Jakarta (ANTARA) - Samsung Electronics baru saja memperkenalkan alat keamanan Auto Blocker yang dirancang untuk melindungi ponsel dan mengecek keamanan aplikasi yang dipasang di ponsel.
"Di Samsung kami terus berupaya untuk melindungi pengguna dari serangan keamanan, dan dengan diperkenalkannya Auto Blocker, pengguna dapat terus menikmati manfaat ekosistem terbuka kami, sambil meyakini keamanan pengalaman mobile mereka," kata EVP and Head of Security, Team Mobile eXperience Business, Samsung Electronics, Dr. Seungwon Shin dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin.
Auto Blocker adalah opsi paket langkah keamanan tambahan yang memberikan pengguna lebih banyak pilihan ketika mengeksplorasi kustomisasi yang dimungkinkan oleh ekosistem terbuka pada perangkat Samsung Galaxy. Alat itu bisa ditemukan pada gawai Samsung yang menjalankan antarmuka One UI 6.
"Kami terus memberdayakan pengguna kami untuk memilih sendiri apa yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka – dibandingkan kami memutuskan atas nama mereka, tidak terkecuali Auto Blocker," kata Shin.
Auto Blocker memiliki fitur yang bisa mencegah sideloading, memasang aplikasi dari sumber tidak sah, misalnya di luar Google Play Store dan Galaxy Store. Sideloading yang disengaja biasanya digunakan untuk menambah kustomisasi dan fungsi perangkat.
Pengguna yang melakukan sideloading dengan cara yang aman tidak akan mengalami perubahan karena Samsung mematikan Auto blocker itu pada setelan utama.
Tapi, bagi pengguna yang tidak memahami sideloading, menyalakan Auto Blokcer bisa memberikan ketenangan karena alat itu bisa menutup kemungkinan mengalami masalah keamanan siber. Penjahat siber bisa saja membujuk pengguna memasang aplikasi berbahaya.
Auto Blocker juga memiliki kemampuan memeriksa keamanan aplikasi untuk membantu mendeteksi potensi malware dan mencegah pemasangan perangkat lunak berbahaya melalui kabel USB. Auto Blokcer bisa melindungi pengguna ketika ada pihak lain yang memiliki akses fisik ke perangkat, misalnya saat mengisi daya di tempat umum.
Message Guard pada Auto Blocker bisa memitigasi serangan Zero Click (pesan gambar langsung yang menyembunyikan kode berbahaya). Fitur yang semula diluncurkan pada aplikasi Messaging dari Google dan Samsung itu kini diperluas untuk melindungi pengguna yang menggunakan aplikasi pihak ketiga.
"Di Samsung kami terus berupaya untuk melindungi pengguna dari serangan keamanan, dan dengan diperkenalkannya Auto Blocker, pengguna dapat terus menikmati manfaat ekosistem terbuka kami, sambil meyakini keamanan pengalaman mobile mereka," kata EVP and Head of Security, Team Mobile eXperience Business, Samsung Electronics, Dr. Seungwon Shin dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin.
Auto Blocker adalah opsi paket langkah keamanan tambahan yang memberikan pengguna lebih banyak pilihan ketika mengeksplorasi kustomisasi yang dimungkinkan oleh ekosistem terbuka pada perangkat Samsung Galaxy. Alat itu bisa ditemukan pada gawai Samsung yang menjalankan antarmuka One UI 6.
"Kami terus memberdayakan pengguna kami untuk memilih sendiri apa yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka – dibandingkan kami memutuskan atas nama mereka, tidak terkecuali Auto Blocker," kata Shin.
Auto Blocker memiliki fitur yang bisa mencegah sideloading, memasang aplikasi dari sumber tidak sah, misalnya di luar Google Play Store dan Galaxy Store. Sideloading yang disengaja biasanya digunakan untuk menambah kustomisasi dan fungsi perangkat.
Pengguna yang melakukan sideloading dengan cara yang aman tidak akan mengalami perubahan karena Samsung mematikan Auto blocker itu pada setelan utama.
Tapi, bagi pengguna yang tidak memahami sideloading, menyalakan Auto Blokcer bisa memberikan ketenangan karena alat itu bisa menutup kemungkinan mengalami masalah keamanan siber. Penjahat siber bisa saja membujuk pengguna memasang aplikasi berbahaya.
Auto Blocker juga memiliki kemampuan memeriksa keamanan aplikasi untuk membantu mendeteksi potensi malware dan mencegah pemasangan perangkat lunak berbahaya melalui kabel USB. Auto Blokcer bisa melindungi pengguna ketika ada pihak lain yang memiliki akses fisik ke perangkat, misalnya saat mengisi daya di tempat umum.
Message Guard pada Auto Blocker bisa memitigasi serangan Zero Click (pesan gambar langsung yang menyembunyikan kode berbahaya). Fitur yang semula diluncurkan pada aplikasi Messaging dari Google dan Samsung itu kini diperluas untuk melindungi pengguna yang menggunakan aplikasi pihak ketiga.