Sampit (ANTARA) - Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Palangka Raya, Kalimantan Tengah melakukan uji cepat 40 sampel jajanan yang dijual di sentra-sentra penjualan takjil Ramadhan 1445 Hijriah di Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim).
“Kami telah melakukan pengujian terhadap 40 sampel takjil, alhamdulillah hasilnya memenuhi syarat dan tidak mengandung bahan tambahan berbahaya,” kata Staf BBPOM Palangka Raya Doris Wahyu di Sampit, Rabu.
Doris menjelaskan, kegiatan rutin yang dilaksanakan pihaknya tersebut dalam rangka pengamanan dan pengawasan sarana distribusi pangan olahan di Kota Sampit selama Ramadhan dan menjelang Lebaran.
Pagi hari pihaknya membagi tim untuk melakukan inspeksi dadakan (sidak) di sejumlah toko retail modern untuk memastikan produk makanan yang dijual memang layak edar, baik dari segi kemasan, kedaluwarsa dan perizinannya.
Kemudian, sore hari dilanjutkan dengan uji sampel tersebut jajanan yang dijual di sejumlah sentra takjil di Sampit. Ada empat titik yang menjadi sasaran pengambilan sampel, antara lain Jalan Muchran Ali, Jalan Hasan Mansyur, Jalan Christopel Mihing dan Jalan S Parman atau Pasar Ramadhan Taman Kota Sampit.
“Tujuan dari uji sampel ini untuk memastikan takjil yang dijual di Pasar Ramadhan maupun sentra penjualan takjil lainnya berkualitas, sehat dan aman dikonsumsi,” ucapnya.
Pengambilan dan pemeriksaan sampel dilakukan untuk menjamin keamanan pangan dari bahan tambahan pangan yang membahayakan kesehatan. Parameter pemeriksaan kimia berupa pewarna kuning (Metanil yellow), formalin, boraks dan Rhodamin-B.
Baca juga: Kapolda Kalteng Safari Ramadhan perkuat toleransi umat beragama
Diketahui, pada 2023 lalu Kotim sempat digemparkan dengan kasus keracunan massal hingga menyebabkan satu orang meninggal dunia di Kota Sampit akibat mengkonsumsi kue yang dijual sebagai menu berbuka puasa atau takjil.
Untuk mencegah hal tersebut terulang, BBPOM Palangka Raya selalu berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kotim untuk masalah keamanan pangan di Pasar Ramadhan. Jika ada laporan kasus, maka pihaknya akan langsung turun ke lapangan bersama Satgas KLB Keracunan Pangan. Namun, untuk saat ini pihaknya tidak menerima laporan demikian.
“Tentunya kita berharap kejadian tahun lalu tidak terulang lagi. Semoga masyarakat lebih aware (sadar) terhadap kesehatan. Di sisi lain kami akan selalu mendukung dengan pengawasan yang intensif,” ujar Doris.
Meski hasil uji sampel cepat semuanya negatif, Doris tetap mengingatkan kepada pedagang atau penjual jajanan takjil untuk betul-betul memperhatikan kualitas pangan yang dijual agar tidak sampai merugikan masyarakat.
Sementara itu, Staf Bidang Sumber Daya Kesehatan (SDK) Dinkes Kotim Saulina Aritonang menyampaikan terima kasih kepada BBPOM Palangka Raya yang terus mendukung bidang kesehatan di Kotim.
“Saat menunggu hasil uji sampel tadi saya juga sempat deg-degan. Syukurnya, pedagang kita sudah mengerti mana yang baik atau aman untuk masyarakat, sehingga hasilnya semua negatif,” sebutnya.
Ia berharap kesadaran para pedagang akan pentingnya menjaga kualitas pangan dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan. Disamping terus menjalin kerja sama dengan BBPOM Palangka Raya, Dinkes Kotim juga akan terus melakukan pembinaan kepada pedagang atau pelaku usaha.
