Sampit (ANTARA) - Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, Muhammad Kurniawan Anwar menyarankan pemerintah kabupaten mengevaluasi cara pendekatan dalam mengatasi masalah pengangguran agar sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan.
"Dunia kerja sekarang berbeda dengan zaman dulu, makanya kita pun tidak bisa menyikapinya dengan perspektif sama seperti dulu," kata Kurniawan di Sampit, Selasa.
Hal ini ia sampaikan menanggapi pemberitaan terkait masih banyaknya pengangguran di Kotim. Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kotim mencatat pada pendataan akhir tahun 2022 lalu ada 10.790 pengangguran atau 5 persen dari total Angkatan Kerja (AK) di Kotim.
Pengangguran meliputi jenjang pendidikan SD ke bawah 5,71 persen, SMP 2,12 persen, SMA 9,24 persen, SMK 9,76 persen, Diploma atau Perguruan Tinggi 0 persen, dan Universitas 1,6 persen.
Salah satu indikasi yang menyebabkan masih tingginya angka pengangguran di Kotim, khususnya dari lulusan SMA ke atas, adalah karena mereka cenderung pilih-pilih dengan pekerjaan dan enggan untuk bekerja di perusahaan perkebunan yang identik dengan pekerjaan kasar dan jauh dari perkotaan.
Menurut Kurniawan, dalam kondisi seperti ini tenaga kerja atau pengangguran di Kotim memang tidak bisa dipaksakan untuk bekerja pada bidang yang tidak mereka inginkan. Justru, menjadi tantangan bagi pemerintah agar dapat memberikan solusi yang sesuai dengan minat generasi muda zaman sekarang.
Apalagi peluang kerja sekarang semakin luas. Contohnya dengan menjadi atlet E-sport atau menjadi selebriti di media sosial kemudian mempromosikan berbagai produk sudah bisa menghasilkan uang.
Baca juga: Giliran pengelola parkir PPM ditahan Kejari Kotim
"Jadi mungkin keinginan generasi muda sekarang adalah pekerjaan yang lebih modern, maka dari itu tidak bisa disamaratakan dengan orang yang melakukan pekerjaan monoton. Setiap orang berbeda," ucapnya.
Menurutnya, pemerintah hendaknya bisa merangkul dan membantu generasi muda untuk mengembangkan potensi yang dimiliki.
Dalam hal ini Disnakertrans bisa menggandeng dinas lainnya, seperti Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) untuk memberikan ruang bagi penggemar E-sport agar bisa maju, bahkan jika bisa diikutkan ke turnamen tingkat nasional.
Bisa juga menggandeng Dinas UMKM dan Koperasi untuk memberikan pelatihan dan mengarahkan para pelaku usaha muda. Untuk mengentaskan pengangguran bukan hanya dengan lapangan pekerjaan, tapi juga dengan berwirausaha.
Ia juga mengungkapkan rencana pihaknya untuk membuat kegiatan yang menyasar anak-anak SMA kelas 2 dan 3 yang memang akan segera lulus sekolah. Tujuannya agar mereka bisa mendapat beasiswa dari perusahaan perkebunan, sehingga ketika selesai kuliah bisa langsung dipekerjakan.
Dengan cara seperti ini juga diharapkan bisa lebih memotivasi pemuda-pemudi Kotim untuk memanfaatkan peluang kerja di perkebunan.
"Jadi semua itu tergantung cara kita merangkul mereka. Saya termasuk asli warga Kotim sangat yakin sebenarnya SDM kita sangat bagus, tinggal potensinya saja digali betul-betul," demikian Kurniawan.
Baca juga: Pemkab Kotim usulkan legalitas ratusan bidang tanah masyarakat
Baca juga: Disnakertrans Kotim tunggu UMP dalam menetapkan UMK 2024
Baca juga: Danrem 102/Panju Panjung ingatkan anggotanya jangan terlibat politik praktis
"Dunia kerja sekarang berbeda dengan zaman dulu, makanya kita pun tidak bisa menyikapinya dengan perspektif sama seperti dulu," kata Kurniawan di Sampit, Selasa.
Hal ini ia sampaikan menanggapi pemberitaan terkait masih banyaknya pengangguran di Kotim. Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kotim mencatat pada pendataan akhir tahun 2022 lalu ada 10.790 pengangguran atau 5 persen dari total Angkatan Kerja (AK) di Kotim.
Pengangguran meliputi jenjang pendidikan SD ke bawah 5,71 persen, SMP 2,12 persen, SMA 9,24 persen, SMK 9,76 persen, Diploma atau Perguruan Tinggi 0 persen, dan Universitas 1,6 persen.
Salah satu indikasi yang menyebabkan masih tingginya angka pengangguran di Kotim, khususnya dari lulusan SMA ke atas, adalah karena mereka cenderung pilih-pilih dengan pekerjaan dan enggan untuk bekerja di perusahaan perkebunan yang identik dengan pekerjaan kasar dan jauh dari perkotaan.
Menurut Kurniawan, dalam kondisi seperti ini tenaga kerja atau pengangguran di Kotim memang tidak bisa dipaksakan untuk bekerja pada bidang yang tidak mereka inginkan. Justru, menjadi tantangan bagi pemerintah agar dapat memberikan solusi yang sesuai dengan minat generasi muda zaman sekarang.
Apalagi peluang kerja sekarang semakin luas. Contohnya dengan menjadi atlet E-sport atau menjadi selebriti di media sosial kemudian mempromosikan berbagai produk sudah bisa menghasilkan uang.
Baca juga: Giliran pengelola parkir PPM ditahan Kejari Kotim
"Jadi mungkin keinginan generasi muda sekarang adalah pekerjaan yang lebih modern, maka dari itu tidak bisa disamaratakan dengan orang yang melakukan pekerjaan monoton. Setiap orang berbeda," ucapnya.
Menurutnya, pemerintah hendaknya bisa merangkul dan membantu generasi muda untuk mengembangkan potensi yang dimiliki.
Dalam hal ini Disnakertrans bisa menggandeng dinas lainnya, seperti Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) untuk memberikan ruang bagi penggemar E-sport agar bisa maju, bahkan jika bisa diikutkan ke turnamen tingkat nasional.
Bisa juga menggandeng Dinas UMKM dan Koperasi untuk memberikan pelatihan dan mengarahkan para pelaku usaha muda. Untuk mengentaskan pengangguran bukan hanya dengan lapangan pekerjaan, tapi juga dengan berwirausaha.
Ia juga mengungkapkan rencana pihaknya untuk membuat kegiatan yang menyasar anak-anak SMA kelas 2 dan 3 yang memang akan segera lulus sekolah. Tujuannya agar mereka bisa mendapat beasiswa dari perusahaan perkebunan, sehingga ketika selesai kuliah bisa langsung dipekerjakan.
Dengan cara seperti ini juga diharapkan bisa lebih memotivasi pemuda-pemudi Kotim untuk memanfaatkan peluang kerja di perkebunan.
"Jadi semua itu tergantung cara kita merangkul mereka. Saya termasuk asli warga Kotim sangat yakin sebenarnya SDM kita sangat bagus, tinggal potensinya saja digali betul-betul," demikian Kurniawan.
Baca juga: Pemkab Kotim usulkan legalitas ratusan bidang tanah masyarakat
Baca juga: Disnakertrans Kotim tunggu UMP dalam menetapkan UMK 2024
Baca juga: Danrem 102/Panju Panjung ingatkan anggotanya jangan terlibat politik praktis