Sampit (ANTARA) - Bupati Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah Halikinnor mengingatkan sekaligus meminta kepada seluruh pedagang kuliner di kabupaten setempat, agar tetap dan selalu menggunakan bahan yang aman dan layak konsumsi dalam setiap makanan maupun minuman yang dijual.
"Kami berharap para pedagang agar setiap menu masakan, kue, dan minuman yang dijual tidak mengandung bahan pengawet, pemanis, dan zat pewarna yang dapat membahayakan kesehatan," kata Halikinnor di Sampit, Selasa.
Hal itu ia sampaikan saat membuka Pasar Ramadhan 1445 Hijriah di Jalan S.Parman, samping Taman Kota Sampit. Turut hadir dalam acara tersebut Wakil Bupati Kotim Irawati, forum koordinasi pimpinan daerah dan jajaran organisasi perangkat daerah setempat.
Ramadhan seolah membuka ladang rezeki bagi para pedagang kuliner. Karena biasanya masyarakat akan berburu menu masakan maupun makanan ringan dan minuman untuk berbuka puasa. Seiring dengan itu jumlah pedagang kuliner akan meningkat pesat.
Kondisi ini tentu berdampak positif bagi perekonomian masyarakat. Namun, disisi lain para pedagang kuliner hendak bertanggung jawab terhadap barang yang dijual agar aman dikonsumsi. Bukan hanya dari bahan yang digunakan, tapi juga dari segi kebersihannya.
Terlebih, pada Ramadhan tahun lalu sempat terjadi insiden keracunan massal di Kota Sampit akibat mengkonsumsi satu jenis kue yang dijual untuk menu berbuka puasa atau takjil.
"Kita kan pernah mengalami kejadian tahun lalu yang berdampak pada beberapa warga dan menjadi bermasalah secara hukum. Kita berharap hal seperti itu tidak terulang lagi, makanya pedagang, saya imbau gunakan bahan makanan betul-betul aman," tuturnya.
Imbauan ini tidak hanya ditujukan bagi pedagang di Pasar Ramadhan yang dikelola pemerintah, tapi juga pedagang kuliner di lokasi lainnya.
Sehubungan dengan dibukanya Pasar Ramadhan, Halikinnor menyebut kegiatan ini sebagai tradisi selama bertahun-tahun. Pemkab Kotim memfasilitasi diadakannya Pasar Ramadhan dengan harapan dapat menambah semarak bulan suci bagi umat Islam, serta berdampak pada pertumbuhan ekonomi di Kotim.
"Pasar Ramadhan ini merupakan bentuk kepedulian pemerintah untuk mengakomodasi para pedagang, khususnya pelaku UMKM," ucapnya.
Ia berharap melalui Pasar Ramadhan dapat memberikan manfaat untuk menumbuhkan dan mengembangkan geliat pelaku UMKM, karena secara tidak langsung kegiatan ini menjadi salah satu media penyebarluasan informasi dan promosi produk UMKM.
Pasar Ramadhan yang digelar pemerintah daerah memang difokuskan di samping Taman Kota Sampit, namun pihaknya mempersilakan para pedagang jika ingin berjualan di lokasi lain yang dianggap strategis.
Namun, Halikinnor mengingatkan agar para pedagang tersebut tetap berkoordinasi dan melapor kepada Camat, Lurah atau pejabat di wilayah setempat agar tetap tertib, aman dan terkendali.
Baca juga: Pemkab Kotim diminta segera tertibkan pedagang liar
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah (UKM) Perindustrian dan Perdagangan, Zulhaidir menyampaikan dalam waktu dekat pihaknya akan melaksanakan giat uji sampel makanan dan minuman bersama BPOM Palangka Raya.
Sasarannya bukan hanya pedagang di Pasar Ramadhan, tapi juga lokasi lainnya yang berada di sekitaran Kota Sampit, contohnya di Jalan Desmon Ali dan Jalan Tjilik Riwut.
"Kami akan melakukan uji sampel untuk memastikan apakah makanan dan minuman yang dijual itu mengandung bahan berbahaya. Kalau iya, maka pedagangnya akan kami tegur," ujarnya.
Ia menambahkan, Pasar Ramadhan tahun ini terbilang lebih ramai dibanding sebelumnya. Hal ini dapat dilihat dari jumlah pedagang yang meningkat dari kurang lebih 60 pedagang menjadi 90 pedagang. Belum termasuk Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berdatangan dengan gerobak atau perlengkapan masing-masing.
"90 pedagang itu pun karena kami stop penerimaannya, kalau tidak bakal lebih. Tapi kami mempertimbangkan kondisi tempat, kalau terlalu banyak nanti malah berdesak-desakan dan tidak nyaman bagi pengunjung," jelasnya.
Peningkatan jumlah pedagang ini dinilai sebagai sesuatu yang positif, karena menandakan terjadinya pertumbuhan ekonomi di Kotim. Pihaknya memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk mengais rezeki dengan memanfaatkan momentum Ramadhan, namun tetap mematuhi aturan dan tata tertib yang berlaku.
