Benarkah lingkungan padat penduduk lebih berisiko menularkan TB?

Kamis, 28 Maret 2024 11:14 WIB

Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis anak dr. Arifianto, Sp.A(K) mengatakan lingkungan dengan jumlah penduduk padat memiliki risiko tinggi dalam penularan bakteri Mycobacterium tuberculosis yang dapat menyebabkan penyakit tuberkulosis (TB).

"(Lingkungan) yang disukai TB itu adalah yang sangat padat penduduk ya terutama di area yang satu rumah (luasnya) cuma beberapa meter tapi orangnya banyak," kata Arifianto dalam sebuah sesi diskusi daring yang digelar pada Selasa.

Dokter yang berpraktik di RSUD Pasar Rebo ini menjelaskan risiko penularan TB juga semakin tinggi apabila tinggal di lingkungan yang tidak sehat misalnya di tempat itu terdapat perokok.

Baca juga: Dokter : Ibu dengan TB tetap bisa menyusui selama taat prokes

Meskipun rokok tidak dapat menyebabkan TB, katanya, kondisi orang yang terinfeksi TB akan semakin parah apabila menghirup asap rokok.

Di sisi lain, Arifianto menekankan penularan TB juga bisa terjadi di lingkungan yang tidak terlalu padat serta terjaga kebersihannya apabila dalam lingkungan tersebut terdapat orang yang terinfeksi TB.

"Misalnya dia tinggal cuma berdua atau bertiga di rumah yang ukurannya besar tapi satu orang positif, dia sakit dan dia kontak erat sama orang lain tetap orang ini bisa tertular," ujar Arifianto.

Baca juga: Kemenkes lacak penderita TBC hingga ke rumah-rumah

Menurutnya, kontak erat dengan orang yang tertular merupakan kunci dari penyebaran penyakit tuberkulosis. Oleh karena itu, dia mendorong upaya pemutusan rantai penularan guna mencegah penyebaran penyakit tuberkulosis.

"Kalau ketemu satu pasien TB jangan cuma ngobatin dia aja, langsung investigasi kontak. Anak ini tinggal sama siapa, orang dewasa ini tinggal sama siapa, semua orang harus dites di-screening sakit TB atau enggak dan harus benar-benar diobati," ucapnya.

Baca juga: Ini alasan penyandang HIV wajib segera konsumsi obat cegah TBC

Arifianto juga menganjurkan untuk menjaga pencahayaan dari sinar matahari dan sirkulasi rumah dalam kondisi yang baik karena dapat membantu membasmi bakteri Mycobacterium tuberculosis.

"Sirkulasi udara, pencahayaan penting sekali karena bakteri itu bisa bertahan di lingkungan luar. Tapi dengan adanya sirkulasi yang baik paparan matahari yang cukup itu akan mempercepat mematikan si bakteri tuberculosis," kata Arifianto.

Baca juga: Pelaku usaha diminta tak pecat karyawan yang kena TBC

Baca juga: Gejala TBC paru yang perlu diwaspadai

Baca juga: Adakah tes rapid untuk deteksi tuberkolusis?

Pewarta : Farhan Adra Nugraha
Uploader : Admin Kalteng
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Lapas Sampit optimalkan skrining cegah penularan HIV dan TBC

05 July 2024 17:38 Wib

Obat TBC untuk ibu hamil dinilai tidak berbahaya

21 June 2024 16:55 Wib

Tips beri obat TBC pada anak, berikan saat perut kosong

20 June 2024 18:12 Wib

Kotim turut gencar bergerak mengakhiri TBC di Indonesia

02 June 2024 21:29 Wib

Kasus TBC anak di Indonesia meningkat sejak tiga tahun terakhir

25 April 2024 16:39 Wib
Terpopuler

Basirun resmi dilantik jadi Wakil Ketua I DPRD Kota Palangka Raya

Kabar Daerah - 18 November 2024 13:22 Wib

KPK panggil mantan Gubernur Kalsel Sahbirin Noor

Kabar Daerah - 19 November 2024 8:37 Wib

Timnas futsal putri Indonesia lumat Myanmar

Olahraga - 20 November 2024 8:10 Wib

Ragnar Oratmangoen tekankan pentingnya konsistensi usai tekuk Saudi

Olahraga - 21 November 2024 5:31 Wib

Kedubes Arab Saudi kembali berangkatkan 50 WNI umrah gratis

Kabar Daerah - 21 November 2024 19:48 Wib