Metode penyembuhan kanker darah dengan stem cell

Senin, 22 April 2024 17:42 WIB

Jakarta (ANTARA) - Dokter Spesialis Penyakit Dalam dari Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr Kariadi, Semarang, Jawa Tengah, Budi Setiawan memaparkan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell.

"Sel punca ini adalah sel mula-mula dari manusia, dia bisa tumbuh menjadi sel apa. Kalau dia ditempatkan di sumsum tulang, dia bisa juga membentuk sel-sel baru yang sehat," katanya dalam diskusi tentang kanker darah yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin.

Budi memaparkan proses pengobatan kanker darah dengan sel punca diawali dengan menghilangkan sel ganas yang terletak pada sumsum tulang pasien terlebih dahulu, agar sel yang akan ditransplantasi tidak tercampur dengan sel ganas.

Setelah menghilangkan sel ganasnya, lanjut dia, dokter akan mencangkokkan sel punca ke bagian sumsum tulang agar sel yang dicangkokkan dapat tumbuh menjadi sel baru yang tidak merusak.

Baca juga: Mengenal gejala kanker darah Multiple Myeloma

"Jadi, sel darah yang sudah rusak dari pasien kanker itu dibuang, kemudian dimasuki stem cell atau sum-sum tulang yang sehat tadi. Harapannya, stem cell yang sehat ini tumbuh, tapi tumbuhnya menjadi yang sehat, tidak yang kanker," ujarnya.

Terkait sel punca yang digunakan, Budi menjelaskan sel punca dapat bersumber dari diri pasien sendiri maupun orang lain yang mendonorkan.

Jika pasien ingin melakukan pengobatan menggunakan sel puncanya sendiri, jelasnya, maka pasien harus dipastikan sehat dan bebas atau remisi dari kanker. Sedangkan jika sel punca bersumber dari donor, maka sel punca yang didonorkan harus dipastikan cocok sepenuhnya dengan sumsum tulang penerima.

Metode pengobatan dengan transplantasi sel punca ini, kata Budi, memiliki five years survival rate atau rata-rata masa hidup lima tahun sebanyak 56 persen, dibandingkan dengan pasien yang tidak melakukan metode ini dengan sekitar 10 persen saja.

Baca juga: Makanan dihangatkan di microwave sebabkan sel kanker lebih banyak dalam darah hoaks

"Kira-kira ini bisa menjadi salah satu usaha. Kalau dulu mungkin banyak yang kemoterapi lalu sukses, tapi langsung relapse (kambuh), setelah relapse nanti tidak bisa ditolong, meninggal, dan sebagainya, ini mempunyai waktu relapse yang mungkin lebih panjang," ucapnya.

Untuk mencegah terjadinya kanker, Budi menganjurkan masyarakat untuk menjaga kesehatan dengan memperhatikan pola makan diri dan keluarga, serta aktivitas fisiknya guna mencegah terjadinya kanker darah.

Selain itu ia juga mendorong masyarakat untuk melakukan deteksi dini kanker agar diketahui sejak stadium awal guna mempermudah proses pengobatan.

Baca juga: Jenis kanker yang bisa dideteksi melalui tes darah

Baca juga: Jenis kanker yang sering menyerang anak-anak

Baca juga: Tidak hanya keluarga, orang lain bisa jadi pendonor pasien kanker darah

Pewarta : Sean Filo Muhamad
Uploader : Admin Kalteng
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

BPJS Kesehatan galang aksi donor darah nasional sambut HUT RI

15 August 2024 0:06 Wib

Dokter ingatkan anemia pada ibu hamil tak boleh disepelekan

13 August 2024 14:38 Wib

Disdik Kotim soroti maraknya kasus cuci darah pada anak

09 August 2024 19:57 Wib

Berikut pilihan sarapan sehat bantu kendalikan kadar gula darah

07 August 2024 11:22 Wib

Film horor 'Janji Darah' akan tayang di bioskop mulai 4 Juli 2024

02 July 2024 9:30 Wib
Terpopuler

Benarkah Jokowi dan Prabowo menyanyikan lagu Cinta dan Permata? Ini faktanya

Kabar Daerah - 15 October 2024 12:02 Wib

Razak-Sri Suwanto fokus buka lapangan kerja, tingkatkan pertumbuhan UMKM

Kabar Daerah - 16 October 2024 12:43 Wib

Distribusi surat suara nasional untuk pilkada sudah 50 persen

Nasional - 18 jam lalu

Pemkot Palangka Raya diminta pastikan ASN netral selama Pilkada 2024

Kabar Daerah - 11 October 2024 15:47 Wib

Apa bahaya dari telur yang terkontaminasi salmonella?

Lifestyle - 13 October 2024 19:24 Wib