Baca juga: Pemkab Kotim terbitkan imbauan bersama jelang Ramadhan
Baca juga: Pelabuhan Sampit ramai warga yang mudik lebih awal
Baca juga: Wabup Kotim ikut dalam pencarian orang tenggelam di Cempaga
"Kami berharap para pedagang agar setiap menu masakan, kue, dan minuman yang dijual tidak mengandung bahan pengawet, pemanis, dan zat pewarna yang dapat membahayakan kesehatan," kata Halikinnor di Sampit, Selasa.
Hal itu ia sampaikan saat membuka Pasar Ramadhan 1445 Hijriah di Jalan S.Parman, samping Taman Kota Sampit. Turut hadir dalam acara tersebut Wakil Bupati Kotim Irawati, forum koordinasi pimpinan daerah dan jajaran organisasi perangkat daerah setempat.
Ramadhan seolah membuka ladang rezeki bagi para pedagang kuliner. Karena biasanya masyarakat akan berburu menu masakan maupun makanan ringan dan minuman untuk berbuka puasa. Seiring dengan itu jumlah pedagang kuliner akan meningkat pesat.
Kondisi ini tentu berdampak positif bagi perekonomian masyarakat. Namun, disisi lain para pedagang kuliner hendak bertanggung jawab terhadap barang yang dijual agar aman dikonsumsi. Bukan hanya dari bahan yang digunakan, tapi juga dari segi kebersihannya.
Terlebih, pada Ramadhan tahun lalu sempat terjadi insiden keracunan massal di Kota Sampit akibat mengkonsumsi satu jenis kue yang dijual untuk menu berbuka puasa atau takjil.
"Kita kan pernah mengalami kejadian tahun lalu yang berdampak pada beberapa warga dan menjadi bermasalah secara hukum. Kita berharap hal seperti itu tidak terulang lagi, makanya pedagang, saya imbau gunakan bahan makanan betul-betul aman," tuturnya.
Imbauan ini tidak hanya ditujukan bagi pedagang di Pasar Ramadhan yang dikelola pemerintah, tapi juga pedagang kuliner di lokasi lainnya.
Sehubungan dengan dibukanya Pasar Ramadhan, Halikinnor menyebut kegiatan ini sebagai tradisi selama bertahun-tahun. Pemkab Kotim memfasilitasi diadakannya Pasar Ramadhan dengan harapan dapat menambah semarak bulan suci bagi umat Islam, serta berdampak pada pertumbuhan ekonomi di Kotim.
"Pasar Ramadhan ini merupakan bentuk kepedulian pemerintah untuk mengakomodasi para pedagang, khususnya pelaku UMKM," ucapnya.
Ia berharap melalui Pasar Ramadhan dapat memberikan manfaat untuk menumbuhkan dan mengembangkan geliat pelaku UMKM, karena secara tidak langsung kegiatan ini menjadi salah satu media penyebarluasan informasi dan promosi produk UMKM.
Pasar Ramadhan yang digelar pemerintah daerah memang difokuskan di samping Taman Kota Sampit, namun pihaknya mempersilakan para pedagang jika ingin berjualan di lokasi lain yang dianggap strategis.
Namun, Halikinnor mengingatkan agar para pedagang tersebut tetap berkoordinasi dan melapor kepada Camat, Lurah atau pejabat di wilayah setempat agar tetap tertib, aman dan terkendali.
Baca juga: Pemkab Kotim diminta segera tertibkan pedagang liar
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah (UKM) Perindustrian dan Perdagangan, Zulhaidir menyampaikan dalam waktu dekat pihaknya akan melaksanakan giat uji sampel makanan dan minuman bersama BPOM Palangka Raya.
Sasarannya bukan hanya pedagang di Pasar Ramadhan, tapi juga lokasi lainnya yang berada di sekitaran Kota Sampit, contohnya di Jalan Desmon Ali dan Jalan Tjilik Riwut.
"Kami akan melakukan uji sampel untuk memastikan apakah makanan dan minuman yang dijual itu mengandung bahan berbahaya. Kalau iya, maka pedagangnya akan kami tegur," ujarnya.
Ia menambahkan, Pasar Ramadhan tahun ini terbilang lebih ramai dibanding sebelumnya. Hal ini dapat dilihat dari jumlah pedagang yang meningkat dari kurang lebih 60 pedagang menjadi 90 pedagang. Belum termasuk Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berdatangan dengan gerobak atau perlengkapan masing-masing.
"90 pedagang itu pun karena kami stop penerimaannya, kalau tidak bakal lebih. Tapi kami mempertimbangkan kondisi tempat, kalau terlalu banyak nanti malah berdesak-desakan dan tidak nyaman bagi pengunjung," jelasnya.
Peningkatan jumlah pedagang ini dinilai sebagai sesuatu yang positif, karena menandakan terjadinya pertumbuhan ekonomi di Kotim. Pihaknya memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk mengais rezeki dengan memanfaatkan momentum Ramadhan, namun tetap mematuhi aturan dan tata tertib yang berlaku.
Baca juga: Pemkab Kotim terbitkan imbauan bersama jelang Ramadhan
Baca juga: Pelabuhan Sampit ramai warga yang mudik lebih awal
Baca juga: Wabup Kotim ikut dalam pencarian orang tenggelam di Cempaga