Sampit (ANTARA) - Tes Computer Assisted Test (CAT) seleksi penerimaan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah telah berjalan, peserta bisa melihat secara langsung nilai yang dicapai secara online.
“Ini merupakan penerapan sistem transparansi oleh pemerintah, peserta ujian dan siapa pun bisa melihat tayangan nilai yang berjalan di mana pun dan kapan pun lewat kanal Youtube yang disediakan BKN,” kata Pelaksana Tugas Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kotim, Kamaruddin Makkalepu di Sampit, Minggu.
Pria yang akrab dipanggil Komar ini menyampaikan, tes CAT seleksi PPPK Kotim secara resmi dimulai pada Sabtu (11/11) kemarin. Sejauh ini kegiatan berjalan baik dan lancar sesuai jadwal yang ditetapkan, sarana prasarana seperti listrik dan komputer pun memadai.
Jumlah peserta yang mengikuti tes CAT seleksi PPPK tahun 2023 ini sebanyak 1271 orang, terdiri dari 581 formasi guru, 511 formasi tenaga kesehatan (nakes), dan 179 formasi tenaga teknis atau fungsional.
Sementara, jumlah kuota yang disediakan sebanyak 1089 formasi, terdiri dari 498 guru, 532 nakes, dan 59 tenaga teknis atau fungsional.
Bertempat di Balai Diklat BKPSDM Kotim, tes CAT seleksi PPPK ini dilaksanakan selama 6 hari, yakni 10-16 November 2023. Setiap hari ada 3 sesi, di mana setiap sesi meliputi 70 peserta sesuai dengan kapasitas komputer yang tersedia, belum termasuk 5 komputer cadangan.
Sesuai pengaturan tersebut dalam 2 hari ini seharusnya ada 420 peserta calon PPPK yang mengikuti tes CAT, namun ada 6 orang yang tidak mengikuti tes dengan keterangan 4 tidak hadir dan 2 terlambat. Mereka dinyatakan gagal karena tidak hadir dan terlambat.
Baca juga: Dua puskemas di Kotim raih akreditasi Paripurna
“Sesuai ketentuan bagi yang terlambat tidak bisa lagi menyusul, sehingga kami nyatakan tidak hadir. Karena jadwalnya sudah kami publikasikan sejak jauh hari dan juga diinformasikan agar hadir 1 jam sebelum ujian karena ada proses registrasi dan lain-lain,” jelasnya.
Komar melanjutkan, pelaksanaan tes CAT ini dilakukan secara bertahap sesuai bidang atau formasi, dimulai dari formasi guru, lalu nakes dan terakhir tenaga teknis atau fungsional.
Tes CAT ini diawasi langsung oleh panitia seleksi nasional (panselnas) dalam hal ini tim dari Badan Kepegawaian Negara (BKN). Sedangkan, panitia seleksi tingkat kabupaten hanya sebagai fasilitator.
Materi seleksi meliputi kompetensi teknis, kompetensi manajerial, kompetensi sosial kultural, dan wawancara yang terangkum dalam 145 pertanyaan.
Setiap bidang atau formasi memiliki pertanyaan yang berbeda-beda, bahkan untuk formasi guru juga dibedakan berdasarkan mata pelajarannya. Dengan demikian, hasil dari tes tersebut bisa lebih efektif dan sesuai bidang yang dilamar.
“Misalnya guru matematika pertanyaannya berbeda dengan guru PKN, jadi disesuaikan dengan jabatan yang dilamar,” ucapnya.
Salah seorang peserta tes CAT bernama Viviwati mengaku sudah 15 tahun mengabdi sebagai guru agama Hindu di SD 1 Antang Kalang, Kecamatan Antang Kalang.
“Mudah-mudahan ada rezeki, supaya bisa seperti orang lain juga. Apalagi saya sudah 15 tahun mengabdi, selain jadi guru agama saya juga merangkap jadi wali kelas,” ucapnya.
Berasal dari kecamatan paling ujung Kabupaten Kotim, ia harus menempuh perjalanan 5-6 jam untuk sampai ke Kota Sampit dan mengikuti tes CAT. Vivi berharap dengan mengikuti seleksi PPPK ini ia berharap bisa menaikkan statusnya dari guru honorer menjadi PPPK.
