB

Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis neurologi dari Universitas Indonesia dr. Kartika Maharani, Sp.S(K) mengingatkan orang-orang jangan menyepelekan sakit kepala yang berlangsung lama terutama disertai demam karena bisa berakhir meningitis.

"Demam, sakit kepala yang tidak sembuh-sembuh pakai obat yang biasa diminum kemudian penyebab belum diketahui, tidak ada diare, batuk dan pilek, itu harus dicurigai sebagai meningitis," ujar dia dalam diskusi yang diikuti secara daring pada Jumat.

Seseorang dengan gejala awal sakit kepala berkepanjangan dan demam, sambung Kartika biasanya baru dibawa ke rumah sakit bila mengalami gejala ketiga yakni tidak sadar dan kondisi ini sebenarnya dikatakan sudah berat.

"Kalau sudah sampai gejala paling berat, bisa sampai tidak sadar, kejang, kelemahan tangan dan kaki, itu mengobatinya sangat sulit dan nanti gejala sisanya juga berat," jelas Kartika.

Meningitis merupakan radang otak dan selaput otak yang bisa mengenai siapa saja mulai dari anak-anak hingga dewasa usia tua. Penyebabnya bisa bermacam-macam tergantung usia yang terkena, pada anak misalnya kebanyakan disebabkan bakteri.

Baca juga: Mengenal pneumonia dan cara pencegahannya

Menurut Kartika, khusus di Indonesia, penyebab paling banyak merupakan infeksi kuman TB yang menyerang otak.

"Tetapi bukan cuma bakteri atau kuman TB, tetapi ada juga jamur, virus dan penyebab lainnya, dan gejalanya bisa berbeda-beda," kata dia yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSI) itu.

Berbicara orang yang rentan terkena meningitis, Kartika menyebut orang dengan kekebalan tubuh rendah contohnya pada anak-anak dan lansia, orang dengan penyakit tertentu yang membuat kekebalan tubuh turun seperti HIV dan pasien kanker.

Baca juga: Ini gejala pendarahan otak yang perlu diwaspadai

Sampai saat ini, sambung Kartika, pengobatan meningitis bersifat mengobati kuman yang menyerang tetapi tidak bisa mengembalikan kerusakan otak yang sudah terjadi.

Oleh karena itu, sekali lagi, dia mengingatkan orang-orang tak mengabaikan gejala seperti sakit kepala berkepanjangan dan disertai demam.

"Setelah kondisinya sangat berat, sangat sulit mengembalikan kerusakan otak yang sudah terjadi. Seringkali masih ada kesulitan berbicara, lemas tangan dan kaki, kadang masih ada kejang. Sembuh tapi masih ada gejala sisa. Jadi jangan sampai datang ke rumah sakit terlambat," demikian pesan Kartika.

Baca juga: Kafein bisa jadi pemicu sekaligus pereda sakit kepala

Baca juga: Kenali ciri gejala yang jadi pertanda vertigo

Baca juga: Rumah sakit ini berhasil pisahkan kepala anak kembar umur setahun

Pewarta : Lia Wanadriani Santosa
Uploader : Admin Kalteng
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Berikut delapan penyebab umum sakit kepala saat bangun tidur

10 jam lalu

Polda Kalteng terjunkan 358 personel dalam Operasi Zebra Telabang 2024

13 jam lalu

DMPD telusuri insiden warga Ujung Pandaran protes kepala desa

11 October 2024 15:24 Wib

Disarpustaka Kapuas beri berbagai layananan perpustakan bagi murid TK Pembina

11 October 2024 14:20 Wib

DPMD Kapuas dukung Program Desa Cantik inisiasi BPS

11 October 2024 11:08 Wib
Terpopuler

Korupsi bansos presiden, KPK panggil pimpinan perusahaan

Nasional - 08 October 2024 16:24 Wib

Program orientasi penting tingkatkan integritas legislator emban tugas sebagai wakil rakyat

Kabar Daerah - 09 October 2024 16:47 Wib

PD Muhammadiyah Barut: Penggagalan Perubahan APBD 2024 cenderung bermuatan politis

Kabar Daerah - 10 October 2024 16:13 Wib

Pemkot Palangka Raya diminta pastikan ASN netral selama Pilkada 2024

Kabar Daerah - 11 October 2024 15:47 Wib

Apa bahaya dari telur yang terkontaminasi salmonella?

Lifestyle - 13 October 2024 19:24 Wib