Palangka Raya (ANTARA) - Memasuki hari keempat usai Lebaran Idul Fitri 1445 Hijriah, arus balik di jalur Trans Kalimantan penghubung Kabupaten Barito Timur-Kota Palangka Raya dan sejumlah kabupaten lain di wilayah Provinsi Kalimantan Tengah, mulai ramai.
"Hari ini saya sekeluarga pulang dari Kabupaten Barito Timur. Di tempat persinggahan di pinggir jalan, banyak warga yang beristirahat melepas lelah," kata Dwi di Palangka Raya, Minggu.
Pria tiga anak ini mengatakan, selama perjalanan darat dengan waktu tempuh sekitar lima sampai enam jam, dia juga bertemu rombongan pemudik lain, baik menggunakan motor, mobil pribadi maupun angkutan travel.
"Waktu singgah di warung, kebanyakan dari mereka merupakan warga yang kembali usai mudik. Kondisi jalan pun lebih ramai dari hari-hari biasa," katanya.
Pria yang sebelumnya berlebaran di Kecamatan Ampah itu mengaku memilih kembali ke Kota Palangka Raya mendekati akhir masa cuti karena memanfaatkan momen tersebut untuk berkumpul lebih lama bersama keluarga besarnya.
Sementara itu, salah seorang penjaga toko kawasan Simpang Pujon, Kecamatan Timpah, Lina mengatakan, sejak Jumat lalu banyak pemudik yang kembali ke arah Kota Palangka Raya singgah di warungnya.
"Perkiraan saya, hari ini adalah puncak arus balik, mengingat besok adalah masa cuti Idul Fitri berakhir," katanya.
"Biasanya untuk arus balik, paling ramai singgah di sini pada Lebaran ketiga sampai hari kedua sebelum masa cuti berakhir. Untuk omzet di hari biasa bisa dapat Rp500 ribu sampai Rp1 juta. Sementara pada momen ini bisa mencapai Rp3 juta sampai Rp4 juta," katanya.
Baca juga: Disdik minta peserta didik di Palangka Raya tak tambah libur Lebaran
Kawasan Simpang Pujon, Kecamatan Timpah, Kabupaten Kapuas merupakan salah satu tempat utama pengguna jalur Trans Kalimantan untuk beristirahat.
Waktu tempuh dari Kota Palangka Raya sekitar dua hingga tiga jam perjalanan untuk sampai ke lokasi ini. Kemudian tempat istirahat yang dilengkapi jejeran warung ini juga berjarak sekitar satu setengah hingga dua jam dari Kabupaten Barito Selatan.
Bagi pemudik atau pengguna jalan, lokasi ini menjadi tempat yang tepat untuk melepas lelah.
Di lokasi ini para pemudik itu ada yang membeli kopi, es teh ada yang makan, ngemil dan ada juga yang beli BBM atau bahkan hanya menumpang beristirahat sambil ke toilet. Rata-rata mereka merupakan warga yang akan ke Palangka Raya usai Lebaran di kampung halaman.
Jalan Trans Kalimantan ini ramai pengendara, namun kondisi arus balik tetap lancar. Hal itu karena jalur yang rata-rata melintasi kawasan hutan dan perkebunan itu tidak sepadat jalur mudik di kawasan pulau Jawa.
Jalur itu sendiri merupakan penghubung Kota Palangka Raya dengan sejumlah wilayah lain di Kalteng, seperti wilayah Kabupaten Pulang Pisau, Kapuas, Gunung Mas, Barito Selatan, Barito Utara, Barito Timur dan Murung Raya.
Kondisi di jalan Trans Kalimantan tersebut rata-rata beraspal namun untuk di beberapa titik terdapat jalan berlubang, bergelombang. Kontur jalan yang cenderung datar dan tak banyak kelokan membuat pengendara harus selalu menjaga konsentrasi.
Dalam rangka memberikan rasa aman dan nyaman kepada pemudik, aparat kepolisian, pemerintah daerah bersama sejumlah pihak terkait mendirikan posko-posko mudik.
Sejumlah rambu-rambu dan marka jalan juga dipasang sebagai upaya meningkatkan kewaspadaan dan konsentrasi pengendara.
