Sampit (ANTARA) - Menjelang bulan suci Ramadhan 1445 Hijriah atau 2024 Masehi, jumlah penumpang kapal yang bertolak dari Pelabuhan Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah menuju Pulau Jawa mengalami peningkatan signifikan.
"Sejak dua minggu sebelum puasa (Ramadhan), rata-rata kapal sudah melayani kapasitas angkut kami yaitu 650 pelanggan yang pulang ke Jawa untuk Nyadran. Akan tetapi masih menggunakan tarif normal yaitu Rp290.000," kata Manajer PT Dharma Lautan Utama Cabang Sampit Hendrik Sugiharto di Sampit, Sabtu.
Menurut Hendrik, peningkatan penumpang berangsur terjadi dalam satu bulan terakhir. Dia memperkirakan, ini berkaitan adanya tradisi Nyadran di kalangan masyarakat Jawa dalam menyambut tibanya bulan suci Ramadhan, yaitu terhitung mulai 12 Februari hingga 10 Maret 2024.
Nyadran adalah tradisi ziarah ke kubur para leluhur atau keluarga yang sudah meninggal di kampung halaman. Untuk itulah banyak warga maupun pekerja di Kotawaringin Timur yang menyempatkan mudik ke kampung halaman mereka untuk menjalankan tradisi tersebut.
PT Dharma Lautan Utama mengoperasikan dua kapal mereka di Pelabuhan Sampit yaitu KM Kirana III dan KM Kirana I yang melayani rute Sampit-Surabaya dan Sampit Semarang.
Untuk sementara jadwal yang tersedia hanya untuk lintasan Sampit-Surabaya dengan armada KM Kirana III, sedangkan lintasan Sampit-Semarang masih konfirmasi karena KM Kirana I masih dalam pemeliharaan dan diharapkan segera kembali beroperasi.
Saat kondisi normal, kapal jenis roro (roll-on/roll-off) tersebut mengangkut sekitar 300 hingga 400 penumpang. Menjelang Ramadhan ini, jumlah penumpang meningkat menjadi hingga 650 orang.
Baca juga: Kolaborasi Lapas Sampit dan Disnakertrans bekali keterampilan bagi WBP
Saat ini pun masih banyak calon penumpang yang memesan tiket untuk keberangkatan menjelang Ramadhan. Loket penjualan tiket pun menjadi lebih ramai dari biasanya.
Disinggung soal tarif, Hendrik menjelaskan terhitung mulai 1 Maret 2024 sudah ada pola tarif bertingkat. Pihaknya melakukan penyesuaian dari tarif dasar Rp290.000 per orang dengan besaran kenaikan yang telah ditentukan.
Terhitung H-40 sampai H-30 Lebaran Idul Fitri, kenaikan tarif diberlakukan sebesar 10 persen. Namun mulai H-29 sampai H-23 ada penurunan tarif 15 persen. Hal ini untuk menarik minat masyarakat dengan tarif lebih murah agar calon pelanggan dapat mudik lebih awal dan tidak berdesakan.
Selanjutnya pada H-22 sampai H-11 Lebaran, tarif kembali dinaikkan sebesar 30 persen, sedangkan pada H-10 sampai H-2 kenaikan tarif menjadi 50 persen.
Hendrik mengatakan, hal tersebut telah dikoordinasikan dengan manajemen kantor pusat. Salah satu tujuannya adalah untuk mengurai agar tidak sampai terjadi penumpukan calon penumpang karena selama ini sering terjadi lonjakan menjelang Lebaran.
Pihaknya berharap angkutan penumpang dan barang ini tidak mengalami kendala hingga mendekati Lebaran nanti. Dia juga mengimbau masyarakat untuk mudik lebih awal sehingga bisa lebih nyaman karena penumpang belum terlalu padat dibanding saat puncak arus mudik nantinya.
"Rencana DLU dari Sampit-Surabaya untuk H-30 sampai dengan H-2 ada tujuh call (keberangkatan) dan Sampit-Semarang juga sama. Sehingga, semua ada 14 call selama angkutan Lebaran. Dan pada H-15 sampai dengan H-2 ada empat call masing-masing Lintasan," demikian Hendrik Sugiharto.