Baca juga: BBPOM: Kesadaran pelaku usaha di Sampit terhadap keamanan produk meningkat
Baca juga: DPRD Kotim berharap penyelesaian jalan tembus Pulau Hanaut terwujud
Baca juga: Pemkab Kotim terus upayakan jalan alternatif menuju Pelabuhan Bagendang
“Kami telah melakukan pengujian terhadap 40 sampel takjil, alhamdulillah hasilnya memenuhi syarat dan tidak mengandung bahan tambahan berbahaya,” kata Staf BBPOM Palangka Raya Doris Wahyu di Sampit, Rabu.
Doris menjelaskan, kegiatan rutin yang dilaksanakan pihaknya tersebut dalam rangka pengamanan dan pengawasan sarana distribusi pangan olahan di Kota Sampit selama Ramadhan dan menjelang Lebaran.
Pagi hari pihaknya membagi tim untuk melakukan inspeksi dadakan (sidak) di sejumlah toko retail modern untuk memastikan produk makanan yang dijual memang layak edar, baik dari segi kemasan, kedaluwarsa dan perizinannya.
Kemudian, sore hari dilanjutkan dengan uji sampel tersebut jajanan yang dijual di sejumlah sentra takjil di Sampit. Ada empat titik yang menjadi sasaran pengambilan sampel, antara lain Jalan Muchran Ali, Jalan Hasan Mansyur, Jalan Christopel Mihing dan Jalan S Parman atau Pasar Ramadhan Taman Kota Sampit.
“Tujuan dari uji sampel ini untuk memastikan takjil yang dijual di Pasar Ramadhan maupun sentra penjualan takjil lainnya berkualitas, sehat dan aman dikonsumsi,” ucapnya.
Pengambilan dan pemeriksaan sampel dilakukan untuk menjamin keamanan pangan dari bahan tambahan pangan yang membahayakan kesehatan. Parameter pemeriksaan kimia berupa pewarna kuning (Metanil yellow), formalin, boraks dan Rhodamin-B.
Baca juga: Kapolda Kalteng Safari Ramadhan perkuat toleransi umat beragama
Diketahui, pada 2023 lalu Kotim sempat digemparkan dengan kasus keracunan massal hingga menyebabkan satu orang meninggal dunia di Kota Sampit akibat mengkonsumsi kue yang dijual sebagai menu berbuka puasa atau takjil.
Untuk mencegah hal tersebut terulang, BBPOM Palangka Raya selalu berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kotim untuk masalah keamanan pangan di Pasar Ramadhan. Jika ada laporan kasus, maka pihaknya akan langsung turun ke lapangan bersama Satgas KLB Keracunan Pangan. Namun, untuk saat ini pihaknya tidak menerima laporan demikian.
“Tentunya kita berharap kejadian tahun lalu tidak terulang lagi. Semoga masyarakat lebih aware (sadar) terhadap kesehatan. Di sisi lain kami akan selalu mendukung dengan pengawasan yang intensif,” ujar Doris.
Meski hasil uji sampel cepat semuanya negatif, Doris tetap mengingatkan kepada pedagang atau penjual jajanan takjil untuk betul-betul memperhatikan kualitas pangan yang dijual agar tidak sampai merugikan masyarakat.
Sementara itu, Staf Bidang Sumber Daya Kesehatan (SDK) Dinkes Kotim Saulina Aritonang menyampaikan terima kasih kepada BBPOM Palangka Raya yang terus mendukung bidang kesehatan di Kotim.
“Saat menunggu hasil uji sampel tadi saya juga sempat deg-degan. Syukurnya, pedagang kita sudah mengerti mana yang baik atau aman untuk masyarakat, sehingga hasilnya semua negatif,” sebutnya.
Ia berharap kesadaran para pedagang akan pentingnya menjaga kualitas pangan dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan. Disamping terus menjalin kerja sama dengan BBPOM Palangka Raya, Dinkes Kotim juga akan terus melakukan pembinaan kepada pedagang atau pelaku usaha.
Baca juga: BBPOM: Kesadaran pelaku usaha di Sampit terhadap keamanan produk meningkat
Baca juga: DPRD Kotim berharap penyelesaian jalan tembus Pulau Hanaut terwujud
Baca juga: Pemkab Kotim terus upayakan jalan alternatif menuju Pelabuhan Bagendang