Baca juga: Sebuah mobil terbakar, diduga usai melangsir BBM di SPBU Palangka Raya
Baca juga: Disdukcapil Palangka Raya utamakan layanan kependudukan korban kebakaran
Baca juga: Warga Palangka Raya dikagetkan ular piton jatuh dari plafon rumahnya
"Hari ini saya sekeluarga pulang dari Kabupaten Barito Timur. Di tempat persinggahan di pinggir jalan, banyak warga yang beristirahat melepas lelah," kata Dwi di Palangka Raya, Minggu.
Pria tiga anak ini mengatakan, selama perjalanan darat dengan waktu tempuh sekitar lima sampai enam jam, dia juga bertemu rombongan pemudik lain, baik menggunakan motor, mobil pribadi maupun angkutan travel.
"Waktu singgah di warung, kebanyakan dari mereka merupakan warga yang kembali usai mudik. Kondisi jalan pun lebih ramai dari hari-hari biasa," katanya.
Pria yang sebelumnya berlebaran di Kecamatan Ampah itu mengaku memilih kembali ke Kota Palangka Raya mendekati akhir masa cuti karena memanfaatkan momen tersebut untuk berkumpul lebih lama bersama keluarga besarnya.
Sementara itu, salah seorang penjaga toko kawasan Simpang Pujon, Kecamatan Timpah, Lina mengatakan, sejak Jumat lalu banyak pemudik yang kembali ke arah Kota Palangka Raya singgah di warungnya.
"Perkiraan saya, hari ini adalah puncak arus balik, mengingat besok adalah masa cuti Idul Fitri berakhir," katanya.
"Biasanya untuk arus balik, paling ramai singgah di sini pada Lebaran ketiga sampai hari kedua sebelum masa cuti berakhir. Untuk omzet di hari biasa bisa dapat Rp500 ribu sampai Rp1 juta. Sementara pada momen ini bisa mencapai Rp3 juta sampai Rp4 juta," katanya.
Baca juga: Disdik minta peserta didik di Palangka Raya tak tambah libur Lebaran
Kawasan Simpang Pujon, Kecamatan Timpah, Kabupaten Kapuas merupakan salah satu tempat utama pengguna jalur Trans Kalimantan untuk beristirahat.
Waktu tempuh dari Kota Palangka Raya sekitar dua hingga tiga jam perjalanan untuk sampai ke lokasi ini. Kemudian tempat istirahat yang dilengkapi jejeran warung ini juga berjarak sekitar satu setengah hingga dua jam dari Kabupaten Barito Selatan.
Bagi pemudik atau pengguna jalan, lokasi ini menjadi tempat yang tepat untuk melepas lelah.
Di lokasi ini para pemudik itu ada yang membeli kopi, es teh ada yang makan, ngemil dan ada juga yang beli BBM atau bahkan hanya menumpang beristirahat sambil ke toilet. Rata-rata mereka merupakan warga yang akan ke Palangka Raya usai Lebaran di kampung halaman.
Jalan Trans Kalimantan ini ramai pengendara, namun kondisi arus balik tetap lancar. Hal itu karena jalur yang rata-rata melintasi kawasan hutan dan perkebunan itu tidak sepadat jalur mudik di kawasan pulau Jawa.
Jalur itu sendiri merupakan penghubung Kota Palangka Raya dengan sejumlah wilayah lain di Kalteng, seperti wilayah Kabupaten Pulang Pisau, Kapuas, Gunung Mas, Barito Selatan, Barito Utara, Barito Timur dan Murung Raya.
Kondisi di jalan Trans Kalimantan tersebut rata-rata beraspal namun untuk di beberapa titik terdapat jalan berlubang, bergelombang. Kontur jalan yang cenderung datar dan tak banyak kelokan membuat pengendara harus selalu menjaga konsentrasi.
Dalam rangka memberikan rasa aman dan nyaman kepada pemudik, aparat kepolisian, pemerintah daerah bersama sejumlah pihak terkait mendirikan posko-posko mudik.
Sejumlah rambu-rambu dan marka jalan juga dipasang sebagai upaya meningkatkan kewaspadaan dan konsentrasi pengendara.
Baca juga: Sebuah mobil terbakar, diduga usai melangsir BBM di SPBU Palangka Raya
Baca juga: Disdukcapil Palangka Raya utamakan layanan kependudukan korban kebakaran
Baca juga: Warga Palangka Raya dikagetkan ular piton jatuh dari plafon rumahnya