Jakarta (ANTARA) -
Kepolisian Resor Metro Tangerang Selatan Kota menyebutkan korban telah mengalami dua kali kasus perundungan yang terjadi di sekolah internasional di kawasan Serpong, Tangerang Selatan.
"Kasus kekerasan ini terjadi dua kali dengan rincian tanggal 2 Februari dan tanggal 13 Februari 2024," kata Kasat Reskrim Polres Tangerang Selatan, AKP Alvino Cahyadi saat dikonfirmasi, Selasa.
Alvino menjelaskan kasus ini berawal informasi masyarakat bahwasanya telah terjadi dugaan perundungan (bullying) terhadap seorang anak di salah satu sekolah di Serpong.
"Kemudian dari informasi tersebut, kami langsung cek silang (cross check) dan tindak lanjuti untuk mendatangi rumah sakit, Apakah betul ada kasus bullying dengan korban anak, " katanya
"Kemudian di rumah sakit kami minta bukti keterangan klarifikasi terhadap korban, keluarga korban, dan juga sudah mengumpulkan bukti-bukti, yang sebagai bahan kita melanjutkan proses hukum, " sambungnya.
Baca juga: Menjadi korban bullying bisa tingatkan risiko kesehatan mental anak
Baca juga: Menjadi korban bullying bisa tingatkan risiko kesehatan mental anak
Alvino juga menambahkan saat ini untuk saksi dalam kasus ini masih diperiksa dari pihak korban dan keluarga dan untuk bukti sementara dari rekaman video dan ada beberapa bukti lainnya.
"Kemudian untuk kondisi korban saat ini menurut informasi yang diterima, sudah keluar rumah sakit, kondisi rawat jalan, " katanya.
Alvino juga menyebutkan pihaknya rencananya hari ini akan melakukan gelar perkara untuk peningkatan status dari penyelidikan menjadi penyidikan.
Kepolisian mengungkapkan terdapat luka memar dan luka bakar di sebagian tubuh korban dalam kasus perundungan (bullying) terhadap siswa yang terjadi di sekolah kawasan Serpong, Tangerang Selatan, Provinsi Banten.
"Di sebagian tubuhnya ada banyak luka memar, juga ada luka bakar akibat terkena suatu benda yang panas," kata Kepala Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Metro Tangerang Selatan Kota, Ipda Galih Dwi Nuryanto saat dikonfirmasi dai Jakarta, Senin.
Baca juga: Siswa SD Bekasi korban perundungan meninggal dunia
Baca juga: Siswa SD Bekasi korban perundungan meninggal dunia
Galih juga menjelaskan pihaknya sudah melakukan visum terhadap korban dan pelaku diduga lebih dari satu orang.
"Kalau untuk korban terhadap luka yang dialami sudah kita lakukan visum, akibat dari perbuatan kekerasan yang dilakukan oleh lebih dari satu pelaku yang saat ini masih kita lakukan proses penyelidikan," katanya.
Sebelumnya, beredar tulisan di media sosial X (Twitter) dari akun @BosPurwa pada Minggu (18/2) yang membagikan soal kasus perundingan tersebut.
"Gw dapat info, ada perundungan di SMA Binus Intl BSD, seorang anak dipukulin sama belasan seniornya hingga masuk rumah sakit, mereka anak-anak pesohor, dan ngerinya lagi sampai disundut rokok!," tulis akun itu.
"Apa benar ada kejadian itu? Klo benar apa ada yang tau kejadian persisnya sprt apa?," kata akun tersebut.
Baca juga: Tindak tegas oknum perundungan dokter residen, Menkes siapkan aturan
Baca juga: Peringati Hardiknas, Wali Kota Palangka Raya ingatkan bahaya perundungan
Baca juga: Psikolog : Perundungan tanda anak kurang perhatian
Baca juga: Tindak tegas oknum perundungan dokter residen, Menkes siapkan aturan
Baca juga: Peringati Hardiknas, Wali Kota Palangka Raya ingatkan bahaya perundungan
Baca juga: Psikolog : Perundungan tanda anak kurang perhatian