Jakarta (ANTARA) - Stellantis sebagai perusahaan induk Jeep, dikabarkan akan memangkas para pekerja di pabrik Detroit, Toledo dan juga Ohio sebanyak 2,455 orang akibat adanya peraturan emisi yang ketat oleh pemerintah setempat
Arena Ev pada Minggu mengabarkan bahwa perusahaan telah menempatkan California pada posisi yang sangat tidak menguntungkan dalam persaingan industri otomotif.
Pabrik yang beroperasi di Detorit ini memproduksi Jeep Grand Cherokee, pabrik yang berlokasi di Toledo bertanggung jawab untuk memproduksi Jeep Wrangler dan Gladiator.
Baca juga: Jeep tarik kembali 90 ribu Grand Cherokee karena kolom kemudi rusak
Untuk bisa terus bertahan, pabrikan ini juga akan melakukan perubahan operasional di pabrik tersebut. Fasilitas Toledo, yang saat ini beroperasi dengan jadwal kerja alternatif, akan beralih ke operasi dua shift tradisional.
Pada saat yang sama, pabrik di Detroit, yang mempekerjakan 4.600 pekerja, akan mengurangi shiftnya dari tiga menjadi dua shift. Kenyataan suram mengenai hilangnya lapangan pekerjaan masih menghantui operasi ini, menimbulkan pertanyaan tentang dampak peraturan emisi California terhadap industri otomotif yang lebih luas.
Dalam kasus ini, Stellantis telah membatasi pengiriman kendaraan ke dealer di negara bagian yang telah mengadopsi peraturan California Air Resources Board (CARB), yang lebih ketat daripada standar nasional.
Baca juga: Jeep tarik kembali 90 ribu Grand Cherokee karena kolom kemudi rusak
Di negara-negara CARB ini, sebagian besar dealer menyediakan SUV hybrid plug-in, sedangkan model serba listrik atau ICE (Internal Combustion Engine) harus dipesan khusus. Sebaliknya, di negara-negara yang tidak mematuhi standar CARB, dealer cenderung memiliki stok hibrida yang terbatas atau tidak ada sama sekali, dan berfokus pada kendaraan ICE.
Kejadian ini, bukan pertama kalinya dialami oleh pabrikan tersebut, pada awal tahun pabrikan ini juga sudah memberhentikan sekitar 1.350 pekerja di pabriknya di Illinois karena alasan yang sama.
Arena Ev pada Minggu mengabarkan bahwa perusahaan telah menempatkan California pada posisi yang sangat tidak menguntungkan dalam persaingan industri otomotif.
Pabrik yang beroperasi di Detorit ini memproduksi Jeep Grand Cherokee, pabrik yang berlokasi di Toledo bertanggung jawab untuk memproduksi Jeep Wrangler dan Gladiator.
Baca juga: Jeep tarik kembali 90 ribu Grand Cherokee karena kolom kemudi rusak
Untuk bisa terus bertahan, pabrikan ini juga akan melakukan perubahan operasional di pabrik tersebut. Fasilitas Toledo, yang saat ini beroperasi dengan jadwal kerja alternatif, akan beralih ke operasi dua shift tradisional.
Pada saat yang sama, pabrik di Detroit, yang mempekerjakan 4.600 pekerja, akan mengurangi shiftnya dari tiga menjadi dua shift. Kenyataan suram mengenai hilangnya lapangan pekerjaan masih menghantui operasi ini, menimbulkan pertanyaan tentang dampak peraturan emisi California terhadap industri otomotif yang lebih luas.
Dalam kasus ini, Stellantis telah membatasi pengiriman kendaraan ke dealer di negara bagian yang telah mengadopsi peraturan California Air Resources Board (CARB), yang lebih ketat daripada standar nasional.
Baca juga: Jeep tarik kembali 90 ribu Grand Cherokee karena kolom kemudi rusak
Di negara-negara CARB ini, sebagian besar dealer menyediakan SUV hybrid plug-in, sedangkan model serba listrik atau ICE (Internal Combustion Engine) harus dipesan khusus. Sebaliknya, di negara-negara yang tidak mematuhi standar CARB, dealer cenderung memiliki stok hibrida yang terbatas atau tidak ada sama sekali, dan berfokus pada kendaraan ICE.
Kejadian ini, bukan pertama kalinya dialami oleh pabrikan tersebut, pada awal tahun pabrikan ini juga sudah memberhentikan sekitar 1.350 pekerja di pabriknya di Illinois karena alasan yang sama.