Berikut 5 langkah tepat untuk memitigasi serangan 'ransomware'

Jumat, 28 Juni 2024 12:03 WIB

Jakarta (ANTARA) -
Perusahaan keamanan siber ITSEC Asia memberikan lima langkah tepat untuk memitigasi serangan ransomware yang saat ini marak terjadi dan dapat dilakukan dalam menghadapi potensi terjadinya peretasan.

“Seluruh sistem teknologi yang kita kenal dan manfaatkan saat ini, seperti IT, OT, dan IoT selalu mengalami perkembangan. Begitu juga dengan jenis dan variasi ancaman siber, yang terus berevolusi untuk menerobos sistem keamanan siber yang semakin mutakhir,” kata Presiden Direktur PT ITSEC Asia Tbk Joseph Lumban Gaol, dikutip dari keterangan pers yang diterima di Jakarta, Jumat.

“Maka dari itu, penting bagi industri, bisnis, dan instansi untuk terus melakukan pembaruan terhadap sistem keamanan informasi yang mereka miliki, terutama bagi industri atau instansi yang bergerak dalam sektor Infrastruktur Informasi Vital (IIV)”.

Baca juga: Ini Tips Atasi Ransomware Petya

Untuk memitigasi serangan Ransomware yang mungkin terjadi di masa depan, berikut lima langkah tepat dalam menanganinya.

1. Mengendalikan penyebaran malware

Langkah pertama yang harus dilakukan saat terjadi kebocoran data adalah mengendalikan penyebarannya. Perlu dilakukan isolasi terhadap sistem yang terpengaruh dari jaringan untuk mencegah penyebaran malware atau Unauthorized Acces yang lebih buruk.

Jika memungkinkan, lakukan Access Segmentation untuk membatasi kebocoran dalam area tertentu, sehingga kebocoran yang terjadi tidak meluas ke sistem lain. Selama proses ini, penting untuk memastikan bahwa layanan kritis tetap beroperasi agar gangguan terhadap layanan publik dapat diminimalisir.

2. Mengidentifikasi kerusakan yang terjadi

Setelah peretasan berhasil dikendalikan, langkah berikutnya adalah melakukan penilaian mendalam untuk melihat seberapa parah peretasan yang terjadi.

Sistem dan data yang terkena serangan perlu diidentifikasi dengan menggunakan alat dan teknik forensik untuk memahami sifat peretasan.

Selain itu, penting untuk melihat jenis data yang telah berhasil diambil alih oleh peretas, seperti data pribadi, informasi keuangan atau dokumen rahasia, serta potensi dampaknya terhadap individu dan organisasi.

Analisis bagaimana pelanggaran terjadi, apakah melalui phishing, malware, atau ancaman dari dalam. Hal ini penting untuk mencegah insiden serupa di masa depan.

Baca juga: Hati-hati! Ini Cara Kerja Ransomware Petya

3. Melakukan komunikasi terhadap pengguna layanan

Salah satu bentuk tanggung jawab yang perlu dilakukan oleh penyedia layanan ketika terjadi krisis, seperti peretasan dan kebocoran data adalah melakukan notifikasi dan edukasi ke para pengguna agar mereka dapat mengantisipasi risiko yang lebih besar.

Notifikasi yang transparan penting agar pengguna tahu bahwa data mereka telah terdampak, sehingga ada kewaspadaan dari mereka sendiri. Misalnya, dalam menerima kontak yang tidak dikenal dalam melancarkan modus kejahatan, dan tidak sembarang percaya melakukan verifikasi pada data yang telah diretas.

Perusahaan atau instansi memegang peran penting dalam mengedukasi langkah-langkah yang perlu diambil terhadap pengguna yang datanya terdampak.

4. Mengembangkan redundant atau duplication system

Salah satu aspek yang perlu dipertimbangkan oleh perusahaan atau instansi dalam mengelola data-datanya adalah sistem cadangan atau ‘Redudancy’, yakni aspek terpenting dari infrastruktur data center.

Komponen cadangan ini penting untuk memastikan data dan layanan dapat tetap diakses dalam kondisi apapun. Dengan redundancy, sistem di dalam data center dapat terus bekerja dan data akan tetap tersedia sekalipun mengalami gangguan.

Menerapkan Load Balancing dan Data Replication di beberapa data center yang berbeda juga dapat meningkatkan lapisan redudancy yang dapat membantu instansi atau perusahaan untuk tetap dapat memberikan layanan mereka dalam masa krisis.

Baca juga: Awas! Peretas gunakan aplikasi ChatGPT palsu untuk sebarkan malware

Selain itu, backup system dalam SOP pelayanan, seperti verifikasi memakai data lain yang tidak terdampak juga dapat menjadi opsi agar layanan dapat segera pulih.

5. Meningkatkan sistem keamanan siber secara berkelanjutan

Terakhir, tingkatkan infrastruktur keamanan siber perusahaan dan instansi secara bertahap dan menyeluruh. Implementasikan langkah-langkah keamanan yang telah di-update, seperti Multi-Factor Authentication (MFA), Network Segmentation, dan Threat Detection yang baik.

Berikan juga pelatihan kepada anggota dan karyawan secara bertahap tentang kesadaran pentingnya keamanan siber. Selain itu, lakukan Security Audit dan penilaian kerentanan (vulnerability assessments) secara teratur untuk mengidentifikasi dan mengatasi ancaman dan ancaman baru.

Baca juga: Berikut lima ancaman siber bagi UMKM di tahun 2023

Baca juga: Microsoft: Ukraina dan Polandia jadi target serangan ransomware

Baca juga: Ribuan berkas berbahaya tersebar di internet sepanjang 2021

Pewarta : Vinny Shoffa Salma
Uploader : Admin Kalteng
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Mengenal pengobatan baru untuk serangan asma dan PPOK

01 December 2024 17:02 Wib

Mengenal serangan panik dan kecemasan serta cara meredakannya

28 November 2024 9:41 Wib

Hamas nyatakan sandera tewas di Gaza akibat gencarnya serangan Israel

24 November 2024 17:16 Wib

Personel UNIFIL terluka setelah beberapa serangan di Lebanon

21 November 2024 7:32 Wib

Hizbullah akui tewasnya kepala hubungan media akibat serangan Israel

19 November 2024 8:52 Wib
Terpopuler

Pengusaha siap patuhi penerapan UMK di Kotim

Kabar Daerah - 12 jam lalu

Satpol PP Palangka Raya segel sejumlah baliho diduga tak berizin

Kabar Daerah - 05 December 2024 15:52 Wib

Timnas Indonesia putri berterima kasih pada masyarakat usai juara AFF

Olahraga - 06 December 2024 8:34 Wib

Pemkab harus hadir ditengah-tengah masyarakat ketika tertimpa musibah, kata Pj Bupati Kobar

Kabar Daerah - 09 December 2024 15:57 Wib

Orang tua diminta awasi anak dalam penggunaan media sosial

Kabar Daerah - 07 December 2024 17:33 Wib