Pulang Pisau (ANTARA) - Penjabat Bupati Pulang Pisau, Kalimantan Tengah Nunu Andriani mengungkapkan setelah melihat dari dekat pelayanan dan fasilitas yang ada di BLUD RSUD Pulang Pisau bahwa rumah sakit ini dinilai telah memadai untuk memberikan yang maksimal kepada masyarakat.
“Kita telah berkeliling ke ruang-ruang seperti ICU, IGD, ruang anak, dan ibu melahirkan dengan melihat fasilitas yang disediakan sudah cukup mumpuni atau memadai,” kata Nunu Andriani di Pulang Pisau, Jumat.
Peningkatan pelayanan yang dilakukan RSUD setempat, terang dia, tidak kalah bersaing dengan daerah lain seperti yang disampaikan Direktur dr Muliyanto Budihardjo bahwa pelayanan kelas III serasa kelas I. Membedakannya hanya jumlah pasien yang berada di dalam ruangan.
“Untuk fasilitas lainnya seperti toilet, ruangan ber-AC, pelayanan tenaga medis sudah sesuai standar pelayanan minimal
Dikatakan Nunu Andriani, pernyataan tersebut tentunya sangat menggembirakan karena RSUD setempat terus berbenah dalam meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat.
Terkait dengan pelayanan NUNU Center di RSUD Pulang Pisau, dirinya menyambut baik karena program ini lebih difokuskan dalam meningkatkan nutrisi ibu dan nutrisi bayi kepada bayi yang mengalami BBLR atau berat badan lahir rendah.
Baca juga: Pulang Pisau terima sertifikat bebas penyakit frambusia dari Kemenkes
“Dengan adanya program NUNU Center ini, nutrisi ibu bisa lebih ditingkatkan lagi sehingga anak yang mendapat asupan dari air susu ibu benar-benar bernilai gizi yang sesuai dengan usia bayi. Ke depan tidak ada lagi anak-anak yang bergizi buruk atau sering dikenal dengan sebutan sunting,” demikian Nunu Andriani.
Direktur BLUD RSUD Pulang Pisau dr Muliyanto Budihardjo mengatakan pimpinan daerah saat ini sangat konsentrasi dalam penanganan stunting sehingga bersama tim kreatif dari rumah sakit membuat program NUNU Center agar ikut andil terlibat dalam membantu penurunan angka stunting.
Menurut Muliyanto, dari hasil penelitian sepanjang tahun 2023 lalu, ada sebanyak 283 bayi yang lahir dengan berat badan rendah dan BBLR menjadi salah satu penyumbang angka stunting.
“Mulai bulan Januari-Maret 2024 sudah ada 20 bayi BBLR yang sudah mendapatkan intervensi dari RSUD setempat. Tindakan ini mendapat sambutan positif dari para orang tua yang tidak ingin anaknya mengalami stunting,” ucapnya.
Dikatakan Muliyanto, program NUNU Center salah satunya adalah memberikan nutrisi kepada para ibu agar air susu yang dihasilkan sesuai dengan gizi yang dibutuhkan.
Melalui program ini para ibu yang memiliki air susu baik diharapkan agar tidak melepas memberikan susu kaleng kepada anaknya selama enam bulan setelah melahirkan.
“Setelah dari rumah sakit, selanjutnya intervensi diserahkan kepada Puskesmas. Selama enam bulan anak diberikan air susu ibu bisa dipastikan bayi terhindar dari stunting,” kata Muliyanto.
Baca juga: Pemkab Pulang Pisau usulkan 372 ASN dan 720 honorer menjadi PPPK
Baca juga: HKG PPK Pulang Pisau diperingati dengan tanam cabai serentak
Baca juga: Pemkab Pulang Pisau targetkan penyerapan 20 persen anggaran di triwulan pertama
“Kita telah berkeliling ke ruang-ruang seperti ICU, IGD, ruang anak, dan ibu melahirkan dengan melihat fasilitas yang disediakan sudah cukup mumpuni atau memadai,” kata Nunu Andriani di Pulang Pisau, Jumat.
Peningkatan pelayanan yang dilakukan RSUD setempat, terang dia, tidak kalah bersaing dengan daerah lain seperti yang disampaikan Direktur dr Muliyanto Budihardjo bahwa pelayanan kelas III serasa kelas I. Membedakannya hanya jumlah pasien yang berada di dalam ruangan.
“Untuk fasilitas lainnya seperti toilet, ruangan ber-AC, pelayanan tenaga medis sudah sesuai standar pelayanan minimal
Dikatakan Nunu Andriani, pernyataan tersebut tentunya sangat menggembirakan karena RSUD setempat terus berbenah dalam meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat.
Terkait dengan pelayanan NUNU Center di RSUD Pulang Pisau, dirinya menyambut baik karena program ini lebih difokuskan dalam meningkatkan nutrisi ibu dan nutrisi bayi kepada bayi yang mengalami BBLR atau berat badan lahir rendah.
Baca juga: Pulang Pisau terima sertifikat bebas penyakit frambusia dari Kemenkes
“Dengan adanya program NUNU Center ini, nutrisi ibu bisa lebih ditingkatkan lagi sehingga anak yang mendapat asupan dari air susu ibu benar-benar bernilai gizi yang sesuai dengan usia bayi. Ke depan tidak ada lagi anak-anak yang bergizi buruk atau sering dikenal dengan sebutan sunting,” demikian Nunu Andriani.
Direktur BLUD RSUD Pulang Pisau dr Muliyanto Budihardjo mengatakan pimpinan daerah saat ini sangat konsentrasi dalam penanganan stunting sehingga bersama tim kreatif dari rumah sakit membuat program NUNU Center agar ikut andil terlibat dalam membantu penurunan angka stunting.
Menurut Muliyanto, dari hasil penelitian sepanjang tahun 2023 lalu, ada sebanyak 283 bayi yang lahir dengan berat badan rendah dan BBLR menjadi salah satu penyumbang angka stunting.
“Mulai bulan Januari-Maret 2024 sudah ada 20 bayi BBLR yang sudah mendapatkan intervensi dari RSUD setempat. Tindakan ini mendapat sambutan positif dari para orang tua yang tidak ingin anaknya mengalami stunting,” ucapnya.
Dikatakan Muliyanto, program NUNU Center salah satunya adalah memberikan nutrisi kepada para ibu agar air susu yang dihasilkan sesuai dengan gizi yang dibutuhkan.
Melalui program ini para ibu yang memiliki air susu baik diharapkan agar tidak melepas memberikan susu kaleng kepada anaknya selama enam bulan setelah melahirkan.
“Setelah dari rumah sakit, selanjutnya intervensi diserahkan kepada Puskesmas. Selama enam bulan anak diberikan air susu ibu bisa dipastikan bayi terhindar dari stunting,” kata Muliyanto.
Baca juga: Pemkab Pulang Pisau usulkan 372 ASN dan 720 honorer menjadi PPPK
Baca juga: HKG PPK Pulang Pisau diperingati dengan tanam cabai serentak
Baca juga: Pemkab Pulang Pisau targetkan penyerapan 20 persen anggaran di triwulan pertama