Baca juga: Nelayan Kotim berharap dibangun SPBN
Baca juga: BKSDA catat kasus konflik buaya dan manusia di Kotim kian menurun
Baca juga: DPRD dukung Pemkab Kotim terus tingkatkan perhatian kepada veteran
“Ini merupakan penerapan sistem transparansi oleh pemerintah, peserta ujian dan siapa pun bisa melihat tayangan nilai yang berjalan di mana pun dan kapan pun lewat kanal Youtube yang disediakan BKN,” kata Pelaksana Tugas Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kotim, Kamaruddin Makkalepu di Sampit, Minggu.
Pria yang akrab dipanggil Komar ini menyampaikan, tes CAT seleksi PPPK Kotim secara resmi dimulai pada Sabtu (11/11) kemarin. Sejauh ini kegiatan berjalan baik dan lancar sesuai jadwal yang ditetapkan, sarana prasarana seperti listrik dan komputer pun memadai.
Jumlah peserta yang mengikuti tes CAT seleksi PPPK tahun 2023 ini sebanyak 1271 orang, terdiri dari 581 formasi guru, 511 formasi tenaga kesehatan (nakes), dan 179 formasi tenaga teknis atau fungsional.
Sementara, jumlah kuota yang disediakan sebanyak 1089 formasi, terdiri dari 498 guru, 532 nakes, dan 59 tenaga teknis atau fungsional.
Bertempat di Balai Diklat BKPSDM Kotim, tes CAT seleksi PPPK ini dilaksanakan selama 6 hari, yakni 10-16 November 2023. Setiap hari ada 3 sesi, di mana setiap sesi meliputi 70 peserta sesuai dengan kapasitas komputer yang tersedia, belum termasuk 5 komputer cadangan.
Sesuai pengaturan tersebut dalam 2 hari ini seharusnya ada 420 peserta calon PPPK yang mengikuti tes CAT, namun ada 6 orang yang tidak mengikuti tes dengan keterangan 4 tidak hadir dan 2 terlambat. Mereka dinyatakan gagal karena tidak hadir dan terlambat.
Baca juga: Dua puskemas di Kotim raih akreditasi Paripurna
“Sesuai ketentuan bagi yang terlambat tidak bisa lagi menyusul, sehingga kami nyatakan tidak hadir. Karena jadwalnya sudah kami publikasikan sejak jauh hari dan juga diinformasikan agar hadir 1 jam sebelum ujian karena ada proses registrasi dan lain-lain,” jelasnya.
Komar melanjutkan, pelaksanaan tes CAT ini dilakukan secara bertahap sesuai bidang atau formasi, dimulai dari formasi guru, lalu nakes dan terakhir tenaga teknis atau fungsional.
Tes CAT ini diawasi langsung oleh panitia seleksi nasional (panselnas) dalam hal ini tim dari Badan Kepegawaian Negara (BKN). Sedangkan, panitia seleksi tingkat kabupaten hanya sebagai fasilitator.
Materi seleksi meliputi kompetensi teknis, kompetensi manajerial, kompetensi sosial kultural, dan wawancara yang terangkum dalam 145 pertanyaan.
Setiap bidang atau formasi memiliki pertanyaan yang berbeda-beda, bahkan untuk formasi guru juga dibedakan berdasarkan mata pelajarannya. Dengan demikian, hasil dari tes tersebut bisa lebih efektif dan sesuai bidang yang dilamar.
“Misalnya guru matematika pertanyaannya berbeda dengan guru PKN, jadi disesuaikan dengan jabatan yang dilamar,” ucapnya.
Salah seorang peserta tes CAT bernama Viviwati mengaku sudah 15 tahun mengabdi sebagai guru agama Hindu di SD 1 Antang Kalang, Kecamatan Antang Kalang.
“Mudah-mudahan ada rezeki, supaya bisa seperti orang lain juga. Apalagi saya sudah 15 tahun mengabdi, selain jadi guru agama saya juga merangkap jadi wali kelas,” ucapnya.
Berasal dari kecamatan paling ujung Kabupaten Kotim, ia harus menempuh perjalanan 5-6 jam untuk sampai ke Kota Sampit dan mengikuti tes CAT. Vivi berharap dengan mengikuti seleksi PPPK ini ia berharap bisa menaikkan statusnya dari guru honorer menjadi PPPK.
Baca juga: Nelayan Kotim berharap dibangun SPBN
Baca juga: BKSDA catat kasus konflik buaya dan manusia di Kotim kian menurun
Baca juga: DPRD dukung Pemkab Kotim terus tingkatkan perhatian kepada veteran