Yang perlu diperhatikan jika mengalami kondisi telinga kecil

Selasa, 7 November 2023 10:47 WIB

Jakarta (ANTARA) - Pakar Telinga Hidung Tenggorok Prof Dr dr Mirta H. Reksodiputra, Sp.THT-BKL, Subsp.FPR(K) menyarankan pasien telinga kecil juga orangtua pasien memahami kelainan telinga kecil yang dialami termasuk level pendengarannya.

Mikrotia merujuk Cleveland Clinic merupakan kelainan bawaan pada telinga luar. Kelainan ini dapat berkisar dari masalah struktural ringan hingga telinga luar yang tak terbentuk sama sekali.

Jika disertai dengan hilangnya saluran telinga, hal ini juga dapat menyebabkan masalah pendengaran dan kesulitan dalam membedakan dari arah mana suara berasal.

Baca juga: Begini kata dokter soal pencegahan dan penanganan telinga kecil

Mikrotia biasanya menyerang satu telinga namun bisa juga terjadi pada kedua telinga. Kondisi ini biasanya terjadi karena perkembangan telinga yang tidak normal selama trimester pertama kehamilan.

"Untuk pasien mikrotia (telinga kecil) dan orangtua, tahu dulu kelainan kita, yang penting level pendengaran, apa kira-kira alat untuk membantu bisa mendengar, mengoptimalkan pendengaran," kata dia dalam siaran daring yang digelar RSCM, Senin.

Selanjutnya, ketahui tahapan-tahapan misalnya waktu terbaik pasien mikrotia harus dioperasi dan kesulitan yang mengganggu proses operasi.

Operasi rekonstruksi daun telinga biasanya berlangsung dua tahap. Tahap pertama yakni membuat rangka daun telinga yang dimulai dari pengambilan tulang rawan iga. Setelah itu tulang rawan dibentuk menyerupai bentukan lekukan daun telinga untuk nanti ditanam pada posisi yang tepat.

Baca juga: Berikut tips jaga kesehatan pendengaran

Tahap kedua, setelah memastikan tidak ada infeksi maka mengangkat ke atas agar daun telinga buatan bisa berdiri. Biasanya ini dilakukan minimal tiga bulan usai implan dipasang.

"Daun telinga salah satu organ tubuh pada wajah yang tidak menempel demikian rupa, tapi mempunyai jarak tersendiri. Jadi tahap kedua, setelah kita tanam dan kita yakinkan iga dalam kondisi baik, tidak ada infeksi, baru angkat ke atas atau bisa berdiri atau disebut tahap elevasi," jelas Mirta.

Dia menambahkan, khususnya pasien mikrotia anak, perlu mendapat semangat dan dukungan dari orang-orang sekitarnya agar kondisinya tidak menjadi masalah bagi dia di kemudian hari.

"Terutama anak prasekolah dasar belum mengerti bagaimana merespons kelainan bawaan dari temannya, itu yang harus diedukasi, tidak hanya ke anak tetapi juga gurunya supaya bisa memberi edukasi pada murid-muridnya," demikian pesan Mirta.

Baca juga: Benarkah sakit telinga masuk gejala COVID-19 varian Delta?

Baca juga: Kenali penyebab dan cara atasi jerawat di telinga

Baca juga: Ternyata kebiasaan ini dapat merusak pendengaran

Pewarta : Lia Wanadriani Santosa
Uploader : Admin Kalteng
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Napoli dipermalukan Bologna, asa lolos UCL musim depan makin kecil

12 May 2024 17:08 Wib

Pengalaman positif di masa kecil kurangi risiko depresi remaja

30 April 2024 9:10 Wib

Pemprov Kalteng optimalkan pengembangan sektor UMKM

29 April 2024 11:46 Wib

Peluang LIverpool juara Liga Inggris makin kecil usai dikalahkan Everton

25 April 2024 7:37 Wib

Penjabat Bupati: Raihan piala Adipura jadi kebanggaan Kapuas

09 March 2024 6:17 Wib
Terpopuler

Alfian Mawardi ingin ikuti jejak orang tuanya membangun Kapuas

Kabar Daerah - 17 May 2024 20:18 Wib

Legislator Gumas dukung 10 program pokok PKK

Kabar Daerah - 16 May 2024 13:11 Wib

Pemkab Barito Utara dapat 3.424 formasi untuk rekrutmen CPNS dan PPPK

Kabar Daerah - 15 May 2024 16:41 Wib

Pj Bupati Katingan tekankan ASN harus terus tingkatkan kapasitas

Kabar Daerah - 17 May 2024 17:39 Wib

Masyarakat Sebangau Kuala harapkan program peningkatan ekonomi

Kabar Daerah - 16 May 2024 21:15 Wib