Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong industri perhiasan dan barang berharga dalam negeri untuk dapat memiliki daya saing global, hal itu dikarenakan sektor tersebut mempunyai peluang besar seiring dengan tren penggunaan barang mewah.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Reni Yanita di Jakarta, Minggu mengatakan Indonesia memiliki prospek bisnis yang besar dalam mengembangkan industri ini.
Menurut dia, pelaku industri perhiasan dalam negeri memiliki kreativitas dan inovasi yang tinggi, sehingga mampu menghasilkan beragam produk perhiasan sesuai tren, dan selera pasar yang sedang berkembang.
"Selain itu, desain perhiasan yang dihasilkan perajin lokal juga semakin beragam, yakni cenderung lebih minimalis, namun tetap fungsional sesuai dengan permintaan pasar,” ujarnya.
Ia mengatakan untuk mewujudkan hal tersebut, pihaknya melaksanakan berbagai program pengembangan industri perhiasan di tanah air.
Salah satunya dengan cara memfasilitasi pelaku industri untuk turut berpartisipasi dalam pameran berskala internasional, seperti halnya Jakarta International Jewellery Fair 2024 yang digelar pada 7-10 Maret 2024 di Jakarta.
Reni menyampaikan dari 140 peserta yang terlibat dalam pameran ini, 20 di antaranya merupakan perajin perhiasan binaan Ditjen IKMA.
Ia mengatakan pameran ini dapat menjadi kesempatan yang baik untuk mempromosikan produk perhiasan, produk pendukung lainnya, serta membuka peluang kerja sama antar pelaku industri di sektor tersebut.
“Acara ini tidak hanya memberikan inspirasi bagi kita dalam mendukung perajin Indonesia, tetapi juga mengapresiasi keberagaman budaya negeri ini melalui karya-karya perhiasan yang dihasilkan,” katanya.
Selain itu, ia menyampaikan kinerja ekspor industri perhiasan nasional cukup signifikan, sehingga menjadi salah satu kontributor yang penting terhadap penerimaan devisa negara.
Pihaknya mencatat nilai ekspor barang perhiasan dan barang berharga Indonesia menembus 547,5 juta dolar AS pada Desember 2023, atau meningkat 67,7 persen secara tahunan (yoy), dibandingkan capaian pada Desember 2022 sebanyak 326 juta dolar AS.
“Peningkatan ini menunjukkan bahwa sektor industri perhiasan Indonesia memiliki peluang untuk terus tumbuh dan berkembang di pasar internasional,” kata Reni.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Reni Yanita di Jakarta, Minggu mengatakan Indonesia memiliki prospek bisnis yang besar dalam mengembangkan industri ini.
Menurut dia, pelaku industri perhiasan dalam negeri memiliki kreativitas dan inovasi yang tinggi, sehingga mampu menghasilkan beragam produk perhiasan sesuai tren, dan selera pasar yang sedang berkembang.
"Selain itu, desain perhiasan yang dihasilkan perajin lokal juga semakin beragam, yakni cenderung lebih minimalis, namun tetap fungsional sesuai dengan permintaan pasar,” ujarnya.
Ia mengatakan untuk mewujudkan hal tersebut, pihaknya melaksanakan berbagai program pengembangan industri perhiasan di tanah air.
Salah satunya dengan cara memfasilitasi pelaku industri untuk turut berpartisipasi dalam pameran berskala internasional, seperti halnya Jakarta International Jewellery Fair 2024 yang digelar pada 7-10 Maret 2024 di Jakarta.
Reni menyampaikan dari 140 peserta yang terlibat dalam pameran ini, 20 di antaranya merupakan perajin perhiasan binaan Ditjen IKMA.
Ia mengatakan pameran ini dapat menjadi kesempatan yang baik untuk mempromosikan produk perhiasan, produk pendukung lainnya, serta membuka peluang kerja sama antar pelaku industri di sektor tersebut.
“Acara ini tidak hanya memberikan inspirasi bagi kita dalam mendukung perajin Indonesia, tetapi juga mengapresiasi keberagaman budaya negeri ini melalui karya-karya perhiasan yang dihasilkan,” katanya.
Selain itu, ia menyampaikan kinerja ekspor industri perhiasan nasional cukup signifikan, sehingga menjadi salah satu kontributor yang penting terhadap penerimaan devisa negara.
Pihaknya mencatat nilai ekspor barang perhiasan dan barang berharga Indonesia menembus 547,5 juta dolar AS pada Desember 2023, atau meningkat 67,7 persen secara tahunan (yoy), dibandingkan capaian pada Desember 2022 sebanyak 326 juta dolar AS.
“Peningkatan ini menunjukkan bahwa sektor industri perhiasan Indonesia memiliki peluang untuk terus tumbuh dan berkembang di pasar internasional,” kata Reni.