Sampit (ANTARA) -
Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga, Bina Konstruksi, Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah berencana membangun tabat atau pintu air di Sei Baamang untuk mengurangi dampak genangan air.
“Kami akan mencoba membendung atau menabat di titik ini, dengan begitu harapannya kita bisa membagi aliran air,” kata Kepala Dinas Sumber Daya Air Kotim, Mentana Dhinar Tistama di Sampit, Minggu.
Lokasi yang rencananya akan dibangun pintu air adalah di Sei Baamang sekitar Jalan Pramuka, Sampit. Sejak November pihaknya telah melakukan pengerukan atau normalisasi Sei Baamang dan masih berproses hingga sekarang dan normalisasi ini dimulai dari arah utara.
Namun, akibat pembersihan yang belum selesai, ketika hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah tersebut menyebabkan air dari arah utara mengalir deras ke selatan. Sedangkan, aliran air di selatan yang belum dinormalisasi masih terhambat atau belum maksimal, sehingga menimbulkan genangan.
Dari informasi yang diterima pihaknya, ada sejumlah kawasan di selatan Kota Sampit tersebut yang terendam dalam beberapa hari terakhir, salah satunya Kelurahan Sawahan, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang.
Baca juga: Pemkab lanjutkan peningkatan Jalan HM Arsyad Sampit
Baca juga: Pemkab lanjutkan peningkatan Jalan HM Arsyad Sampit
Genangan air ini tak hanya berdampak pada permukiman warga, tapi juga sejumlah fasilitas umum, di antaranya SD Negeri 3 Sawahan hingga membuat aktivitas belajar mengajar tertunda.
“Maka dari itu, kami mengupayakan aksi darurat secepatnya untuk mengatasi permasalahan ini, karena dari informasi yang kami terima ada beberapa titik yang tergenang, bahkan berdampak ke sekolah,” ujarnya.
Mentana meneruskan, ia bersama Lurah Sawahan dan Sekretaris Camat Mentawa Baru Ketapang, serta tokoh masyarakat setempat telah berdiskusi dan melakukan survei lapangan untuk mengecek lokasi pembangunan pintu air.
Pintu air ini dimaksudkan untuk mengatur aliran air supaya tidak terfokus pada satu titik atau kawasan untuk menghindari timbulnya genangan.
Pintu air yang akan dibangun ini tidak bersifat permanen. Kendati, demikian pihaknya mengkaji lebih lanjut dari sisi efektivitas dan efisiensi, jika hasilnya sesuai harapan maka bisa saja dibangun pintu air yang permanen.
Sementara itu, Lurah Sawahan Abdul Khalik mendukung rencana pembangunan pintu air. Ia berharap dengan adanya pintu air tersebut bisa mengatasi masalah genangan yang kerap menjadi momok yang dikeluhkan masyarakat di wilayahnya.
“Kalau urusan teknis kami serahkan sepenuhnya ke dinas terkait. Kita coba dulu dengan penabatan di simpang sungai ini, supaya bisa mengalihkan arusnya agar tidak menggenang di satu titik saja,” tuturnya.
Disamping itu, ia juga mengajak masyarakat untuk menghindari terjadinya genangan dimulai dari tidak membuang sampah ke sungai atau drainase, karena aliran air yang tersumbat itu yang membuat terjadi genangan dan lambat surutnya.
Baca juga: Pemkab Kotim pendekatan dengan warga untuk atasi kendala normalisasi sungai
Baca juga: Pengurus Organda Kotim siap dilantik
Baca juga: Bupati Kotim siapkan dua kegiatan besar untuk tarik minat pengunjung
Baca juga: Pemkab Kotim pendekatan dengan warga untuk atasi kendala normalisasi sungai
Baca juga: Pengurus Organda Kotim siap dilantik
Baca juga: Bupati Kotim siapkan dua kegiatan besar untuk tarik minat pengunjung