Sampit (ANTARA) - Kebakaran hebat menghanguskan puluhan lapak di Pasar Simpang Sebabi, Kecamatan Telawang, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, Senin dini hari.
"Memang benar, kami menerima laporan kejadian pada pukul 03:00 WIB lagi. Informasi teman-teman di lapangan kurang lebih 60 lapak terbakar dalam kejadian ini," kata Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Disdamkarmat) Kotim, Hawianan di Sampit.
Kebakaran yang meluluhlantakkan kawasan pasar tersebut baru disadari warga ketika kobaran api sudah membesar. Dengan peralatan seadanya petugas Damkar sektor Telawang, relawan pemadam kebakaran, Koramil, Polsek dan warga setempat berjibaku untuk menaklukkan si jago merah.
Bangunan yang terbuat dari kayu membuat api dengan cepat menyebar dari bangunan satu ke bangunan lainnya. Luas kawasan yang terbakar kurang lebih 30x90 meter meliputi 60 lapak pedagang. Butuh waktu sekira tiga jam hingga api berhasil dipadamkan.
"Untuk penyebab kebakaran informasi yang kami terima akibat korsleting listrik. Hari ini juga kami akan mengerahkan tim investigasi ke lokasi," lanjut Hawianan.
Ia melanjutkan, tidak ada korban jiwa maupun korban luka dari kejadian ini, karena kejadian pada dini hari dan saat itu pasar belum beroperasi.
Baca juga: Tes urine kagetkan pegawai Disdik Kotim
Diketahui, Pasar Simpang Sebabi yang menjual bahan pokok serta kebutuhan rumah tangga ini buka setiap hari dan selalu ramai dengan aktivitas jual beli, namun pada malam hingga fajar pasar ini sepi. Karena pedagang tidak tinggal di kawasan pasar.
Kerugian diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah, namun perlu mengirim tim investigasi ke lokasi kebakaran untuk penyelidikan lebih lanjut.
Sehubungan dengan kejadian ini, Hawianan mengimbau masyarakat untuk lebih waspada terhadap potensi kebakaran akibat korsleting listrik, terutama pada musim hujan. Saat musim hujan, potensi adanya angin kencang meningkat, sehingga dapat menimbulkan gesekan antara kabel-kabel listrik yang memicu terjadinya korsleting.
Apalagi, menurutnya, pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam menggunakan listrik terkadang masih kurang. Masih banyak yang menggunakan kabel-kabel yang tidak memenuhi standar, sehingga dapat menimbulkan panas yang jika dibiarkan secara berkepanjangan dapat menyebabkan korsleting.
"Sebenarnya potensi kebakaran itu tetap ada baik musim hujan maupun musim kemarau, cuma penyebabnya berbeda. Pada musim hujan potensi korsleting listrik yang berujung kebakaran meningkat, untuk itu kami imbau masyarakat waspada," demikian Hawianan.
Baca juga: Bupati Kotim terus jalankan bantuan kursi roda
Baca juga: Bupati Kotim apresiasi BKPRMI gencar tingkatkan pembinaan santri
Baca juga: Polres Kotim ungkap kasus penggelapan pikap bermodal KTP palsu
"Memang benar, kami menerima laporan kejadian pada pukul 03:00 WIB lagi. Informasi teman-teman di lapangan kurang lebih 60 lapak terbakar dalam kejadian ini," kata Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Disdamkarmat) Kotim, Hawianan di Sampit.
Kebakaran yang meluluhlantakkan kawasan pasar tersebut baru disadari warga ketika kobaran api sudah membesar. Dengan peralatan seadanya petugas Damkar sektor Telawang, relawan pemadam kebakaran, Koramil, Polsek dan warga setempat berjibaku untuk menaklukkan si jago merah.
Bangunan yang terbuat dari kayu membuat api dengan cepat menyebar dari bangunan satu ke bangunan lainnya. Luas kawasan yang terbakar kurang lebih 30x90 meter meliputi 60 lapak pedagang. Butuh waktu sekira tiga jam hingga api berhasil dipadamkan.
"Untuk penyebab kebakaran informasi yang kami terima akibat korsleting listrik. Hari ini juga kami akan mengerahkan tim investigasi ke lokasi," lanjut Hawianan.
Ia melanjutkan, tidak ada korban jiwa maupun korban luka dari kejadian ini, karena kejadian pada dini hari dan saat itu pasar belum beroperasi.
Baca juga: Tes urine kagetkan pegawai Disdik Kotim
Diketahui, Pasar Simpang Sebabi yang menjual bahan pokok serta kebutuhan rumah tangga ini buka setiap hari dan selalu ramai dengan aktivitas jual beli, namun pada malam hingga fajar pasar ini sepi. Karena pedagang tidak tinggal di kawasan pasar.
Kerugian diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah, namun perlu mengirim tim investigasi ke lokasi kebakaran untuk penyelidikan lebih lanjut.
Sehubungan dengan kejadian ini, Hawianan mengimbau masyarakat untuk lebih waspada terhadap potensi kebakaran akibat korsleting listrik, terutama pada musim hujan. Saat musim hujan, potensi adanya angin kencang meningkat, sehingga dapat menimbulkan gesekan antara kabel-kabel listrik yang memicu terjadinya korsleting.
Apalagi, menurutnya, pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam menggunakan listrik terkadang masih kurang. Masih banyak yang menggunakan kabel-kabel yang tidak memenuhi standar, sehingga dapat menimbulkan panas yang jika dibiarkan secara berkepanjangan dapat menyebabkan korsleting.
"Sebenarnya potensi kebakaran itu tetap ada baik musim hujan maupun musim kemarau, cuma penyebabnya berbeda. Pada musim hujan potensi korsleting listrik yang berujung kebakaran meningkat, untuk itu kami imbau masyarakat waspada," demikian Hawianan.
Baca juga: Bupati Kotim terus jalankan bantuan kursi roda
Baca juga: Bupati Kotim apresiasi BKPRMI gencar tingkatkan pembinaan santri
Baca juga: Polres Kotim ungkap kasus penggelapan pikap bermodal KTP palsu