Berikut waktu yang tepat untuk skrining talasemia

Jumat, 3 November 2023 16:31 WIB

Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis patologi klinik di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo dr. Reiva Wisdharilla Meidyandra, Sp.PK, menyarankan skrining talasemia atau thalasemia bisa dilakukan salah satunya sebelum menikah demi mencegah anak terkena penyakit tersebut.

"Kalau di orang sehat, kelihatan tanpa gejala, tapi, mungkin ada bakat talasemia, sebaiknya dilakukan skrining sebelum menikah. Jangan-jangan calon pasangan punya bakat yang sama," kata Reiva dalam sebuah webinar kesehatan, Jumat.

Skrining prinsipnya menjaring atau mencari orang sakit di antara orang sehat karena tidak semua orang menunjukkan gejala. Khusus untuk talasemia, gejala yang bisa muncul antara lain wajah pucat, lemas dan mudah sesak.

Baca juga: Wajah pucat bisa jadi salah satu tanda talasemia

Selain itu, ada orang-orang yang sebenarnya punya sifat pembawa talasemia, namun, tidak memperlihatkannya. Apabila orang-orang itu menikah dengan sesama pembawa sifat talasemia, maka anak yang lahir nantinya bisa mengalami talasemia.

"Kalau ada pembawa talasemia menikah dengan sesama, anaknya ada risiko. Supaya anaknya enggak mengalami disarankan konseling genetik. Risikonya bagaimana," kata Reiva.

Anak bisa tidak mengalami talasemia apabila salah satu antara ayah atau ibunya tidak mempunyai bakat thalasemia.

Reiva melanjutkan selain dilakukan sebelum menikah, skrining talasemia juga bisa dilakukan apabila ada salah satu dari anggota keluarga terdiagnosis talasemia, lalu apabila seorang individu mengalami anemia tak kunjung sembuh dan membutuhkan transfusi darah terus menerus.

Baca juga: Berikut dua jenis skrining deteksi penyakit jantung bawaan

"Skrining bisa dengan analisis Hb (hemoglobin), molekuler kalau curiga analisis Hb kelihatan talasemia tersembunyi. Lihat dulu Hb rendah atau tidak, sel darah merah kecil-kecil atau aneh-aneh," kata dia.

Reiva mengingatkan talasemia bisa bersifat seumur hidup, pengobatannya pun berlangsung seumur hidup pasien.

"Tidak ada obatnya, hanya transfusi. Tidak nyaman bagi anak walau untuk menyelamatkan hidup anak (transfusi), kelebihan besi nanti lama-lama kulitnya jadi hitam," tutur Reiva.

Baca juga: Ini saran dokter bila temukan gejala awal demensia Alzheimer

Baca juga: Waktu tepat pria lakukan skrining untuk deteksi dini kanker prostat

Pewarta : Lia Wanadriani Santosa
Uploader : Admin Kalteng
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

BPJS Kesehatan rangkul komunitas talasemia perluas edukasi JKN

28 March 2024 11:11 Wib

ASN manfaatkan program JKN untuk pengobatan talasemia

31 July 2023 16:36 Wib

PNS ini merasakan manfaat Program JKN tak terhingga

26 June 2023 19:38 Wib

Kepedulian Pemkab Kotim terhadap penderita talasemia diapresiasi

28 May 2023 6:30 Wib

Wajah pucat bisa jadi salah satu tanda talasemia

10 May 2023 15:46 Wib, 2023
Terpopuler

Alfian Mawardi ingin ikuti jejak orang tuanya membangun Kapuas

Kabar Daerah - 17 May 2024 20:18 Wib

Legislator Gumas dukung 10 program pokok PKK

Kabar Daerah - 16 May 2024 13:11 Wib

Pemkab Barito Utara dapat 3.424 formasi untuk rekrutmen CPNS dan PPPK

Kabar Daerah - 15 May 2024 16:41 Wib

Pj Bupati Katingan tekankan ASN harus terus tingkatkan kapasitas

Kabar Daerah - 17 May 2024 17:39 Wib

Masyarakat Sebangau Kuala harapkan program peningkatan ekonomi

Kabar Daerah - 16 May 2024 21:15 Wib