Sampit (ANTARA) - Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpang) Provinsi Kalimantan Tengah menyikapi serius inflasi yang terjadi di Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, khususnya pada komoditas beras yang menjadi salah satu pemicunya.
"Kita sama-sama mengetahui bahwa pada 1 November 2023, beras berada di urutan kedua komoditas penyumbang inflasi untuk Kota Sampit ini. Makanya kami fokus untuk beras di wilayah Kota Sampit ini," kata Kepala Dishanpang Kalimantan Tengah, Riza Rahmadi di Sampit, Sabtu.
Riza menyempatkan memantau kondisi di Sampit, khususnya terkait stok, pasokan dan harga beras. Dia didampingi Kepala Cabang Bulog Sub Divisi Regional Sampit, Rony Hadianto.
Dijelaskan Riza, data Badan Pusat Statistik pada 1 November 2023 menyebutkan Sampit mengalami inflasi sebesar 0,48 persen. Andil komoditas terhadap inflasi yaitu daging ayam ras sebesar 0,158 persen, beras 0,110 persen, bensin 0,085 persen, cabai rawit 0,048 persen dan ikan nila 0,027 persen.
Terkait inflasi turut dipicu komoditas beras, Dishanpang mendorong stabilisasi harga beras, khususnya melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).
Dia mendorong program ini disosialisasikan secara masif agar masyarakat mengetahui bahwa pemerintah melalui Bulog telah menyediakan beras berkualitas dengan harga terjangkau.
Pemerintah kabupaten juga diminta membantu sosialisasi karena program beras SPHP ini untuk membantu masyarakat. Dampak lainnya, ini juga diharapkan dapat terus menekan inflasi, khususnya yang dipicu oleh kenaikan harga beras.
Harga eceran tertinggi (HET) beras SPHP adalah Rp11.500 per kilogram, atau Rp57.500 per sak 5 kilogram. Harga ini lebih murah dibanding harga beras di pasaran.
Baca juga: Bupati Kotim akui prihatin peningkatan kasus DBD didominasi anak-anak
Kotawaringin Timur mendapat alokasi beras SPHP sebanyak 3.000 ton. Saat ini baru terserap 1.713 ton atau 56,96 persen, sehingga masih cukup tersedia untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
"Kami berharap beras SPHP ini menjadi pilihan warga kita karena harganya murah, terjangkau dan kualitasnya sangat baik. Mudah-mudahan ini bisa kita dorong terus beras SPHP ini karena akan sangat membantu masyarakat," ucap Riza.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah juga sejak pekan lalu sudah memasukkan beras subsidi melalui pasar murah. Ini akan terus dilakukan di beberapa kelurahan, paling tidak untuk menstabilkan harga beras di Sampit.
Riza menambahkan, kedatangannya ke Sampit juga untuk memantau bantuan pangan tahap kedua. Penerima bantuan pangan di Kotawaringin Timur ada sekitar 18.000 keluarga penerima manfaat (KPM).
"Alhamdulillah Ini sudah yang tahap kedua untuk September, Oktober November sudah terealisasi 100 persen. Artinya di titik-titik tersulit di beberapa kecamatan sudah tidak ada masalah dan sudah tersalurkan," kata Riza.
Kepala Cabang Bulog Sub Divisi Regional Sampit, Rony Hadianto mengatakan, minat masyarakat membeli beras SPHP sangat bagus. Hal itu karena kualitas berasnya bagus dan harganya jauh lebih murah.
Untuk menyalurkan beras SPHP, Bulog sudah bermitra dengan belasan pedagang di Sampit melalui program Rumah Pangan Kita (RPK). Untuk di Pasar Keramat terdapat ada empat toko, Pusat Perbelanjaan Mentaya (PPM) enam toko dan Pasar Sejumput ada dua toko yang menyalurkan beras SPHP. Sementara itu untuk di kecamatan dilakukan melalui operasi pasar.
"Beras SPHP sangat diminati masyarakat karena satu dari segi kualitas baik dari segi harga juga sangat jauh dari pasar. Mudah-mudahan itu bisa menjadi salah satu pilihan masyarakat dan salah satu lagi untuk menurunkan inflasi di Sampit," harapnya.
Terkait stok beras, Rony meminta masyarakat tidak perlu panik karena stok aman. Saat ini ada 1.000 ton dan akan datang 2.000 ton sehingga cukup untuk empat bulan ke depan.