Baca juga: Rekapitulasi suara tingkat Kabupaten Kotim selesai lebih awal
Baca juga: Kesbangpol Kotim pastikan seleksi Paskibraka tidak ada peserta titipan
Baca juga: BMKG ingatkan warga Kotim waspadai cuaca buruk
"Sejak dua minggu sebelum puasa (Ramadhan), rata-rata kapal sudah melayani kapasitas angkut kami yaitu 650 pelanggan yang pulang ke Jawa untuk Nyadran. Akan tetapi masih menggunakan tarif normal yaitu Rp290.000," kata Manajer PT Dharma Lautan Utama Cabang Sampit Hendrik Sugiharto di Sampit, Sabtu.
Menurut Hendrik, peningkatan penumpang berangsur terjadi dalam satu bulan terakhir. Dia memperkirakan, ini berkaitan adanya tradisi Nyadran di kalangan masyarakat Jawa dalam menyambut tibanya bulan suci Ramadhan, yaitu terhitung mulai 12 Februari hingga 10 Maret 2024.
Nyadran adalah tradisi ziarah ke kubur para leluhur atau keluarga yang sudah meninggal di kampung halaman. Untuk itulah banyak warga maupun pekerja di Kotawaringin Timur yang menyempatkan mudik ke kampung halaman mereka untuk menjalankan tradisi tersebut.
PT Dharma Lautan Utama mengoperasikan dua kapal mereka di Pelabuhan Sampit yaitu KM Kirana III dan KM Kirana I yang melayani rute Sampit-Surabaya dan Sampit Semarang.
Untuk sementara jadwal yang tersedia hanya untuk lintasan Sampit-Surabaya dengan armada KM Kirana III, sedangkan lintasan Sampit-Semarang masih konfirmasi karena KM Kirana I masih dalam pemeliharaan dan diharapkan segera kembali beroperasi.
Saat kondisi normal, kapal jenis roro (roll-on/roll-off) tersebut mengangkut sekitar 300 hingga 400 penumpang. Menjelang Ramadhan ini, jumlah penumpang meningkat menjadi hingga 650 orang.
Baca juga: Kolaborasi Lapas Sampit dan Disnakertrans bekali keterampilan bagi WBP
Saat ini pun masih banyak calon penumpang yang memesan tiket untuk keberangkatan menjelang Ramadhan. Loket penjualan tiket pun menjadi lebih ramai dari biasanya.
Disinggung soal tarif, Hendrik menjelaskan terhitung mulai 1 Maret 2024 sudah ada pola tarif bertingkat. Pihaknya melakukan penyesuaian dari tarif dasar Rp290.000 per orang dengan besaran kenaikan yang telah ditentukan.
Terhitung H-40 sampai H-30 Lebaran Idul Fitri, kenaikan tarif diberlakukan sebesar 10 persen. Namun mulai H-29 sampai H-23 ada penurunan tarif 15 persen. Hal ini untuk menarik minat masyarakat dengan tarif lebih murah agar calon pelanggan dapat mudik lebih awal dan tidak berdesakan.
Selanjutnya pada H-22 sampai H-11 Lebaran, tarif kembali dinaikkan sebesar 30 persen, sedangkan pada H-10 sampai H-2 kenaikan tarif menjadi 50 persen.
Hendrik mengatakan, hal tersebut telah dikoordinasikan dengan manajemen kantor pusat. Salah satu tujuannya adalah untuk mengurai agar tidak sampai terjadi penumpukan calon penumpang karena selama ini sering terjadi lonjakan menjelang Lebaran.
Pihaknya berharap angkutan penumpang dan barang ini tidak mengalami kendala hingga mendekati Lebaran nanti. Dia juga mengimbau masyarakat untuk mudik lebih awal sehingga bisa lebih nyaman karena penumpang belum terlalu padat dibanding saat puncak arus mudik nantinya.
"Rencana DLU dari Sampit-Surabaya untuk H-30 sampai dengan H-2 ada tujuh call (keberangkatan) dan Sampit-Semarang juga sama. Sehingga, semua ada 14 call selama angkutan Lebaran. Dan pada H-15 sampai dengan H-2 ada empat call masing-masing Lintasan," demikian Hendrik Sugiharto.
Baca juga: Rekapitulasi suara tingkat Kabupaten Kotim selesai lebih awal
Baca juga: Kesbangpol Kotim pastikan seleksi Paskibraka tidak ada peserta titipan
Baca juga: BMKG ingatkan warga Kotim waspadai cuaca buruk