Baca juga: Bupati Kotim optimis raih juara umum Peda-KTNA Kalteng 2023
Baca juga: Dinkes Kotim catat sudah 441 kasus DBD sepanjang 2023
Baca juga: Bupati minta kafilah Kotim berkonsentrasi mengikuti MTQH Kalteng
"Kita sama-sama mengetahui bahwa pada 1 November 2023, beras berada di urutan kedua komoditas penyumbang inflasi untuk Kota Sampit ini. Makanya kami fokus untuk beras di wilayah Kota Sampit ini," kata Kepala Dishanpang Kalimantan Tengah, Riza Rahmadi di Sampit, Sabtu.
Riza menyempatkan memantau kondisi di Sampit, khususnya terkait stok, pasokan dan harga beras. Dia didampingi Kepala Cabang Bulog Sub Divisi Regional Sampit, Rony Hadianto.
Dijelaskan Riza, data Badan Pusat Statistik pada 1 November 2023 menyebutkan Sampit mengalami inflasi sebesar 0,48 persen. Andil komoditas terhadap inflasi yaitu daging ayam ras sebesar 0,158 persen, beras 0,110 persen, bensin 0,085 persen, cabai rawit 0,048 persen dan ikan nila 0,027 persen.
Terkait inflasi turut dipicu komoditas beras, Dishanpang mendorong stabilisasi harga beras, khususnya melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).
Dia mendorong program ini disosialisasikan secara masif agar masyarakat mengetahui bahwa pemerintah melalui Bulog telah menyediakan beras berkualitas dengan harga terjangkau.
Pemerintah kabupaten juga diminta membantu sosialisasi karena program beras SPHP ini untuk membantu masyarakat. Dampak lainnya, ini juga diharapkan dapat terus menekan inflasi, khususnya yang dipicu oleh kenaikan harga beras.
Harga eceran tertinggi (HET) beras SPHP adalah Rp11.500 per kilogram, atau Rp57.500 per sak 5 kilogram. Harga ini lebih murah dibanding harga beras di pasaran.
Baca juga: Bupati Kotim akui prihatin peningkatan kasus DBD didominasi anak-anak
Kotawaringin Timur mendapat alokasi beras SPHP sebanyak 3.000 ton. Saat ini baru terserap 1.713 ton atau 56,96 persen, sehingga masih cukup tersedia untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
"Kami berharap beras SPHP ini menjadi pilihan warga kita karena harganya murah, terjangkau dan kualitasnya sangat baik. Mudah-mudahan ini bisa kita dorong terus beras SPHP ini karena akan sangat membantu masyarakat," ucap Riza.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah juga sejak pekan lalu sudah memasukkan beras subsidi melalui pasar murah. Ini akan terus dilakukan di beberapa kelurahan, paling tidak untuk menstabilkan harga beras di Sampit.
Riza menambahkan, kedatangannya ke Sampit juga untuk memantau bantuan pangan tahap kedua. Penerima bantuan pangan di Kotawaringin Timur ada sekitar 18.000 keluarga penerima manfaat (KPM).
"Alhamdulillah Ini sudah yang tahap kedua untuk September, Oktober November sudah terealisasi 100 persen. Artinya di titik-titik tersulit di beberapa kecamatan sudah tidak ada masalah dan sudah tersalurkan," kata Riza.
Kepala Cabang Bulog Sub Divisi Regional Sampit, Rony Hadianto mengatakan, minat masyarakat membeli beras SPHP sangat bagus. Hal itu karena kualitas berasnya bagus dan harganya jauh lebih murah.
Untuk menyalurkan beras SPHP, Bulog sudah bermitra dengan belasan pedagang di Sampit melalui program Rumah Pangan Kita (RPK). Untuk di Pasar Keramat terdapat ada empat toko, Pusat Perbelanjaan Mentaya (PPM) enam toko dan Pasar Sejumput ada dua toko yang menyalurkan beras SPHP. Sementara itu untuk di kecamatan dilakukan melalui operasi pasar.
"Beras SPHP sangat diminati masyarakat karena satu dari segi kualitas baik dari segi harga juga sangat jauh dari pasar. Mudah-mudahan itu bisa menjadi salah satu pilihan masyarakat dan salah satu lagi untuk menurunkan inflasi di Sampit," harapnya.
Terkait stok beras, Rony meminta masyarakat tidak perlu panik karena stok aman. Saat ini ada 1.000 ton dan akan datang 2.000 ton sehingga cukup untuk empat bulan ke depan.
Baca juga: Bupati Kotim optimis raih juara umum Peda-KTNA Kalteng 2023
Baca juga: Dinkes Kotim catat sudah 441 kasus DBD sepanjang 2023
Baca juga: Bupati minta kafilah Kotim berkonsentrasi mengikuti MTQH Kalteng